Bacaan Alkitab: Mazmur 42:1-12
Ada waktu,
di mana seakan-akan Allah tidak pernah ada, atau tidak ada sama sekali.
Saat-saat kita membutuhkan-Nya, dalam kondisi berada dalam suatu titik
terendah, tak berdaya, namun TUHAN seakan tidak merespon kondisi yang
kita alami, sementara kita melihat kebahagiaan orang-orang fasik merekah
bak mentari pagi yang memancarkan sinarnya.
Mungkin hal serupa
dialami oleh Pemazmur. Hari-harinya diwarnai dengan derai air mata (ay.
4), jiwanya tertekan karena kenyataan yang harus ia terima (ay. 6a, 7a,
12a). Seakan Allah sudah tidak peduli dan meninggalkannya (ay.10).
Bahkan ia menjadi cemoohan orang dan mereka bertaka "DI MANAKAH ALLAHMU?" (Ay. 4b, 11b).
Apakah pemazmur berhenti untuk mempercayai Allah? TIDAK! Justru kondisi
itu dijadikann sebagai kesempatan untuk mencari Allah, dengan melihat
perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di masa lampau (ay. 7b-9).
1. Ia merindukan persekutuan dengan Allah. Ia percaya kepada Allah yang hidup, ingin menyatakan bahwa Allah itu ada (ay. 2-3).
2. Ia bergairah untuk mencari dan menemukan kehendak Allah. Ia
menerobos kepadatan manusia untuk sampai di rumah Allah (ay. 5).
3. Ia menaruh harapannya kepada Allah dan meyakini bahwa Allah adalah sumber pertolongannya (ay. 6, 12).
4. Ia merenungkan kembali karya-karya dan kasih Allah yang sudah
dinyatakan-Nya (ay. 7-9) yang membuktikan Allah itu pernah Ada, selalu
ada dan akan terus ada.
Pemazmur tidak mau terlarut dalam kondisi
yang terpuruk. Ia tidak memberi kesemapatan kepada dirinya untuk
memprotes dan mempertanyakan keadilan Allah, tetapi justru memberi
kesempatan kepada Allah untuk menyatakan diri-Nya bahwa Ia ada dan akan
terus ada, walaupun orang berkata "DI MANAKAH ALLAHMU?".
Kita
sering berpikir bahwa Allah tidak berpihak kepada kita, dan kita mencoba
untuk terus berlari dan berlari menjauhi TUHAN. Padahal semua yang
terjadi justru ingin membuat kita semakin berserah diri kepada-Nya. Kita
akan semakin lemah dan terpuruk jika kita terus menjauh dari Allah.
Mari belajar dari pemazmur. TUHAN memberkati.
Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA
KeTUT MARDIASA
No comments:
Post a Comment