(PM~006) "IMAN YANG BERSYARAT"

Bacaan Alkitab: Yohanes 20:24-29

Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (Yoh. 20:29)

Di kalangan Dunia Teologia ada tiga jenis iman, antara lain, Iman Historis, Iman sementara dan iman sejati. Dari ketiga jenis iman ini, satu di antaranya tentu sangat sulit untuk memilikinya, yaitu iman sejati. Iman Historis/iman tradisi adalah iman yang dimiliki seseorang karena keturunannya sudah percaya kepada TUHAN, namun imannya belum tentu sejati. Demikian juga dengan iman sementara atau iman yang sering juga disebut iman mujizat, kalau ada mujizat baru percaya.

Iman sejati adalah iman tanpa syarat, yaitu iman seperti yang tertulis di dalam Ibrani 11:1. Dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. TUHAN Yesus berkata “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya” (Yoh. 20:29b). Inilah iman tanpa syarat. Namun ada juga iman yang bersyarat. Apa itu iman yang bersyarat? Iman yang bersyarat adalah sebagai berikut:

I. Iman Yang menuntut Bukti, baru Percaya (Ay. 25, 27-28)
1. Tomas Menuntut Bukti “Sekali-kali aku tidak akan percaya”
(ay. 25, 27-28)

2. Petrus dan Yohanes menuntut bukti. Mereka Ingin
membuktikan sendiri bahwa Yesus sudah bangkit
(Yoh. 20:1-10)

II. Iman Yang menuntut Hasil, baru percaya
1. Takut Kehilangan: hal Mengikut Yesus (Luk.9: 57-62)

2. Seorang Muda yang Kaya, menitikberatkan hartanya
dari pada mengikut Yesus (Mat. 19:16-22)

3. Cari dahulu kerajaan Allah, Yang lain akan ditambahkan
kepadamu (Mat. 6:33)

4. Serahkanlah Hidupmu dan percayalah, maka TUHAN
akan bertindak (Mzm. 37:5).

Tetapi yang TUHAN mau adalah iman tanpa syarat; “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya”. Dalam Mazmur 37:5, jelas bahwa iman yang menuntut Allah bertindak, bukan tindakan Allah menuntut kita beriman. Iman kita menggerakkan hati TUHAN untuk bertindak sesuai dengan kebutuhan kita. Salah satu contohnya adalah iman dari seorang perempuan Kanaan atau perempuan Siro Fenisia; Dihambat, diusir, tidak dipedulikan, dan menjadi korban perasaan, namun ia tetap percaya kepada TUHAN, sebelum TUHAN bertindak (Mat. 15:21-28), semakin dihambat semakin maju, semakin ditentang, semakin mendekat. Inilah iman yang sejati, iman yang tanpa syarat. Tidak menuntut bukti dan tidak menuntut hasil untuk mendeklarasikan imannya kepada TUHAN.

Bagaimana Dengan kita? Apakah kita memiliki iman yang bersyarat atau iman tanpa syarat? Menuntut Bukti dan menuntut hasil baru percaya? Atau percaya bahwa TUHAN akan menyatakan yang terbaik setelah kita percaya. Firman TUHAN katakan, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Petrus 5:7).

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih atas kunjungan dan dukungan anda. TUHAN Yesus memberkati. Semua Artikel dan Renungan yang ada di blog ini, boleh disalin/ dicopy tanpa ijin. Berikan Komentar dengan sopan dan dukung terus untuk kemuliaan nama TUHAN Yesus Juruselamat kita. Salam Dalam Kasih Kristus.

Contact Form

Name

Email *

Message *