Bacaan Alkitab: Lukas 18:9-14
Sadar ataupun tidak, diakui ataupun tidak, manusia terlalu sulit untuk
menilai atau melihat kondisi atau keberadaan diri yang sebenarnya.
Menilai orang lain jauh lebih mudah dibandingkan menilai diri sendiri
(Baca Matius 7:1-5; Tentang Hal menghakimi).
Hal serupa juga
terjadi dalam perumpamaan TUHAN Yesus dalam Lukas 18:10-12. Orang-orang
Fasiri meninggikan diri menganggap diri benar dan beribadah kepada
TUHAN, karena melakukan dan menaati hukum Taurat secara mutlak (Lihat:
FARISI dalam Kamus Alkitab atau bc renungan Kode (PM~020).
Namun apakah TUHAN YESUS membenarkan
orang-orang Farisi itu karena perbuatannya? Tidak! (ay. 14a). TUHAN
YESUS justru melihat ketulusan hati orang berdosa dari pengakuan atas
segala kekurangan dan kelemahannya: "Tetapi pemungut cukai itu berdiri
jauh- jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia
memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini"
(Ay. 13).
Sesaleh apapun
kita hidup, kita tidak akan kebal akan dosa. Pengakuan orang Farisi
membuktikan bahwa ia tidak dapat dibenarkan atas perbuatannya. Tetapi
pengakuan Pemungut pajak itu dibenarkan oleh TUHAN:
1. PENGAKUAN AKAN KESADARAN DAN KELEMAHAN DIRI DI HADAPAN ALLAH (ay. 13a). Ia sadar dan merendahkan diri sambil memukul-mukul diri, bahkan untuk melihat ke langit pun tida layak.
2. PENGAKUAN DIRI SEBAGAI ORANG BERDOSA YANG MEMBUTUHKAN PENGASIHAN TUHAN (ay. 13b). Akhir dari penyesalan yang dilakukan oleh Penagih pajak itu adalah mengaku diri sebagai orang yang berdosa "...ya Allah kasihanilah aku orang berdosa ini".
Inilah pengakuan yang membenarkan, membebaskan dan memulihkan hidup kita. Sebesar apapun dosa dan pelanggaran yang kita lakukan, jika kita memiliki keberanian untuk merendahkan diri di hadapan TUHAN dan mengakui dosa kita. Maka pengakuan itu akan membenarkan (dosa kita diampuni) kita di hadapan Allah (ay. 14) dari pada mengaku diri benar dan mengaku beribadah namun meninggikan diri sendiri.
"...Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan".(Ay. 14b). TUHAN memberkati.
Renungan via BBM silakan invite: 2600cd25, WhatsApp: +6285737008111)
Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA
1. PENGAKUAN AKAN KESADARAN DAN KELEMAHAN DIRI DI HADAPAN ALLAH (ay. 13a). Ia sadar dan merendahkan diri sambil memukul-mukul diri, bahkan untuk melihat ke langit pun tida layak.
2. PENGAKUAN DIRI SEBAGAI ORANG BERDOSA YANG MEMBUTUHKAN PENGASIHAN TUHAN (ay. 13b). Akhir dari penyesalan yang dilakukan oleh Penagih pajak itu adalah mengaku diri sebagai orang yang berdosa "...ya Allah kasihanilah aku orang berdosa ini".
Inilah pengakuan yang membenarkan, membebaskan dan memulihkan hidup kita. Sebesar apapun dosa dan pelanggaran yang kita lakukan, jika kita memiliki keberanian untuk merendahkan diri di hadapan TUHAN dan mengakui dosa kita. Maka pengakuan itu akan membenarkan (dosa kita diampuni) kita di hadapan Allah (ay. 14) dari pada mengaku diri benar dan mengaku beribadah namun meninggikan diri sendiri.
"...Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan".(Ay. 14b). TUHAN memberkati.
Renungan via BBM silakan invite: 2600cd25, WhatsApp: +6285737008111)
Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA
No comments:
Post a Comment