(CDN078) "BERKAT SECANGKIR AIR MINUM"

Pembacaan Alkitab: Markus 9:41

"Aku (YESUS) berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya."

Sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan sama seperti atau ibarat sejumput garam yang dapat memberi cita rasa dan kenikmatan tersendiri pada setiap masakan. Secangkir air minum yang kita berikan kepada orang itu sangat bermanfaat untuk melepas dan memuaskan dahaga, itu artinya secangkir air minum sangat berarti dan harus mendapat penghargaan.

TUHAN berkata bahwa, barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya. TUHAN sangat menghargai pemberian orang tersebut bahkan TUHAN berkata bahwa ia tidak akan kehilangan upahnya, apalagi ketika ia melakukannya untuk orang-orang kepunyaan TUHAN. Dalam terjemahan bahasa Inggris di katakan, "because you belong to Christ" (milik Kristus, bukan pengikut Kristus) sbb;

"For whoever shall give you a cup of water to drink in My name, because you belong to Christ, truly I say to you, he shall not lose his reward." (Mark 9:41).

Memberikan secangkir air minum kepada orang-orang milik Kristus, merupakan sekecil-kecilnya kebaikan yang kita lakukan tidak akan pernah membuat kita merugi dan kehilangan, tetapi justru sebaliknya ada upah yang jauh lebih besar yang TUHAN janjikan kepada kita. Hal ini mengajar kita bahwa;

1. Kita tidak boleh menutup diri untuk berbuat baik kepada orang lain, terutama orang-orang milik Kristus.

2. Ketika kita berbuat baik untuk orang-orang milik Kristus,  sesungguhnya kita sedang berinvestasi, karena kita melakukannya untuk Kristus.

Ingat...! Hanya secangkir air mimum yang diberikan kepada orang-orang milik Kristus, mereka tidak akan kehilangan upahnya. Jangan menahan kebaikan untuk orang lain sementara kita mampu melakukannya. Sekecil apapun itu, TUHAN sangat menghargainya. Dan semua yang kita lakukan tidak akan pernah sia-sia. Upahmu tidak akan hilang. TUHAN memberkati.

============
Info Renungan Lainnya:
Email: solagracia2308@gmail.com
Pin BB: 2600cd25
WhatsApp: +6285337460111 (WhatsApp Only, No Call or SMS).
============

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN077) "PELAYAN YANG MELAYANI"

Pemcabaan Alkitab: Markus 9:33-37

“Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” (Ay. 35).

TUHAN Yesus memanggil murid-murid-Nya adalah untuk melayani, bukan keinginan untuk dihormati dan kemudian berlomba-lomba untuk menjadi yang paling utama. TUHAN Yesus menegor murid-murid-Nya, mereka bertengkar, memperebutkan kekuasaan (Ay. 34: Luk. 9:46). Mereka tidak menyadari bahwa mereka dipanggil untuk melayani bukan untuk dilayani (Mrk. 10:43-45).
Seorang pelayan hanya berkewajiban untuk melayani. Disebut sebagai pelayan karena tugasnya untuk melayani, setia mengabdi dan tunduk pada peraturan dan bukan mengejar kenpentingan dan kepuasan diri. Firman TUHAN dalam Markus 9:33-37, mengajar kita untuk menjadi Pelayan yang Melayani:

1. Seorang pelayan seharusnya tidak ada hasrat dan keinginan untuk mengejar harga diri dan kekuasaan (Ay. 33-35)

Murid-murid yang seharusnya menjadi teladan dan melayani dengan tulus tetapi sebaliknya mereka merasa perlu dihargai oleh sesamanya, sehingga terjadi sebuah perdebatan dan pertengkaran di antara mereka. Masing-masing menganggap diri penting dan lebih berkuasa. Mereka bertengkar tentang siapa yang lebih besar di antara mereka (Ay. 34). Mereka mengejar harga diri dan kekuasaan di dunia ini untuk menjadi yang pertama, tetapi teguran TUHAN Yesus, mereka bukannya akan menjadi yang pertama tetapi justru sebaliknya, ia akan menjadi yang terakhir (bukan harus menjadi yang terakhir) dari semua (Ay. 35b).

“And he sat down, and called the twelve, and saith unto them, If any man desire to be first, the same shall be last of all, and servant of all (KJV: Mark 9:35)

“Maka Isa pon doedoeklah, laloe dipanggilnja kadoewa-belas orang itoe, katanja kapadanja: Djikalau barang sa'orang hendak mendjadi jang pertama, ija-itoe kelak mendjadi jang terkemoedian dan hamba orang sakalian.” (Klinkert 1879: Mark 9:35)

“Maka kapan doedoek Toehan panggil dateng doewa-blas moeridnja, serta berkata sama dia-orang: Kaloe sa-orang maoe djadi jang sakali, dia nanti djadi jang blakang-kali dari samowanja, serta hambanja samowanja.” (Klinkert 1863: Mark 9:35)

Jika seorang pelayan mengejar kekuasaan dan keinginan untuk dihargai, maka ia akan diperhamba oleh keinginannya sendiri dan lebih buruk dari apa yang ia harapkan. Orang yang berusaha untuk meninggikan diri akan direndahkan (Mat. 23:12). Rendahkanlah dirimu di hadapan TUHAN, maka Ia akan meninggikan kamu (Yak. 4:10).

2. Seorang pelayan tidak mengedepankan kepentingan diri, hanya kesempatan dan kewajiban untuk bekerja keras menjadi hamba yang baik, yaitu melyani (Ay. 35)

Seorang pelayan harus menyadari bahwa, tidak ada kedudukan yang lebih pantas dan lebih penting bagi dirinya selain melayani. Jika ia menghendaki kedudukan yang lebih baik; “JIka seseorang ingin menjadi yang terdahulu…” maka ia harus bekerja keras, dan lebih sibuk dengan tugasnya sebagai seorang pelayan dan tidak mengedepankan hasrat dan kepentingan dirinya sendiri untuk menjadi yang terdepan dari semuanya, sehingga tidak terjadi pertengkaran.  Ia harus menjadi pelayan semua orang dan bukan melayani dirinya sendiri, bukan mengejar jabatan atau kekuasaan tetapi mengedepankan kewajiban.

Jikalau seorang pelayan hanya mengedepankan kepentingan dirinya sendiri, maka ia akan gagal menunaikan tugas-tugasnya sebagai seorang pelayan, ia akan kehilangan kesempatan untuk menjadi yang terbaik. Kepentingan dirinya sendiri akan menggagalkan semua keinginannya.

3. Seorang pelayan memiliki kerendahan hati untuk mengerjakan hal-hal yang dianggap tidak penting, namun perlu mendapat perhatian (Ay. 36-37).

Seorang pelayan tahu apa yang harus dilakukan dan bertanggung jawab dengan apa yang menjadi tugas dan pekerjaannya. Dia harus melakukannya dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, mulai mengerjakan hal-hal yang sederhana yang mungkin tidak mendapat perhatian dari orang-orang. TUHAN Yesus memberikan contoh konkrit seperti melayani anak kecil (Ay. 36). Anak kecil dianggap tidak penting, karena mereka tidak mengerti apa-apa, tetapi bagi TUHAN Yesus inilah yang perlu mendapat perhatian.

Seorang pelayan tidak memilih-milih pekerjaan. Pekerjaan yang dirasa lebih bagus, lebih gambang, dianggap akan mengdongkrak harga dirinya baru dikerjakan. Ini bukan pelayan, tetapi hamba bagi dirinya sendiri. Pelayan yang baik adalah pelayan yang rendah hati, mau mengerjakan hal-hal yang dianggap tidak penting. Ketika kita melakukan itu, maka kita telah melakukannya untuk TUHAN (Ay. 37).

KESIMPULAN:
TUHAN Yesus memanggil murid-murid-Nya supaya mereka menjadi PELAYAN-PELAYAN yang MELAYANI, bukan bertengkar merebut kekuasaan, sibuk mengurus kepentingan diri sendiri dan mengabaikan hal-hal yang penting dan perlu mendapat perhatian. TUHAN juga memanggil kita supaya kita menjadi pelayan-pelayan TUHAN, yang harus dengan rendah hati melayani dan bukan mengejar harga dari dan kekuasaan untuk menjadi yang lebih utama. TUHAN Memberkati.

Amorously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN076) "BUAH BIBIR"

Bacaan Alkitab: Ibrani 13:15

"Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama- Nya."

"Ucapan Bibir yang memuliakan Allah" dalam terjemahan King James Version "the fruit of our lips giving thanks to his name", dalam Bhs. Yunani "Karpos cheilos" yang berarti "BUAH BIBIR".  (Karpos = Buah dan Cheilos = Bibir /a lips, of the speaking mouth).

Yang dimaksudkan dengan buah bibir di sini bukanlah berarti menjadi bahan pembicaraan atau omongan orang lain, tetapi ungkapan hati yang senantiasa mengucap syukur dan memuliakan nama TUHAN, "senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya".

Persembahan yang besar belum dapat disebut sebagai korban yang memuliakan TUHAN, kalau tidak digerakkan oleh hati yang penuh rasa syukur yang kemudian meluap melalui ucapan bibir yang memuliaakan nama-Nya. Yang terpenting di sini bukanlah bentuk fisiknya tetapi sentuhan hati, uangkapan perasaan dan ketulusan untuk mempersembahkan korban syukur, yaitu ucapan bibir yang memuliakan TUHAN. Inlah yang bekenan di hadapan-Nya, inilah yang memuliakan TUHAN.

Ucapan bibir yang memuliakan TUHAN dipandang sebagai korban persembahan yang memuliakan TUHAN, itulah ungkapan penulis kitab Ibrani, sebab itu, marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kita kepada Allah melalui bibir kita. Tetapi jika kita mempergunakan bibir kita untuk hal-hal yang tidak berguna, maka hasilnya akan kita nikmati sendiri. Baik dan buruk buah yang dihasilkan, itulah juga akan kita nikmati. Penulis Amsal mengatakan bahwa; "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya." (Amsal 18:21). Hasilkanlah buah-buah bibir yang memuliakan TUHAN, senantiasa mengucap syukur sebagai korban yang berkenan kepada-Nya. TUHAN memberkati.

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN075) "BE STILL AND KNOW THAT I AM GOD"

Bacaan Alkitab: Mazmur 46:1-11

"Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa- bangsa, ditinggikan di bumi!" (Ay. 11)

Kesaksian Bani Korah terhadap kebesaran kuasa TUHAN yang sudah terbukti menolongnya dari kesesakan membuat dia menjadi pribadi yang kuat dan pemberani. Dalam pengakuannya bahwa Allah adalah tempat perlindungan dan sumber kekuatannya, itu membuat ia tidak takut (Ay. 2-3) terhadap:

» Tanda-tanda alam yang dahsyat dan mengerikan (Ay. 2-4).

» Peparangan yang menghancurkan bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan runtuh (Ay. 7, 10).

Sebab Allah jauh lebih berkuasa dari semuanya itu. Allah adalah kota perlindungan dan benteng pertahanan (Ay. 2, 5-6, 12). Dalam Mzm. 118: 6 berkata; "TUHAN di pihakku, aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?". Keberanian kita adalah ketika TUHAN memihak kepada kita. TUHAN berfirman "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah" (Ay. 11). Ada dua hal yang TUHAN minta di sini, yaitu;

1. Diam (be still). Diam dalam artian tenang dan tetap percaya kepada TUHAN, karena, TUHAN akan berperkara, melenyapkan ketakutan yang ditimbulkan oleh tanda-tanda alam dan peperangan tadi.

2. Ketahuilah bahwa TUHAN jauh lebih besar dan berkuasa (Know that I am God). Ketahuilah siapa Allahmu. Dia yang ditinggikan di antara bangsa-bangsa kafir di atas bumi (I will be exalted among the HEATHEN, I will be exalted in the earth) (Ay. 11b), Dia adalah penolong kita (Ay. 2) dan yang menyertai kita (Ay. 12).

Kepanikan hanya akan membuat kita meragukan TUHAN dan membatasi kuasa-Nya bekerja atas hidup kita. Diamlah dan percayalah, ketahulah bahwa TUHAN akan melakukan jauh lebih besar dari apa yang kita pikirkan. Muliakanlah Dia di antara orang-orang yang tidak mengenal Dia (Ay. 11b). TUHAN memberkati.

============
Info Renungan Lainnya:
Email: solagracia2308@gmail.com
Pin BB: 2600cd25
WhatsApp: +6285337460111 (WhatsApp Only, No Call or SMS).
============

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN074) "SIKAP YANG MENENTUKAN MASA DEPAN"

Bacaan Alkitab: Amsal 19:20

"Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan".

Menjadi bijak di masa depan adalah tergantung pada keputusan kita hari ini. Hari ini merupakan hal yang paling penting, karena hari ini tidak akan pernah kembali lagi. Semua yang datang hari ini akan kembali ke masa lalu sementara kita terus melangkah maju ke masa yang akan datang. Masa lalu hanyalah sebuah kenangan kebahagiaan dan kepahitan, itu tidak akan kembali untuk mengubah keadaan kita di masa depan. Hari inilah yang menentukan.

Masa depan kita tergantung pada keputusan kita hari ini dan hari ini adalah waktu terbaik kita untuk menentukan masa depan, yaitu menjadi bijak (to be wise). Bijak artinya, pandai, cerdas, dan tahu membedakan yang baik dan yang buruk, dapat mengambil sikaf yang tepat guna dan bermanfaat. Hal ini akan terjadi apabila kita mengambil sikap hari ini untuk;

1. Mendengarkan Nasihat. Maksudnya adalah supaya kita tidak salah bertindak. Untuk memberi arahan supaya kita bertindak lebih hati-hati, menempuh jalan yang tepat dan benar.

2. Menerima setiap didikan.  Didikan yang dimaksud dari kata Ibrani "Muwcar" adalah disiplin atau menghukum untuk menjadi baik (Chastening), atau bisa juga berarti belajar untuk taat kepada perintah atau peraturan.

Sama seperti siswa, menjadi pintar karena melewati proses belajar selama bertahun-tahun, untuk mempersiapakan masa depan yang lebih baik, meraih cita-cita, merajut asa. Demikianlah hendaknya kita terus belajar dan belajar. Tentukanlah keputusan dan sikap kita hari ini. Dengarlah nasihat dan terimalah setiap didikan, yaitu proses yang menjadikan diri kita lebih bijaksana di masa yang akan datang. TUHAN memberkati.

============
Info Renungan Lainnya:
Email: solagracia2308@gmail.com
Pin BB: 2600cd25
WhatsApp: +6285337460111 (WhatsApp Only, No Call or SMS).
============

Amourously Of Christ:
Ps. KeTUT MARDIASA

(CDN073) "PENGHIBURAN YANG MENYENANGKAN JIWA"

Pembacaan Alkitab: Mazmur 94:16-19

"Apabila bertambah banyak pikiran dalam batinku, penghiburan-Mu menyenangkan jiwaku" (Ay. 19).

Seiring dengan banyaknya beban dalam pikiran kita karena tekanan dan masalah yang datang (Ay. 16) menguras banyak energy yang memungkinkan kita menjadi lemah dan tidak berdaya (Ay. 17). Lemas dan tidak bertenaga; "ketika aku berpikir "kakiku goyang" (Ay. 18a). Saat-saat seperti itu, tidak ada sesuatu yang dapat kita andalkan dan kita harapkan. Pemazmur berkata; "jikalau bukan TUHAN yang menolong aku, nyaris aku diam di tempat yang sunyi" (ay. 17).

Pemazmur menyebut "diam di tempat yang sunyi". Apa yang menyebabkan ia nyaris diam di tempat yang sunyi? Kejahatan dan orang-orang jahat! Saat-saat seperti itu, pemazmur membutuhkan penghiburan, namun sepertinya tiada kawan, tiada teman, tiada sahabat yang datang memberi penghiburan, sehingga ia merasa dunia terasa sunyi dan sepi.

Tetapi mari kita coba untuk memperhatikan, siapakah yang sanggup memberi penghiburan saat-saat dunia ini menjadi sunyi dan sepi? Pemazmur katakan dalam keyakinannya kepada TUHAN "PENGHIBURAN-MU MENYENANGKAN JIWAKU" (Ay. 19b).

Pernyataan Pemazmur bahwa TUHAN telah menghibur dia dalam kesunyian jiwanya adalah berdasarkan bukti-bukti yang nyata:

1. TUHAN telah menolong dia melewati masa-masa kritis karena pergumulan melawan keahatan (Ay. 16-17a).

2. TUHAN telah menyokong dia dalam kesetiaan-Nya, ketika "kakinya goyang" karena pikiran dan pegumulannya yang berat (Ay. 18-19a). Menyokong artinya menyangga dan memberi bantuan tenaga supaya tidak roboh atau rebah saat tidak kuat untuk memikul beban.

Berdasarkan hal inilah, Pemazmur berkata; "Apabila bertambah banyak pikiran dalam batinku, penghiburan-Mu menyenangkan jiwaku" (Ay. 19). Biarlah penghiburan ini menjadi bahagian kita saat-saat kita dalam kondisi lemah dan dalam kesunyian. TUHAN adalah pertolongan kita, dan oleh karena kasih-Nya, Ia menyokong kita. Inilah penghiburan yang menyenangkan jiwa kita. TUHAN memberkati.

============
Info Renungan Lainnya:
Email: solagracia2308@gmail.com
Pin BB: 2600cd25
WhatsApp: +6285337460111 (WhatsApp Only, No Call or SMS).
============

Amourously Of Christ:
Ps. KeTUT MARDIASA

(CDN072) "DIHAJAR UNTUK DIAJAR"

Pembacaan Alkitab: Mazmur 93:12-14

"Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari Taurat- Mu" (Ay. 12).

Dalam Mazmur 119:71 berkata bahwa; "Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan- ketetapan- Mu". Kita sudah belajar melihat bahwa kenyataan pahit yang kita alami adalah sebagai obat yang dapat memulihkan hubungan kita secara pribadi dengan TUHAN (Devotion Code: CDN071).

Hari ini, firman TUHAN kembali mengajar kita bahwa, kita dihajar untuk kebaikan kita "Berbahagialah orang yang Kauhajar...". Kata Hajar dalam Bhs. Ibrani "Yacar" yang berarti Menghukum untuk kebaikan, melatih, membenarkan atau mempebaiki (Reformed), diajar dan loncatan.

Dari beberapa pengertian di atas, jelas apa yang dimaksudkan oleh firman TUHAN, yaitu supaya kita memiliki kehidupan baik dan benar sesuai dengan firman TUHAN; "...dan yang Kauajari dari Taurat-Mu". Kita diproses melalui kerasnya didikan, dilatih dan dipersiapkan untuk menghadapi malapetaka yang lebih besar yang disiapkan bagi orang-orang yang tidak mau dihajar (orang fasik) (ay. 13). Proses ini tidak bermaksud untuk mencelakan tetapi untuk MENGAJAR, proses ini adalah sebuah batu loncatan untuk kehidupan yang lebih baik. tujuannya adalah:

1. Supaya kita memiliki keimanan dan kehidupan yang berkualitas yang dibangun di atas dasar kebenaran Firman (Taurat) TUHAN (ay. 12).

2. Untuk mempersiapkan kita menghadapi tantangan (malapetaka) yang lebih besar (ay. 13). Menenangkan diri supaya dapat berdoa (bdk. 1 Ptr. 4:7).

Tanpa didikan (hajaran) yang keras, kita akan menjadi manusia yang biasa-biasa saja. Kita DIHAJAR untuk DIAJAR kehidupan yang lebih baik, "Berbahagialah orang yang KAUHAJAR, ya TUHAN, dan yang KAUAJAR dari Taurat- Mu".  Dasarnya adalah karena kita adalah milik TUHAN, dan Ia sangat mengasihi kita (Ay. 14). Hadapilah dan jalanilah setiap HAJARAN TUHAN untuk MENGAJAR kita menjadi pribadi-pribadi yang kuat dan lebih baik, mengerti kehendak dan memahami tujuan-Nya. TUHAN memberkati.

============
Info Renungan Lainnya:
Email: solagracia2308@gmail.com
Pin BB: 2600cd25
WhatsApp: +6285337460111 (WhatsApp Only, No Call or SMS).
============

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN071) "PAHIT YANG MENYEHATKAN DAN MEMULIHKAN"

Pembacaan Alkitab: Mazmur 119:71

"Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan- ketetapan- Mu".

"Bahwa aku tertintas itu baik bagiku..." kata pemazmur. Apa yang melatarbelakangi pernyataan yang begitu luar biasa ini? Ternyata setelah memperhatikan dengan seksama pada bagian lainnya, keadaan nyaman membuat ia kurang peka terhadap perintah-perintah atau ketetapan-ketetapan TUHAN, bahkan memilih jalan yang salah atau menyimpang dari jalur yang ditetapkan; "Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji- Mu" (Mzm. 119:67).

Kesadaran ini membuat pemazmur berusaha untuk menemukan kehendak TUHAN, yaitu apa yang TUHAN mau, bukan apa yang ia mau. Ia berkata; "... Supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu". (71b). Apa itu ketetapan TUHAN? Bhs. Ibrani "Choq" yang berarti Anggaran dasar, undang-undang, peraturan, hukum dan perintah (commandments).

Penindasan yang dimaksud oleh pemazmur adalah akibat dari kesalahannya sendiri yang telah menyimpang dari jalan yang telah ditetapkan. Ia melanggar peraturan, undang-undang, hukum-hukum atau perintah-perintah TUHAN (Mzm. 199:67). Penindasan itu membuat ia sadar supaya kembali kepada jalan yang benar, sehingga keluarlah suatu pernyataan yang begitu luar biasa, "bahwa aku tertindas itu baik bagiku...". (Ay. 71a).

Penindasan itu dipandang sebagai "OBAT" yang menyehatkan bagi pemulihan hubungannya dengan TUHAN, untuk kembali berpegang kepada perintah-perintah dan ketetapan-ketetapan TUHAN, sekalipun itu PAHIT. Ibaratnya obat yang pahit, tetap harus diminum untuk kesembuhan bagi tubuh yang sakit. Hal ini mengajarkan kita bahwa;

1. Kenyataan pahit yang kita alami, anggaplah sebagai teguran untuk kembali kepada jalan yang benar, yaitu hidup dalam ketaatan kepada perintah-perintah atau ketetapan-ketetapan TUHAN.

2. Kenyataan pahit yang kita alami, anggapnya sebagai  penindasan akibat kesalahan kita sendiri yang telah menyimpang karena terbuai dengan kenyamanan (Mzm. 199:67).

3. Kenyataan pahit yang kita alami, anggaplah sebagai obat yang menyembuhkan dan memulihkan hubungan kita dengan TUHAN, sehingga kita dapat berkata seperti pemazmur berkata, bahwa; "penindasan itu baik bagiku...".

Pahit namun menyehatkan, menyembuhkan dan memulihkan. Itulah obat. Jangan lemah dan mundur. Anggaplah semua yang terjadi itu adalah obat, sebagai teguran untuk kembali kepada jalan yang benar. Untuk memulihkan hubungan kita dengan TUHAN. TUHAN memberkati.

============
Info Renungan Lainnya:
Email: solagracia2308@gmail.com
Pin BB: 2600cd25
WhatsApp: +6285337460111 (WhatsApp Only, No Call or SMS).
============

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN070) "KONSEKUENSI MENGIKUT YESUS"

Pembacaan Alkitab: Markus 8:31-38

"Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid- murid- Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."  (Ay. 34).

Mengikut TUHAN Yesus adalah sebuah keputusan iman termasuk siap menghadapi semua konsekuensi yang ada di dalamnya. Mengikut TUHAN Yesus bukanlah perkara mudah, tetapi sebuah keputusan iman yang penuh pertimbangan. Mengikut TUHAN Yesus bukanlah untuk pencapaian tujuan di dunia ini, tetapi lebih dalam lagi adalah demi keselamatan jiwa kita. TUHAN Yesus berkata; "Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya." (Ay. 35).

Maksud dari ayat 35 adalah bahwa, orang-orang yang berkomitmen mengikut TUHAN Yesus, ia akan diselamatkan, tetapi orang takut dengan segala konsekuensinya justru akan kehilangan nyawanya. Ini berbiacara tentang keselamatan di dalam TUHAN Yesus Kristus. Tidak ada gunanya semua harta dan kekayaan yang kita miliki di dunia ini, kalau toh kita akan binasa (ay. 36-37).
Mengikut TUHAN Yesus, bukan hal yang mudah bukan? Tetapi hasilnya bukan hal yang murahan. Itulah sebabnya TUHAN berkata "..."Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Ay. 34). Ada konsekuaensi kalau kita mau mengikut TUHAN Yesus;

1. Kita harus berani mengorbankan kepentingan diri, yaitu "MENYANGKAL DIRI". Menahan semua keinginan duniawi untuk memperoleh dan mengikut Yesus.

2. Kita harus siap menderita karena Kristus, yaitu "MEMIKUL SALIB". Salib adalah lambang penderitaan, tetapi juga adalah lambang kasih yang agung. Artinya kita harus siap menderita karena Kristus mengasihi kita dan sebaliknya karena kasih kita kepada Kristus.

Di akhir dari penderitaan sesaat yang kita alami di dunia ini karena keputusan kita untuk mengikut Yesus, kita akan menerima bagaian yang TUHAN sediakan bagi kita. Oleh karena itu kita tidak perlu merasa malu menderita karena Kristus. Sebuah kebahagiaan melepas semua penderitaan ketika TUHAN datang mengakui kita sebagai anak-anak-Nya yang kekasih (ay. 38), yaitu mereka yang berani mengorbankan kepntingan diri dan turut mengambil bagian dari penderitaan Kristus (ay. 31-33). B

Bagaimana dengan keputusan kita? Apakah kita akan tetap setia mengikut TUHAN Yesus, sampai kedatangan-Nya kembali? Kesetiaan kita membutuhkan pengorbanan. Bersiaplah berkorban, sekalipun harus menderita karena Kristus. TUHAN memberkati.

Informasi Renungan lainnya:
Pin BB: 2600cd25
WhatsApp: +6285337460111( WA Anly, No Call or SMS).
Email: solagracia2308@gmail.com

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN069) “BANGKIT DAN MENANG DARI PERGUMULAN”

Pembacaan Alkitab: Mazmur 43: 1-5

 “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!” (Ay. 5)

Apa yang melatar belakangi Pemazmur sehingga ia Nampak begitu galau dalam hidupnya? Seberapa besar dan beratkah pergumulan yang sedang ia hadapi? Tekanan dan himpitan musuh yang hendak berbuat jahat telah membawa ia pada suatu titik terendah, di mana seakan-akan Allah tidak pernah ada dan tidak pernah peduli dengan kenyataan yang sedang ia hadapi (Mzm. 42:10-11; 43:2). Di sinilah puncak kegalauan Pemazmur, sehingga ia merasa tertekan dan gelisah dalam hidunya (42:12; 43:5). Pemazmur berusaha untuk berperkara dengan TUHAN, menuntut keadilan agar ditegakkan dan meluputkannya dari kejahatan orang-orang yang tidak mengenal TUHAN (43:1).

Namun walaupun demikian, Pemazmur tidak pernah berhenti untuk mempercayai TUHAN. Ia tidak menghindar, kemudian memprotes kepada TUHAN. Dia sadar, semakin ia mengandalkan kekuatan diri untuk bertahan menghadapi kenyataan pahit, semakin berat tekanan yang akan ia alami, justru sebaliknya, Pemazmur membuat sebuah keputusan dan komitmen diri untuk tetap teguh di hadapan TUHAN. Ia mulai bangkit dan mengubah paradigmanya. Tadinya ia melihat bahwa, masalah itu terlalu berat baginya, namun sekarang, ia melihat TUHAN yang jauh lebih besar dari masalah yang sedang ia hadapi. Tadinya ia memberi perhatian lebih besar kepada masalah yang begitu menguras tenaga dan pikirannya, sekarang ia mengarahkan hati dan pikirannya nya kepada TUHAN sebagai penolongnya, sehingga ia berkata; “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!” (ay. 5).

Apa yang menggerakkan kekuatan yang begitu besar dalam diri Pemazmur, Ia bisa bangkit dari keterpurukan, dari tekanan dan kegelisahan yang sedang ia alami?

1. Pemazmur menempatkan TUHAN di atas masalah yang ia hadapi. Ada keyakinan yang begitu besar dalam diri Pemazmur bahwa Allah adalah sumber pertolongan yang jauh lebih besar dari masalah yang ia hadapi, “Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!”.

2. Pemazmur Sadar bahwa TUHAN adalah sumber penghiburan, sukacita dan kegirangan (ay. 3-4). Pemazmur tidak mau terlarut dengan keadaan, kalah dan tenggelam dalam masalah, ia memotivasi dan memberi semangat kepada dirinya sendiri;  “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku?...”.

Pemazmur tidak mau terus hidup dalam keterpurukan, dalam tekanan jiwa dan kegelisahan. Pemazmur Bangkit dan mempercayakan hidupnya kepada TUHAN sebagai sumber pertolongan, penghiburan dan kegirangannya. Ia memotivasi dirinya sendiri supaya tidak terlarut dan tenggelam kepada masalah yang ia hadapi.

Mungkin kita pernah mengalami masa-masa krisis seperti apa yang dialami Pemazmur, dan tidak menuntup kemungkinan juga bahwa kita akan mengalami situasi seperti itu. Jangan pernah berhenti untuk mempercayai TUHAN. Pandanglah TUHAN yang jauh lebih besar dan berkuasa untuk membebaskan kita dari setiap belenggu masalah yang kita hadapi. Jadikan dia sebagai sumber sukacita dan kegirangan untuk bangkit kembali melepas semua kegundahan dan kegelisahan dalam hati kita. TUHAN memberkati.

============
Info Renungan Lainnya:
Email: solagracia2308@gmail.com
Pin BB: 2600cd25
WhatsApp: +6285337460111 (WhatsApp Only, No Call or SMS).
============

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN068) "TAMAR, CANTIK DAN CERDAS"

Pembacaan Alkitab: 2 Samuel 13:1-18

"Tetapi gadis itu berkata kepadanya: " Tidak kakakku, jangan perkosa aku, sebab orang tidak berlaku seperti itu di Israel. Janganlah berbuat noda seperti itu." (Ay. 12).

Sesuai dengan namanya, Tamar (Ay. 1) ia adalah seorang perempuan yang sangat cantik. Tamar dalam Bhs. Ibarani berarti "Pohon Korma". Korma melambangkan pertumbuhan yang baik, KECANTIKAN, ketulusan dan kelurusan (bdk. Mzm. 92:13; Yer. 10:5). Tamar adalah adik perempuan Absalom anak Daud, disebutkan bahwa ia adalah seorang perempuan yang sangat cantik. Karena kecantikannya, membuat Amnon saudaranya mabuk kepayang karena, ia jatuh cinta kepadanya; "Sesudah itu terjadilah yang berikut. Absalom bin Daud mempunyai seorang adik perempuan yang cantik, namanya Tamar; dan Amnon bin Daud jatuh cinta kepadanya" (Ay. 1).

Kisah itu berlangsung, Amnon tergoda karena kecantikan Tamar, Amnon ingin memilikinya, namun Amnon, memilih dengan cara yang jahat untuk memuaskan nafsunya (ay. 2-5) rencananya pun berhasil, karena bantuan Yonadab sepupunya (ay. 6-11) walaupun pada akhirnya cinta itu berubah menjadi kebencian yang sangat hebat dalam hati Amnon (ay. 15-17).

Bagaimana dengan Tamar? Ternyata, selain dia adalah seorang perempuan yang sangat cantik, tetapi juga ia adalah perempuan yang sangat baik, berusaha menjaga kekudusan dan jati dirinya sebagai anak-anak Raja. Ia adalah seorang perempuan yang cerdas, tahu membedakan yang baik dan yang buruk. Hal ini nampak dari sikafnya ketika ia hendak diperkosa oleh Amnon kakaknya (ay. 12;

1. Tamar tegas menolak untuk melakukan kekejian atau berbuat dosa. Ia tidak mau menodai bangsanya dan melemahkan wibawa kerajaan dengan perbuatannya (ay. 12).

2. Tamar penuh pertimbangan untuk menjaga kekudusan. Bahkan karena kecerdasannya, ia menasehati Amnon supaya ia dengan cara yang baik dan berkenan di hadapan Raja (ay. 13).

Tamar bukan saja cantik, tetapi juga cerdas. Ia berusaha menjaga dirinya, hidup dalam kekudusan, tidak menodai dirinya dengan nafsu sesaat sekalipun ada kesempatan. Walaupun pada akhirnya dia harus menjadi korban. Ia menjaga tradisi yang sudah berjalan turun-temurun, ia berkata "sebab orang tidak berlaku seperti itu di Israel. Janganlah berbuat noda seperti itu." (Ay. 12b).

Ini adalah teledan yang luar biasa, bagi kita dari seorang Tamar. Berusaha menjaga diri "cantik luar dalam", cantik di wajah, cantik di hati. Ia tidak menyalahgunakan anugerah terindah dalam hidupnya demi kepuasan sesaat. Mari kita cerdas dalam menentukan sikaf. Belajar dan terus belajar. TUHAN memberkati.

Informasi Renungan:
Pin BB: 2600cd25
WhatsApp: +6285337460111( WA Anly, No Call or SMS).
Email: solagracia2308@gmail.com

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN067) "KUNCI PENGAMPUNAN"

Pembacaan Alkitab: 2 Samuel 12:9-14

"Lalu berkatalah Daud kepada Natan: " Aku sudah berdosa kepada TUHAN. " Dan Natan berkata kepada Daud: " TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati." (Ay. 13).

Beberapa hari yang sudah lewat, renungan kita selalu mengoreksi dosa dan kesalahan Daud. Namun kali ini kita melihat bagaimana pengampunan TUHAN atas semua dosa-dosa dan kesalahan Daud termasuk ketika ia menghina TUHAN dengan mengabaikan peringatan-perinagatan-Nya (Ay. 9).

Nabi Natan memberikan nasehat kepada Daud termasuk memberitahukan konsekuensi dari dosa yang telah dilakukannya (ay. 10-11). Nasehat itu telah membuka mata hati Daud dan menyadarkan bahwa ia telah melakukan sebuah kesalahan yang sangat besar (ay. 13) yang harus mendapat hukuman sesuai dengan analisanya sendiri pada waktu sebelum ia sadar (12:5-6). Tetapi dosa yang sedemikian besar itu mendapat pengampunan dari TUHAN. Apa dasarnya, mengapa TUHAN berkenan mengampuni dan membatalkan hulumannya? Kuncinya adalah:

1. Daud sangat menghargai nasehat nabi Natan yang diutus oleh TUHAN. Walaupun dia adalah seorang raja, namun ia membuka diri untuk menerima nasehat dan teguran TUHAN.

2. Daud segera menyadari dan mengakui kesalahannya di hadapan TUHAN "aku sudah berdosa kepada TUHAN.

Atas dasar inilah TUHAN menyampaikan berita pengampunan kepada Daud melalui nabi Natan "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati". (Ay. 13b). Namun selalu ada konsekuensi walaupun tidak setimpal dengan dosa yang diperbuatnya (ay. 14).

Dalam Mazmur 103:10-12, Daud mengakui kebesaran kasih TUHAN atas dirinya demikian;

(10)  Tidak dilakukan- Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas- Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,

(11) tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia- Nya atas orang- orang yang takut akan Dia;

(12) sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan- Nya dari pada kita pelanggaran kita.

Tidak ada dosa yang terlalu besar yang tidak dapat diampuni. Hanya diperlukan sebuah kebesaran hati untuk menerima teguran dari orang lain dan mengakui semua kesalahan kita. Ini menggambarkan kasih Kristus yang berkenan mengampuni dosa-dosa kita melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib dan membatalkan hukuman kita.

Tidak terlambat, jika kita mau dipulihkan hati kita hari ini oleh TUHAN. TUHAN sangat mengasihi kita, terimalah tegurannya dan akulah semua dosa kita dihadapan-Nya sebelum hukuman menimpa kita. Tidak ada dosa yang terlalu besar yang tidak dapat diampuni oleh TUHAN. "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yoh. 1:9). TUHAN memberkati.

Informasi Renungan:
Pin BB: 2600cd25
WhatsApp: +6285337460111( WA Anly, No Call or SMS).
Email: solagracia2308@gmail.com

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN066) "MENGABAIKAN PERINGATAN TUHAN"

Pembacaan Alkitab: 2 Samuel 12:1-11

"Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata- Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon" (2 Samuel 12:9).

Kesalahan terbesar manusia adalah mengabaikan peringatan-peringatan TUHAN. Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, penyebab utamanya adalah mengabaikan peringatan-peringatan TUHAN melalui perintah-perintah-Nya atau firman-Nya. Menentukan pilihan sendiri di luar kehendak TUHAN, bertintak tanpa pertimbangan yang matang.

TUHAN berfirman kepada Daud melalui Nabi Natan "mengapa engkau menghina TUHAN..." (Ay. 9). Maksudnya di sini adalah mengabaikan firman TUHAN, atau perintah TUHAN. Mengabaikan perintah TUHAN adalah sebuah bentuk penghinaan dan dapat disebut sebagai kejahatan "...dengan melakukan apa yang jahat di mata- Nya...". Dalam ayat 9, khususnya kalimat "mengapa engkau menghina TUHAN...", nampaknya ada satu kata dalam bahasa Ibrani yang tidak diterjemahkan dalam Bhs. Indonesia, yaitu kata "DABAR", yang berarti firman atau perintah. Terjemahan dalam KJV adalah therefore hast thou despised the commandment of the LORD. Jadi harusnya diterjemahkan "mengapa engkau menghina (mengabaikan) perintah (firman) TUHAN. Ini lebih sesuai dengan teks aslinya.

Kata menghina diterjemahkan dari kata Ibr. "BAZAH" yang berarti menganggap rendah, menghina dan mengabaikan. Kesalahan Daud jelas sekali karena ia mengabaikan peringatan TUHAN melalui firman-Nya, akibatnya adalah:

1. Ia berntindak di luar kehendak TUHAN. Segala sesuatu yang dilakukan di luar kehendak TUHAN adalah kejahatan (ay. 9b, 1-4). Tidak ada pertimbangan apalagi melibatkan TUHAN.

2. Ia berntindak hanya untuk kepuasan diri dan merugikan orang lain (ay. 1-4). Mencari keuntungan dan kebahagiaan di atas penderitaan orang lain.

3. Tidak pernah merasa cukup dengan apa yang TUHAN sudah berikan (ay. 7-8).

Dari semua ini, Daud telah mengabaikan peringatan TUHAN, menghina TUHAN dengan berlaku jahat di hadapan-Nya. Ia bertindak tanpa pertimbangan, sehingga ia jatuh ke dalam dosa dan kejahatan, dan akibat dari semua ini adalah hukuman (ay. 10-11).

Mari kita bertindak hati-hati, supaya kita lebih peka dengan peringatan-peringatan TUHAN. Keberhasilan kita adalah ketika kita memilih untuk taat kepada kehendak TUHAN (Yos. 1:7), Bukan karena mengikuti keinginan daging kita, dengan menghina TUHAN, mengabaikan peringatan-peringatannya. TUHAN memberkati.

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN065) "BAIK DIMATAKU, JAHAT DI MATA TUHAN"

Pembacaan Alkitab: 2 Samuel 11:14-27

"Setelah lewat waktu berkabung, maka Daud menyuruh membawa perempuan itu ke rumahnya. Perempuan itu menjadi isterinya dan melahirkan seorang anak laki- laki baginya. Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN."  (2 Sam. 11:27).

Mungkin Daud bisa bernafas lega setelah rencananya berhasil, dan ia merasa aman, bebas dari tuduhan karena Uria telah gugur di medan perang bersama beberapa para tentaranya (ay. 16-17). Bagi Daud, mungkin inilah jalan yang terbaik, walaupun harus mengorbankan orang yang terbaik (Uria), pahlawan yang bertanggung jawab dan penuh pengabdian bagi bangsa dan rajanya (11:11).

Daud lupa kepada Dia yang mengurapi dan mengangkatnya menjadi raja atas Israel dan yang telah membebaskannya dari tangan Saul (12:7). Perbuatannya telah menghina TUHAN (12:9). Untuk saat ini, walaupun itu dirasa baik oleh Daud, namun itu merupakan kejahatan di mata TUHAN (ay. 27).

Sebuah pembelajaran yang sangat penting bagi kita untuk tidak melupakan TUHAN dalam setiap tindakan kita. Pertimbangkanlah setiap keputusan, apakah itu berkenan di hadapan TUHAN atau tidak, sebab apa yang kita anggap baik, mungkin itu adalah kekejian bagi TUHAN, seperti tindakan dan perbuatan Daud. Di mata kita baik, tetapi jahat di mata TUHAN.

Tindakan yang kita lakuakan hanya untuk kepuasan dan kentingan diri tanpa pertimbangan yang matang dan tanpa melibatkan TUHAN akan berakhir dengan kehancuran. Disilah letak jatuhnya wibawa seorang pemimpin. Pikirkanlah yang baik (berkanan) bagi TUHAN dan bukan baik bagi diri sendiri. Dosa dan kejahatan itu ada, karena TUHAN tidak pernah ada dalam hati, pikiran dan dalam setiap tindakan kita. Mari, jangan biarkan dosa berkuasa, hadirkan TUHAN dalam setiap keputusan dan tindakan kita. TUHAN memberkati.

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN064) "PENGABDIAN YANG TULUS"

Pembacaan Alkitab: 2 Sam. 11:6-13

"Tetapi Uria berkata kepada Daud: " Tabut serta orang Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba- hamba tuanku sendiri berkemah di padang; masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum dan tidur dengan isteriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan hal itu!"  (2 Sam. 11:11).

Sungguh sangat disayangkan sikaf Daud sebagai seorang pemimpin (Raja) tidak mengenal kepribadian, pengorbanan dan pengabdian Uria yang terus berjuang demi keamanan bangsa dan rajanya. Uria berjuang bukan semata-mata untuk mencari popularistas untuk pemenuhan kepentingannya sendiri tetapi ia tunduk dalam pengabdian yang tulus.

Pengabdian Uria nampak dari sikafnya yang tulus dan rendah hati ketika Daud menyuruh ia pulang untuk beristirahat, makan dan tidur dengan istrinya untuk menutupi kesalahan Daud yang bersembunyi di balik kebaikkannya. Kendati demikian Daud sangat sulit untuk meluluhkan ketulusan hatinya Uria yang kokoh dengan pendiriannya untuk mengabdi kepada bangsa dan negaranya. Mari kita belajar dari beberapa hal dari sikaf Uria:

1. Setia dan patuh dalam pengabdian. Ia turut berjuang untuk mempertahankan keutuhan dan keamanan bangsa ( 11:1, 6-7, 11c).

2. Tulus dan rendah hati. Raja membujuk Uria untuk meninggalkan tugasnya beristirahat di rumahnya, namun ia memilih untuk berbaring di depan pintu Istana bersama-sama dengan hamba-hamba tuannya (ay.8-11).

3. Menjunjung dan mementingkan kebersamaan, mengorbankan kesenangan dirinya. Ia tidak pulang untuk bersenang-senang, memikirkan istrinya yang cantik, dan makan enak bersamanya, tetapi ia lebih melihat kepada kebersamaan demi bangsa dan keamanan raja sekalipun ia harus menderita (Ay. 11).

Daud tidak melihat itu, Daud sudah dituduh oleh kesalahannya sendiri yang telah tidur dengan istri Uria. Dan Daud harus kehilangan dan mengorbankan pahlawan terbaiknnya hanya untuk kepentingannya sendiri. Uria dibuat mabuk (ay. 12-13) Uria yang sudah mengabdi dan berjuang demi hidupnya harus gugur di medan perang oleh rencana jahat Daud (11:14-21).

Seberapa besar pengabdian kita dihargai? Atau kita sedang mengalami kondisi yang sama seperti Uria di tempat pekerjaan kita. Ada banyak orang disekitar kita yang berusaha untuk membutuh karakter dan perasaan kita, karena kepentingannya sendiri, lakukanlah seperti apa yang Uria lakukan. Kualitas pengabdian akan menunjukkan siapa kita. Pengadian dan perjuangan kita yang tulus tidak akan sia-sia di hadapan TUHAN. TUHAN memberkati.

Informasi Renungan lainnya:
Pin BB: 2600cd25
WhatsApp: +6285337460111( WA Anly, No Call or SMS).
Email: solagracia2308@gmail.com

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN063) "SIASAT IBLIS UNTUK MENYERET KEPADA DOSA YANG LEBIH BESAR"

Pembacaan Alkitab: 2 Samuel 11:6-13

"Kemudian berkatalah Daud kepada Uria: " Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu. " Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja". (Ay. 8).

Daud harus berpikir keras untuk menghindar dari tuduhan atas perbuatannya. Dia mencari cara dan berpura-pura bersikaf baik dan bersembunyi di balik kenyataan yang sebenarnya. Dia sudah tertawan oleh perasaannya  buah dari perbuatannya sendiri. Benih yang ditabur dengan Batsyeba istri Uria telah tumbuh (11:5) dan tidak ada cara lain untuk menghindar selain berlalu jujur atau harus berbohong.

Dosa telah merampas wibawa Daud sebagai seorang raja. Dosa telah merampas keberaniannya untuk berlalu jujur, kebaikkan yang dibungkus dengan kejahatan adalah senjatanya untuk menghidar dari tuduhan. Ini adalah sebuah siasat iblis untuk menyeret kita kepada dosa yang lebih besar. Benar! Pada akhirnya Daud akan kehilangan pahlawan bangsa yang bertanggung jawab, karena Uria harus mati dalam rencana Daud (11: 14-21).

Kegalauan hati Daud, akibat dari dosanya tidak dapat dibendung, membuat iblis menggiring dia untuk membuat siasat:

1. Berpura-pura bersikaf baik untuk menghindar dari kesalahan (Ay. 6-8). Daud berkata kepada Uria "pergilah ke rumah dan basuhlah kakimu." (Ay. 8). Setelah terdengar Batsyeba telah hamil, Daud berpikir Uria harus pulang untuk tidur dengan istrinya (tahulah maksudnya... :) ).

2. Mencari-cari alasan untuk meloloskan diri dari tuduhan dan untuk membenarkan diri (ay. 10-13). Ternyata Uria adalah orang yang sangat bertanggung jawab, ia tidak akan pulang karena ia merasa masih bertanggung jawab (ay. 9, 11).

Siasat pertama gagal, munculkan rencana jahat kedua untuk membebaskan diri dari tuduhan. Daud berencana untuk menghabisi Uria di medan perang, itupun tetap dikemas dengan baik oleh Daud (ay. 12-13). Rencana berjalan dengan baik, akhirnya Uria pun gugur di medan perang (11:14-21).

Inilah siasat iblis untuk menyeret kita kepada dosa yang lebih besar. Dosa tidak pernah berhenti. Dosa pertama yang dilakukan oleh Daud dengan Batsyeba, berlanjut kepada tahap berikutnya, yang berujung pada kematian Uria sebagai pahlawan bangsa yang bertanggung jawab.

Kisah ini mengajar kita untuk berntindak lebih hati-hati dan cermat. Berpikir sebelum bertindak, janganlah hendaknya dosa menang dan menguasai kinginan kita. Dosa hanya akan membuat tuduhan-tuduhan untuk melahirkan dosa yang lebih besar lagi. Mari perkuat keimanan kita kepada TUHAN. TUHAN memberkati.

Informasi Renungan lainnya:
Pin BB: 2600cd25
WhatsApp: +6285337460111( WA Anly, No Call or SMS).
Email: solagracia2308@gmail.com

Amourously Of Christ:
Ps. KeTUT MARDIASA

(CDN062) "CELAH IBLIS MELEMAHKAN IMAN KITA".

Pembacaan Alkitab: 2 Samuel 11:1-5

"Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan- jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya" (Ay. 2).

Kisah tentang Daud dan Batsyeba sangat menarik untuk kita perhatiakan, bukan karena kisah cinta butanya Daud dengan seorang perempuan cantik yang sudah bersuami. Tetapi bagaimana iblis memanfaatkan moment-moment strategis untuk melemahkan sendi-sendi keimanan kita untuk mengikuti kemauannya dan berpaling dari nilai-nilai moral yang dibangun di atas dasar iman kepada TUHAN.

Iblis tidak akan menyia-nyiakan kesempatan, di mana saat-saat manusia berada dalam situasi yang nyaman dan saat manusia mencoba untuk menikmati relaksasi, karena pada saat itu manusia merasakan kenikmatan hidup, memanjakan diri untuk kepuasan dan kesenangan diri. Di sinilah iblis berusaha untuk menawan manusia dengan kenikmatannya sehinggan manusia kehilangan kesadaran diri dan bertindak mengikuti kemauannya.

Ini mungkin sedikit gambaran tentang kisah cinta butanya Daud dengan Batsyeba. Iblis menawarkan kenikmatan, karena ia melihat celah untuk meruntuhkan sendi-sendi keimanan Daud. Kapan iblis menemukan celah itu?

1. Ketika kita lalai akan tugas dan tanggung jawab kita. Daud melalaikan tugasnya sebagai raja dan memilih untuk berelaksasi di istana dan memanjakan diri. Tetapi tanggung jawabnya dilimpahkan kepada Yoab dan seluruh orang Israel (ay. 1)

2.  Ketika kita memilih mengasingkan diri dan menutup diri dari keramaian. Yoab maju berperang dengan orang-orangnya tetapi Daud sendiri tinggal di Yerusalem (di Istana) (ay. 1b).

Inilah moment dan celah terbaik bagi iblis untuk menjatuhkan Daud seorang raja Besar. Iblis menawarkan keindahan dan kenikmatan duniawi (ay. 2). Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Daud yang tinggal seorang diri di Istana (ay. 3-5).

Iblis selalu menawarkan hal-hal yang menarik (seperti perempuan cantik seperti Batsyeba). Dan iblis masih punya banyak cara untuk menjatuhkan dan melemahkan kita. Ia menyeret kita dengan tawaran-tawarannya yang menarik (Bc. Mat. 4:1-10). Jangan biarkan iblis mendapatkan celah, tunaikanlah tugas dan tanggung jawab kita dengan setia di hadapan TUHAN dan berusahalah hidup bersosialisasi dengan sesama. TUHAN memberkati...

 Renungan via BBM, silakan invite 2600cd25, WhatsApp +6285337460111 (WhatsApp Only, No Call or SMS). Email: solagracia2308@gmail.com

Amourously Of Christ:
Ps. KeTUT MARDIASA

(CDN061) "MENANG TERHADAP MASALAH".

Pembacaan Alkitab: Kejadian 50:15-21

"Memang kamu telah mereka- rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka- rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar" (ay. 20).

Sebuah pembelajaran hidup yang luar biasa dari kisah Yusuf yang perlu mendapat perhatian kita secara serius. Kisah ini menggambarkan ketegaran dan sikaf hati seseorang yang mengerti dan memahami kehendak TUHAN di balik beratnya ujian dan tantangan yang harus dihadapinya.

Yusuf mendapat perlakuan yang tidak manusiawi dari saudara-saudaranya, karena mereka dikuasai oleh iri hati, dengki dan kebencian. Ia disiksa, difitnah, nyaris dibunuh dan bahkan dijual ke Mesir. Namun apakah itu membuat Yusuf berhenti mempercayai TUHAN? Tidak! Justru sikafnya yang baik dan kepercayaannya kepada TUHAN telah membuat ia berhasil dalam segala sesuatu yang dilakukannya. Bahkan Ia memandang positif setiap penderitaan yang ia alami. Ia tahu ada tujuan TUHAN yang jauh lebih besar dari dibalik semua yang ia alami. Ia berkata "Memang kamu telah mereka- rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka- rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar" (ay. 20).

Apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini? Terlalu banyak sekali! Namun beberapa di antaranya adalah:

1. Berpikir positif. Dibalik ujian, ada tujuan TUHAN yang jauh lebih besar. Manusia mereka-rekakan yang jahat, tetapi TUHAN mereka-rekakan kebaikan. Jangan sibuk dengan masalah, tetapi temukankan kehendak TUHAN di balik masalah.

2. Mempercayakan diri kepada TUHAN. Tidak menempatkan diri di atas masalah, tetapi di atas kepercayaan kepada TUHAN. Masalah tidak dapat menyelesaikan masalah, tetapi kepercayaan kepada TUHAN akan melihat rencana TUHAN dari balik masalah. Yusuf berkata, "...dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni untuk memelihara hidup suatu bangsa yang besar".

Berpikirlah positif, pandanglah masalah sebagai bagian dari rencana TUHAN merajut keindahan bagi masa depan kita. Jangan kalah dengan masalah, majulah dengan iman dan kepercayaan yang besar kepada TUHAN. Inilah kunci kemenangan kita menghadapi masalah. Jangan mundur karena masalah, hadapilah setiap tantangan. TUHAN memberkati.

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA
Terima Kasih atas kunjungan dan dukungan anda. TUHAN Yesus memberkati. Semua Artikel dan Renungan yang ada di blog ini, boleh disalin/ dicopy tanpa ijin. Berikan Komentar dengan sopan dan dukung terus untuk kemuliaan nama TUHAN Yesus Juruselamat kita. Salam Dalam Kasih Kristus.

Contact Form

Name

Email *

Message *