Bacaan Alkitab: Matius 15:21-28
Saya pernah menyoroti bagian ini dari sisi IMAN perempuan kanaan, namun pada hari ini saya akan melihat dari sisi PERASAAN.
Ketika kita terganggu oleh perbuatan/ ulah orang lain, perasaanlah yang
menjadi KORBAN PERTAMA, dan kemungkinan besar, perasaan yang tidak
nyaman menimbulkan kebencian mendalam, permusuhan dan bahkan dendam yang
berujung pada kehancuran.
Hal-hal yang sering mengganggu
perasaan kita adalah, dipermalukan, tidak dihiraukan, tidak dianggap,
penghinaan, dsb. Persis seperti apa yang dialami oleh perempuan kanaan
yang percaya kepada TUHAN Yesus.
Perempuan ini memiliki sasaran yang jauh lebih penting dari pada hanya
sekedar PERASAAN. Ia mencoba untuk menahan diri, mengelola pikirannya
dan menjaga perasaannya. Anaknya ya sedang menderita karena kerasukan
setan. Ia membutuhkan pertolongan untuk kesembuhannya. Namun apa yang
terjadi? Perasaan perempuan itu diombrak-ambrik;
1. Ia dianggap
tidak perlu mendapat perhatian. Ketika ia berteriak mohon pertolongan,
TUHAN YESUS tidak memberi perhatian, Ia terus bejalan tanpa menoleh (ay.
21-23a).
2. Ia dianggap mengganggu perjalanan mereka, sehingga
murid-muridnya mencoba menghalangi dan mengusir dia. Hanya akan
membuang-buang waktu saja (ay. 23b).
3. Ia dianggap sebagai orang tidak berhak menerima bagian yang disetiakan bagi orang2 Israel (ay. 24).
4. Yang paling menyakitkan adalah ia dianggap hina seperti anjing yang
hanya makan remah2 yang jatuh dari mejadi tuannya (ay. 26-27).
Jika perempuan itu berjalan di atas PERASAAN, sudah pasti ia akan kecewa
dan mundur. Walaupun perasaannya diobrak-abrik, namun ia memikirkan
TUJUANnya yang jauh lebih penting, yaitu kesembuhan anaknya. Dan pada
akhirnya ia mencapai golnya bahkan Yesus sendiri sangat kagum dengan
imannya yang mampu mengendalikan perasaannya (ay. 28).
PELAJARAN:
Untuk mencapai tujuan, memang diperlukan sebuah perjuangan walaupun harus menjadi korban perasaan. Itu adalah sebuah proses menuju kesuksesan. Mungkin hari ini kita dipandang seperti perempuan itu, tetapi kelak TUHAN akan memuji kita seperti perempuan itu juga. Mari kita berusaha MENJAGA PERASAAN kita UNTUK MENCAPAI TUJUAN walaupun itu susah. TUHAN Yesus memberkati.
Untuk mencapai tujuan, memang diperlukan sebuah perjuangan walaupun harus menjadi korban perasaan. Itu adalah sebuah proses menuju kesuksesan. Mungkin hari ini kita dipandang seperti perempuan itu, tetapi kelak TUHAN akan memuji kita seperti perempuan itu juga. Mari kita berusaha MENJAGA PERASAAN kita UNTUK MENCAPAI TUJUAN walaupun itu susah. TUHAN Yesus memberkati.
Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA
No comments:
Post a Comment