Pembacaan Alkitab: 2 Samuel 11:6-13
"Kemudian berkatalah Daud kepada Uria: " Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu. " Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja". (Ay. 8).
Daud harus berpikir keras untuk menghindar dari tuduhan atas perbuatannya. Dia mencari cara dan berpura-pura bersikaf baik dan bersembunyi di balik kenyataan yang sebenarnya. Dia sudah tertawan oleh perasaannya buah dari perbuatannya sendiri. Benih yang ditabur dengan Batsyeba istri Uria telah tumbuh (11:5) dan tidak ada cara lain untuk menghindar selain berlalu jujur atau harus berbohong.
Dosa telah merampas wibawa Daud sebagai seorang raja. Dosa telah merampas keberaniannya untuk berlalu jujur, kebaikkan yang dibungkus dengan kejahatan adalah senjatanya untuk menghidar dari tuduhan. Ini adalah sebuah siasat iblis untuk menyeret kita kepada dosa yang lebih besar. Benar! Pada akhirnya Daud akan kehilangan pahlawan bangsa yang bertanggung jawab, karena Uria harus mati dalam rencana Daud (11: 14-21).
Kegalauan hati Daud, akibat dari dosanya tidak dapat dibendung, membuat iblis menggiring dia untuk membuat siasat:
1. Berpura-pura bersikaf baik untuk menghindar dari kesalahan (Ay. 6-8). Daud berkata kepada Uria "pergilah ke rumah dan basuhlah kakimu." (Ay. 8). Setelah terdengar Batsyeba telah hamil, Daud berpikir Uria harus pulang untuk tidur dengan istrinya (tahulah maksudnya... :) ).
2. Mencari-cari alasan untuk meloloskan diri dari tuduhan dan untuk membenarkan diri (ay. 10-13). Ternyata Uria adalah orang yang sangat bertanggung jawab, ia tidak akan pulang karena ia merasa masih bertanggung jawab (ay. 9, 11).
Siasat pertama gagal, munculkan rencana jahat kedua untuk membebaskan diri dari tuduhan. Daud berencana untuk menghabisi Uria di medan perang, itupun tetap dikemas dengan baik oleh Daud (ay. 12-13). Rencana berjalan dengan baik, akhirnya Uria pun gugur di medan perang (11:14-21).
Inilah siasat iblis untuk menyeret kita kepada dosa yang lebih besar. Dosa tidak pernah berhenti. Dosa pertama yang dilakukan oleh Daud dengan Batsyeba, berlanjut kepada tahap berikutnya, yang berujung pada kematian Uria sebagai pahlawan bangsa yang bertanggung jawab.
Kisah ini mengajar kita untuk berntindak lebih hati-hati dan cermat. Berpikir sebelum bertindak, janganlah hendaknya dosa menang dan menguasai kinginan kita. Dosa hanya akan membuat tuduhan-tuduhan untuk melahirkan dosa yang lebih besar lagi. Mari perkuat keimanan kita kepada TUHAN. TUHAN memberkati.
Informasi Renungan lainnya:
Pin BB: 2600cd25
WhatsApp: +6285337460111( WA Anly, No Call or SMS).
Email: solagracia2308@gmail.com
Amourously Of Christ:
Ps. KeTUT MARDIASA
"Kemudian berkatalah Daud kepada Uria: " Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu. " Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja". (Ay. 8).
Daud harus berpikir keras untuk menghindar dari tuduhan atas perbuatannya. Dia mencari cara dan berpura-pura bersikaf baik dan bersembunyi di balik kenyataan yang sebenarnya. Dia sudah tertawan oleh perasaannya buah dari perbuatannya sendiri. Benih yang ditabur dengan Batsyeba istri Uria telah tumbuh (11:5) dan tidak ada cara lain untuk menghindar selain berlalu jujur atau harus berbohong.
Dosa telah merampas wibawa Daud sebagai seorang raja. Dosa telah merampas keberaniannya untuk berlalu jujur, kebaikkan yang dibungkus dengan kejahatan adalah senjatanya untuk menghidar dari tuduhan. Ini adalah sebuah siasat iblis untuk menyeret kita kepada dosa yang lebih besar. Benar! Pada akhirnya Daud akan kehilangan pahlawan bangsa yang bertanggung jawab, karena Uria harus mati dalam rencana Daud (11: 14-21).
Kegalauan hati Daud, akibat dari dosanya tidak dapat dibendung, membuat iblis menggiring dia untuk membuat siasat:
1. Berpura-pura bersikaf baik untuk menghindar dari kesalahan (Ay. 6-8). Daud berkata kepada Uria "pergilah ke rumah dan basuhlah kakimu." (Ay. 8). Setelah terdengar Batsyeba telah hamil, Daud berpikir Uria harus pulang untuk tidur dengan istrinya (tahulah maksudnya... :) ).
2. Mencari-cari alasan untuk meloloskan diri dari tuduhan dan untuk membenarkan diri (ay. 10-13). Ternyata Uria adalah orang yang sangat bertanggung jawab, ia tidak akan pulang karena ia merasa masih bertanggung jawab (ay. 9, 11).
Siasat pertama gagal, munculkan rencana jahat kedua untuk membebaskan diri dari tuduhan. Daud berencana untuk menghabisi Uria di medan perang, itupun tetap dikemas dengan baik oleh Daud (ay. 12-13). Rencana berjalan dengan baik, akhirnya Uria pun gugur di medan perang (11:14-21).
Inilah siasat iblis untuk menyeret kita kepada dosa yang lebih besar. Dosa tidak pernah berhenti. Dosa pertama yang dilakukan oleh Daud dengan Batsyeba, berlanjut kepada tahap berikutnya, yang berujung pada kematian Uria sebagai pahlawan bangsa yang bertanggung jawab.
Kisah ini mengajar kita untuk berntindak lebih hati-hati dan cermat. Berpikir sebelum bertindak, janganlah hendaknya dosa menang dan menguasai kinginan kita. Dosa hanya akan membuat tuduhan-tuduhan untuk melahirkan dosa yang lebih besar lagi. Mari perkuat keimanan kita kepada TUHAN. TUHAN memberkati.
Informasi Renungan lainnya:
Pin BB: 2600cd25
WhatsApp: +6285337460111( WA Anly, No Call or SMS).
Email: solagracia2308@gmail.com
Amourously Of Christ:
Ps. KeTUT MARDIASA
No comments:
Post a Comment