Pembacaan Alkitab: Mat. 26:6-13
"Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, datanglah seorang perempuan kepada- Nya membawa sebuah buli- buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan". (Ay. 6-7).
Dalam bacaan kita hari ini, kita menemukan dua karakter manusia yang sangat bertolak belakang. Salah satunya adalah seorang murid Yesus yang selama ini bersama-sama dengan Dia dan terlibat langsung serta menyaksikan keajaiban demi keajaiban, mujizat demi mujizat, namun belum cukup untuk mengenal pribadi Yesus. Dan salah seorang lainya mungkin hanya beberapa kali melihat mujizat yang dilakukan TUHAN Yesus, namun ia tahu dan mengenal Dia dan memberi yang terbaik.
Siapakah kedua orang itu? Ternyata Yohanes memberikan keterangan yang aktual. Murid Yesus itu adalah Yudas Iskariot, dan perempuan itu adalah Maria, saudara Lazarus (Bc. Yoh. 12:1-8). Yudas hanya berpura-pura baik dan pura-pura bersikap bijaksana, mau berbagi dengan orang miskin (Ay. 8-9), dibalik itu ternyata ia adalah seorang koruptor, ia hanya ingin mencari keuntungan diri sendiri (Yoh. 12:6). Ia adalah seorang bendahara, pemegang seluruh keuangan (Yoh. 13:29). Tetapi Maria melakukan yang terbaik untuk TUHAN, Ia rela berkorban demi Kristus (Ay. 7). Mari kita lihat apa yang dilakukan oleh Maria untuk TUHAN:
1. Ia melakukan yang terbaik untuk Tuhan. Ia memberikan miliknya yang sangat berharga, Ia mengurapi TUHAN Yesus dengan Minyak Narwastu yang sangat mahal (Ay. 7).
2. Ia memberi dengan keiklasan dan ketulusan, tanpa memperhitungkan untung ruginya. Walaupun itu dipandang sebagai pemborosan (Ay. 8-9).
3. Ia melakukannya sebagai bagian dari ibadah kepada TUHAN, ia sangat tahu saat terbaik untuk melayani TUHAN (Ay. 10). Itu dilakukannya karena itu adalah hari-hari terakhir sebelum ia diangkap, dan disalibkan (Ay. 12).
Perbuatan maria dipandang sebagai perbuatan yang patut menjadi teladan oleh TUHAN kepada para murid-Nya. TUHAN mau supaya kita belajar dari Maria, dan itu harus selalu menjadi perhatian kita (Ay.13). Terlalu sering kita melalukan sesuatu untuk TUHAN hanya untuk mencari keuntungan, memberi sesuatu yang buruk untuk dipersembahkan dan yang baik kita simpan dengan rapi. Kita tidak rela memberikan yang terbaik TUHAN, takut rugi dan takut kehilangan. Ingatlah bahwa apa yang kitalakukan untuk TUHAN, Ia menilai ketulusan, keiklasan dan kejujuran hati kita, seperti Ia menilai perbuatan Yudas Iskariot dan Maria. TUHAN memberkati.
Amourosly Of Christ:
KeTUT MARDIASA
No comments:
Post a Comment