(CDN047) "MENGHADAP TUHAN YANG MAHAKUDUS"

Pembacaan Alkitab: Kel. 19:17-23

(17) Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung. (18) Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat. (19) Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh. (20) Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas. (21) Kemudian TUHAN berfirman kepada Musa: "Turunlah, peringatkanlah kepada bangsa itu, supaya mereka jangan menembus mendapatkan TUHAN hendak melihat-lihat; sebab tentulah banyak dari mereka akan binasa. (22) Juga para imam yang datang mendekat kepada TUHAN haruslah menguduskan dirinya, supaya TUHAN jangan melanda mereka." (23) Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Tidak akan mungkin bangsa itu mendaki gunung Sinai ini, sebab Engkau sendiri telah memperingatkan kepada kami, demikian: Pasanglah batas sekeliling gunung itu dan nyatakanlah itu kudus."

Bagian firman TUHAN yang kita baca ini merupakan realisasi dari ayat-ayat sebelumnya (ay. 3-16). TUHAN menyampaikan maksud-Nya kepada Musa untuk disampaikan kembali kepada bangsa/ umat Israel. TUHAN ingin menegaskan bahwa bangsa Isarel adalah umat milik kesayangan TUHAN yang dipilih dari antara segala bangsa. Oleh karena itu, mereka harus hidup dalam ketaatan; taat mendengar dan melakukan firman TUHAN (ay. 5-6).

Musa telah menjadi Mediator antara TUHAN dengan umat-Nya, TUHAN telah menyampaikan maksud-Nya, dan umat-Nya menyatakan kesediaan diri untuk taat kepada-Nya, dan untuk meneguhkan apa yang disampaikan Musa kepada umat-Nya adalah benar, TUHAN mau berbicara dengan umat-Nya, supaya mereka mendengar secara langsung perkataan dari TUHAN (ay. 7-8). Namun umat TUHAN harus menguduskan diri dan menyucikan pakaian mereka masing-masing (ay. 10-13).

Mengapa mereka harus menguduskan diri? Mereka bukan lagi berhadapan dengan Musa, melainkan berhadapan langsung dengan TUHAN yang Mahakudus. Di sini akan terjadi persekutuan dan komunikasi antara TUHAN dengan umat Israel (ay. 17-20). Tanpa kekudusan tidak seorang pun dapat berjumpa dengan TUHAN dan mendengar suara-Nya. Jika terjadi pelanggaran terhadap peringatan ini, maka mereka harus menanggung akitanya sendiri (ay. 21-23).

Sebuah pelajaran yang sangat penting bagi kita sebagai umat TUHAN, bahwa;

1. Kita harus menjaga kekudusan hidup dalam persekutuan dengan TUHAN (ay. 10), kita bukan berhadapan dengan manusia, melainkan dengan TUHAN. Tanpa kekudusan tidak seorangpun dapat berjumpa dengan TUHAN (Mat. 5:8; Ibr. 12:14).

2. Kita bukan saja menjaga kekudusan hidup, tetapi juga menjaga tempat kudus TUHAN (ay. 12, 21). Gereja bukan dijadikan tempat untuk meraih keuntungan dan kepentingan diri (bdk. Mat. 21:12-13), tetapi untuk memuliakan TUHAN dan mencari kehendak TUHAN dalam perjumpaan dengan Dia melalui firman-Nya.

Baiklah kita mempersiapkan diri kita masing-masing untuk menghadap TUHAN. TUHAN menghendaki kita untuk hidup kudus (Im. 20:26). Kuduskan hidup kita, hati kita, perasaan dan pikiran kita.  Kuduskan tujuan dan motivasi kita. Sebagai umat TUHAN kita sedang berhadapan dengan TUHAN. Tidak ada persekutuan dengan TUHAN tanpa ditandai dengan kekudusan. Kuduslah kamu, sebab TUHAN yang memanggil kamu adalah kudus (I Ptr. 1:15-16). TUHAN memberkati.

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih atas kunjungan dan dukungan anda. TUHAN Yesus memberkati. Semua Artikel dan Renungan yang ada di blog ini, boleh disalin/ dicopy tanpa ijin. Berikan Komentar dengan sopan dan dukung terus untuk kemuliaan nama TUHAN Yesus Juruselamat kita. Salam Dalam Kasih Kristus.

Contact Form

Name

Email *

Message *