Bacaan Alkitab: Lukas 19:36-44
"Dan Ketika YESUS telah dekat dan melihat kota itu (Yerusalem), Ia menangisinya" (ay. 41).
Hati yang penuh belas kasihan, kemauan dan tindakan yang berbalutkan
kasih dan kerelaan, namun kenyataan menjawab dengan cara yang
sebaliknya.
Tantangan yang akan berakhir dengan maut tak
menghentikan derap langkah-Nya untuk tetap melanglah maju untuk sebuah
tujuan. Penolakan, dera dan siksaan mengangakan mulutnya menyambut
kedatangan-Nya. Inikah jawaban dari semuanya yang membuat Yesus
menangis? Tidak!
1. YESUS
menangis karena Ia melihat kebutuhan besar bagi penduduk kota Yerusalem,
namun mereka tidak pernah menyadari akan kebutuhan itu (ay. 42a).
2. YESUS menangis karena keterbatasan mereka memahami kenyataan yang akan terjadi (ay. 42b-
44).
44).
Untaian kata-kata dalam pujian dan gema sorak-soraian tidak dapat
membendung air mata melihat kenyataan yang harus segera tertadi
(ay.36-38). Inilah air mata ketulusan, keiklasan dan kesiapan untuk
berkorban walau harus menanggung derita.
Kita sering membuat
YESUS menangis, karena kita menolak Dia melakukan kehendak-Nya atas
hidup kita, mengeraskan hati, membatasi kuasa TUHAN bekerja atas hidup
kita. Sebab penolakan kita dengan cara-cara yang kita sadari atau tidak,
akan segera sampai kepada titik kenhancurannya (ay.43-44). Ia menangis
bukan karena takut menghadapi maut, tetapi karena belas kasihan dan
ketulusan, namun kasih-Nya akan bertepuk sebelah tangan.
Ijinkan
YESUS melakukan kehendak-Nya bagi hidup kita. Sadarilah segala kelemahan
kita. Ia mengasihi kita, dan Ia selalu peka melihat kebutuhan kita.
Jangan biarkan Dia "menangis". Nikmatilah dan rasakan kebesaran
kasih-Nya atas hidup kita. TUHAN memberkati.
Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA
KeTUT MARDIASA
No comments:
Post a Comment