(CDN110) "SAKSI KEBENARAN"

Pembacaan Alkitab: Lukas 1:1-4; Kis. 1:1-3

"Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar." (Luk. 1:3-4).

Penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul berusaha menyajikan sebuah fakta yang meyakinkan kita tentang sebuah kebenaran, setelah melakukan penyelidikan secara seksama dari peristiwa-perintiwa yang pernah terjadi, pernah diberitakan, dan pernah didengar dari beberapa saksi mata tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan oleh TUHAN Yesus (Luk. 1:1-4; Kis. 1:1).

Lukas (penulis Injil Lukas & Kisah Rasul) tidak menemukan sebuah kebohongan dalam penelitiannya, sehingga ia memutuskan untuk menyajikannya sebagai fakta kebenaran yang disusun secara teratur dalam sebuah buku yang kemudian disebut dengan Injil Lukas dan Kitab Kisah Para Rasul. Tujuannya adalah supaya para pendengarnya atau penerimanya dapat mengerti dan diyakinkan bahwa apa yang mereka dengar adalah sebuah kebenaran (Luk. 1:4).

Lukas adalah saksi kebenaran, penelitiannya membuktikan bahwa peristiwa dan segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan oleh TUHAN Yesus adalah benar. Penyajiannya yang sangat sistematis dan teratur dari awal peristiwa dan akhir (Luk. 1 - 24; Kis. 1-28) menunjukkan bahwa ia melakukannya dengan sangat hati-hati atau dengan seksama sehingga bebas dari kesalahan. Itu artinya kebenaran ini dapat dipercaya dan kita terima tanpa keraguan. Semua tentang Yesus sudah dicatat di dalamnya; kelahiran-Nya, Kematian-Nya, Kebangkitan-Nya, penampakan-Nya, Kenaikan-Nya bahkan kedatangann-Nya kembali (Kis. 1:11).

Fakta kebenaran yang disajikan oleh Lukas ini sangat jelas dan lebih dari cukup untuk memahami, mengerti dan mengetahui bahkan untuk menerima dan menghidupi kebenaran ini dengan lebih sungguh-sungguh, mengakui Yesus sebagai TUHAN dan juruselamat kita yang telah melakukan segalanya untuk kita. TUHAN memberkati.

-------------------------------
Renungan via BBM:  2600cd25, WhatsApp: +6285238083111.
Email: solagracia2308@gmail.com
-------------------------------

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN109) "JALAN KEPADA ALLAH"

Pembacaan Alkitab: Yoh. 14:1-11

"Kata Yesus kepadanya: " Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh. 14:6).

Dalam amanat perpisahan-Nya, TUHAN Yesus ingin menyegarkan hati para murid-murid-Nya, Ia mau menjelaskan tentang pengaharapan yang sungguh-sungguh akan mereka terima kelah, yaitu hidup kekal di Rumah Bapa. Yesus Tahu kondisi hati murid-murid-Nya saat Ia tidak bersama-sama lagi dengan mereka. Ia mau supaya mereka menghilangkan segala keraguan yang ada dalam hati mereka melainkan percaya kepada-Nya (Ay. 1).

Perpisahan yang akan terjadi, justru perpisahan yang akan mempersatukan dan mempertemukan kita kelak dalam Rumah Bapa. Dia pergi untuk kembali setelah Ia mempersiapkan tempat bagi semua orang yang percaya kepada-Nya (Ay. 2-3). Dalam hal ini, TUHAN Yesus sangat berharap murid-murid-Nya memahami apa yang dimaksudkan-Nya. Yesus berkata "kemana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ" (ay. 4). Ternyata murid-murid sama sekali tidak mengerti bahkan menimbulkan pertanyaan dalam hati mereka.

Tomas berkata: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" (Ay. 5). Untuk menjelaskan maksud-Nya, Yesus berbicara secara terus terang kepada mereka "Akulah jalan itu... Tidak seorangpun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku" (Ay.6). Percaya kepada Yesus itulah "JALAN" yang dimaksudkan.

Lagi-lagi menimbulkan pertanyaan. Filipus berkata; "tunjukanlah Bapa itu kepada kami" (Ay. 8). Yesus menjelaskan maksudnya lagi untuk memperkuat kepercayaan mereka bahwa sesungguhnya ketika mereka melihat Yesus, berarti mereka telah melihat Bapa. Mengenal Yesus, berarti mengenal Bapa, (Ay. 7) karena Yesus dan Bapa adalah satu 10-11).

Jadi yang TUHAN Yesus maksudkan dengan "Jalan" adalah diri-Nya sendiri. Ada dua hal yang TUHAN Yesus ingin tekankan kepada kita untuk sampai kepada Bapa, yaitu, Percaya dan Mengenal Dia secara pribadi. Yesus berkata: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Ay. 6). Sekarang kita memiliki kepastian, karena TUHAN YESUS telah menunjukan jalan kepada kita, janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada Kristus (ay. 1). TUHAN memberkati.

-------------------------------
Renungan via BBM:  2600cd25, WhatsApp: +6285238083111.
Email: solagracia2308@gmail.com
-------------------------------

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN108) "TANDA PENGENAL"

Pembacaan Alkitab: Yohanes 13:34-35

"Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid- murid- Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

TUHAN Yesus berkata, "Aku memberikan perintah baru kepadamu...". Perintah baru ini sekaligus menjadi hukum atau peraturan hidup kekristenan. Perintahnya adalah supaya kita hidup saling mengasihi. Kasih harus menjadi tanda kehidupan Kristen, tanda pengenal sebagai pengikut-pengikut Kristus (Ay. 35).

Tanda pengenal kita adalah KASIH. Manusia dikenal namanya melalui Kartu Tanda Penduduk (KTP), namun tanda ini hanya dipergunakan di mana perlu dan selalu tersimpan di dalam dompet. Tetapi KASIH terpancar keluar yang tercermin dari ketaatan dan ketertundukan diri melakukan perintah Allah, yaitu hidup dalam kasih. Dan ini sekaligus sebagai pengungkapan jadi diri kita sebagai pengikut-pengkut Kristus.

Mungkin kita tidak akan dikenal oleh seseorang dengan tanda pengenal kita pada umumnya, tetapi kita akan dikenal ketika kita mempraktekkan kasih dalam hidup kita. Kasih bukan hanya sekedar ucapan tetapi nyata dalam sikap hati, tindakan dan perbuatan kita (Bdk. 1 Yoh. 3:18). TUHAN Yesus berkata: "Dengan demikian SEMUA ORANG AKAN TAHU, bahwa kamu adalah murid- murid- Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Ay. 35).

Sejak saya (Ketut Mardiasa) mengenal Kristus dan menjadi orang Kristen pada tahun 1994, saya hidup sebagai orang Kristen yang baik, teman-teman saya menyebut saya "KRISTEN" bahkan sampai hari ini, dan saya bangga dengan sebutan itu. Teman-teman saya di sekolah pada waktu itu hanya beberapa orang yang beragama Kristen, tetapi teman-teman saya tidak mau menyebut mereka Kristen, hanya saya. Lalu timbul pertanyaan dalam hati saya, "Apakah ini ejekan buat saya karena saya menjadi Kristen?" Saya mencari tahu jawabannya dengan beberapa orang yang selalu dekat dengan saya. Alangkah bangganya saya setelah mendengar jawaban mereka, "kamu bukan saja beragama Kristen, tetapi sikap kamu lebih dari sekedar orang beragama, kamu bergaul dengan baik dan dapat menerima siapa saja" jawabnya.

Orang mengenal saya pada waktu itu bukan saja beragama Kristen, tetapi BERNAMA Kristen. Saya terus belajar menerapkan kehidupan sebagai seorang Kristen termasuk di dalamnya terus berusaha untuk melakukan perintah Allah untuk hidup dalam kasih, sebagaimana Kristus telah mengasihi saya (Ay. 34). Orang tidak akan mengenal nama kita, tetapi orang lain akan tahu siapa kita, jikalau kita hidup di dalam kasih. Mari jadikan KASIH sebagai tanda pengenal kehidupan kekristenan kita. TUHAN memberkati.

-------------------------------
Renungan via BBM:  2600cd25, WhatsApp: +6285238083111.
Email: solagracia2308@gmail.com
-------------------------------

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN107) "PANCARAN CAHAYA KASIH"

Pembacaan Alkitab: Yohanes 13:34-35

"Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid- murid- Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

Saat-saat terakhir yang mengharukan, di mana TUHAN Yesus memperingatkan kepada murid-murid-Nya tentang hal-hal yang akan terjadi menimpa diri-Nya. Dan baru saja Ia menceritakan tentang salah seorang murid-Nya akan menghianati-Nya. YESUS tahu secara persis tentang kondisi hati murid-murid, saat-saat apa yang harus menimpa-Nya terjadi dan ketika Ia tidak bersama-sama lagi. Namun TUHAN Yesus tidak membiarkan kegalauan terjadi dan menguasai perasaan mereka begitu saja. Ia menghibur mereka, bahwa, Ia sangat mengasihinya. TUHAN Yesus tidak ingin ada perpecahan di antara mereka, tetapi tetap bersatu dalam ikatan tali kasih terhadap satu dengan yang lainnya.

TUHAN Yesus sudah memberikan teladan kasih, Ia mau supaya murid-murid-Nya menjadi saksi, menjadi pelopor-pelopor kasih, memancarkan CAHAYA KASIH Kristus dalam kehidupan bersama. TUHAN Yesus menekankan bahwa:

1. Mengasihi merupakan suatu perintah yang harus ditaati. "Aku memberikan perintah baru kepadamu, yaitu SUPAYA kamu saling mengasihi..." (Ay. 13a).

2. Mengasihi merupakan suatu keharusan yang tidak boleh dilalaikan. "...sama seperti Aku telah mengashi kamu demikian pula kamu HARUS saling mengasihi." (Ay. 13b).

Sasaran atau tujuan akhir dari implementasi kasih ini memiliki tujuan ganda. Selain mereka tetap bersatu, mereka juga dapat mempertahankan identitas diri sebagai pengikut-pengikut Kristus, menjadi saksi bagi banyak orang (Ay. 35).

Sebagaimana Kristus telah memancarkan Kasih-Nya kepada kita, maka kita pun harus memancarkan kasih Kristus, merefleksikannya kepada sesama kita. Dengan demikian akan semakin nyata bahwa, kita tidak memiliki identitas yang palsu, semua orang akan tahu bahwa kita adalah murid-murid atau pengikut-pengikut Kristus. Mari taati perintah-Nya dan jangan melalaikan untuk hidup dalam kasih. Pancarkanlah cahaya  kasih Kristus. TUHAN memberkati.

-------------------------------
Renungan via BBM:  2600cd25, WhatsApp: +6285238083111.
Email: solagracia2308@gmail.com
-------------------------------

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN106) " JANGANLAH GELISAH HATIMU"

Nas Alkitab: Yohanes 14:1

"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada- Ku".

Apa yang TUHAN Yesus tawarkan kepada kita, sehingga Ia  begitu meyakinkan kita tentang keberadaan diri-Nya? TUHAN Yesus katakan "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada- Ku".

Bukan hanya sekedar pengharapan atau hanya sekedar penghiburan untuk menepis semua keraguan, mengusir ketakutan dan membangkitkan kepercayaan diri, tetapi yang lebih daripada itu adalah bahwa TUHAN Yesus adalah Allah yang sanggup menjawab setiap kebutuhan manusia termasuk memberi jaminan kepada pengharapan yang akan datang. TUHAN Yesus tahu secara persis kondisi hati para murid, ketika mereka mengahapi tekanan dan pergumulan. Mereka akan tergoda untuk mengandalkan kekuatan diri dan meragukan kuasa Allah sehingga membuat mereka kuatir, gelisah dan kehilangan kontrol.  TUHAN Yesus menegaskan supaya mereka menaruh kepercayaannya kepada TUHAN untuk melenyapkan kegelisahan di dalam hati dan segala kemungkinan yang akan membawa mereka kepada ketakutan yang lebih besar lagi karena ketidakpercayaan mereka.

Daud berkata; "Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada- Nya, dan Ia akan bertindak" (Mzm. 37:5). Kepercayaan kita kepada TUHAN akan menggerakkan hati-Nya untuk melakukan kehendak-Nya bagi kita. Ia akan bertindak jauh lebih besar dari kegelisahan dan ketakutan yang timbul karena ketidakpercayaan kita. TUHAN Yesus mau supaya kita tidak pernah meragukan Dia, karena Dia adalah Allah.

TUHAN Yesus tidak menjanjikan apapun kepada kita secara materi, namun Ia meyakinkan kepada kita bahwa segala sesuatu itu mungkin, oleh karena itu janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada Kristus.

Apa yang menghambat kita untuk mempercayai Dia dalam hidup kita? Ketakutankah? Kekuatirankah? Masa depankah? Atau apapun namanya, jangan pernah meragukan Dia. TUHAN Yesus katakan percayalah kepada-Ku, maka kita akan melakukan perkara-perkara yang besar bahkan lebih besar lagi (Yoh. 14:12). TUHAN memberkati.

-------------------------------
Renungan via BBM:  2600cd25, WhatsApp: +6285238083111.
Email: solagracia2308@gmail.com
-------------------------------

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN105) "KECIL BERPOTENSI BESAR"

Pembacaan Alkitab: Lukas 17:5-6

"Lalu kata rasul- rasul itu kepada Tuhan: " Tambahkanlah iman kami!" Jawab Tuhan: " Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."

Walaupun sudah cukup lama hidup dalam kebersamaan, menyaksikan begitu banyak mujizat dan tanda tanda ajaib yang dilakukan oleh TUHAN Yesus, namun iman murid-murid masih sangat dangkal. Belum cukup waktu bagi mereka untuk mengenal TUHAN dan karya-karya-Nya lebih dalam lagi. Hal ini terbukti saat murid-murid minta kepada YESUS supaya Ia menambahkan iman dalam hati mereka.

Dari jawaban TUHAN Yesus nampak dengan jelas bahwa iman mereka masih terlalu  jauh dari apa yang diharapkan. TUHAN Yesus berkata:
"Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."

TUHAN memberikan penjelasan dalam Matius 13:32 tentang biji Sesawi; "Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung- burung di udara datang bersarang pada cabang- cabangnya."

Biji Sesawi adalah benih yang sangat kecil namun berpotensi untuk tumbuh menjadi pohon yang besar. Jawaban TUHAN Yesus kepada para murid-Nya bukan bermaksud supaya mereka memiliki iman sebesar biji sesawi yang kecil tetapi lebih kepada potensi yang besar yang dimulai dari hal yang kecil, yang dapat membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin (Ay. 6b).

Akan sangat menarik jika kita membandingkan ayat 6 dengan terjemahan dari King James Version dan Indonesian Literal Translation.

KJV: "... If ye had faith as a grain of mustard seed..." . (Jika kamu memiliki iman seperti sebutir biji sesawi).

ILT: "... Sekiranya kamu mempunyai iman seperti biji sesawi".

Perhatikan kata "seperti biji sesawi" atau "as a grain of mustard seed". Kita akan menemukan maksud TUHAN yang sangat menarik dan indah dari jawaban-Nya kepada murid-murid-Nya dalam ayat 6. Hal ini menunjuk kepada gambaran tentang benih biji sesawi yang memiliki potensi pertumbuhan yang besar seperti yang digambarkan dalam Matius 13:32.

Murid-murid berkata "tambahkanlah iman kepada kami". Jika mereka memiliki iman seperti biji sesawi, dan mereka tetap bertekun memeliharanya, maka iman itu akan bertambah-tambah besarnya. Yang kecil akan bertumbuh menjadi besar, seperti benih sesawi yang kecil, ketika ia tumbuh, maka ia akan menjadi pohon yang besar, sehingga burung-burung datang dan bersarang padanya. Mari memelihara iman kita dan semakin bertekun di dalamnya, sekalipun sekecil biji sesawi, namun berpotensi besar, sampai iman itu bertumbuh mencapai kesempurnaannya.  TUHAN memberkati.

-------------------------------
Renungan via BBM:  2600cd25, WhatsApp: +6285238083111.
Email: solagracia2308@gmail.com
-------------------------------

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN104) "WASPADA TERHADAP PENYESATAN"

Pembacaan Alkitab: Lukas 17:1-4

"Yesus berkata kepada murid- murid- Nya: " Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya."  ( Lukas 17:1).

Yang dimaksud dengan penyesatan di sini adalah orang-orang yang dengan sengaja membuat "stumbling block" atau dalam bhs Yunaninya "Skandalon" yang berarti batu santungan yang menyebakan orang lain terjatuh / occasion to fall, atau menyebabkan orang lain tersandung/ occasion to stumbling.

Kita tidak akan mungkin lari dan menghindar dari kenyataan ini. TUHAN Yesus menegaskan bahwa penyesatan  akan selalu ada selama kita hidup di dunia ini. Tetapi dengan tegas juga, Ia mengatakan bahwa celakalah orang-orang yang mengadakannya (Ay. 1). Kita sedang hidup di tengah-tengah dunia yang jahat, ada begitu banyak orang-orang yang ada di sekitar kita, sadar ataupun tidak, mereka tidak senang dengan keberadaan kita dan terus mencari-cari celah untuk melemahkan dan menjatutuhkan kita. Namun TUHAN Yesus memberikan nasihat, supaya kita tetap waspada terhadap penyesatan-penyesatan yang sedang terjadi dan akan terus terjadi:

1. Selalu menjaga diri (Ay. 3a). Bagaimana kita menaga diri kita? Rasul Paulus mengatakan bahwa; "Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau." (1 Tim. 4:16).

2. Selalu hidup damai dengan sesama kita. Merendahkan diri, saling menegor dan saling mengampuni (Ay. 3b-4).

Iblis selalu mencari-cari celah dan berusaha untuk memanfaatkan kelemahan kita. Rasul Petrus berkata  bahwa: "Milikilah cara hidup yang baik... supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan- perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka."  (1 Ptr. 2:12). Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."  (Mat. 5:16). Jangan biarkan penyesat-penyesat mengalahkan kita, karena kita tidak akan mengambil bagian dari apa yang sudah ditentukan bagi mereka (Ay. 2). Waspadalah. TUHAN memberkati.

-------------------------------
Renungan via BBM 2600cd25, WhatsApp: +6285238083111.
Email: solagracia2308@gmail.com
-------------------------------

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN102) “MENJADI PENYEMBAH-PENYEMBAH YANG BENAR”

Pembacaan Alkitab: Yohanes 4:23-24

“Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”

Pembacaan Firman TUHAN hari ini merupakan penggalan dari percakapan  TUHAN YESUS dengan seorang perempuan Samaria. Cuplikan percakapan sebelumnya memperlihatkan bahwa, TUHAN YESUS sedang memperkenalkan diri-Nya sebagai sumber Air Hidup (Ay. 13-14). Kemudian masuk ke dalam pengungkapan jati diri perempuan itu sebagai seseorang yang hidupnya tidak benar (Ay.16-18). Pada session yang terakhir dalam percakapan-Nya menyentuh kepada pola dan obyek penyembahan yang salah, yaitu peyembahan yang dibatasi dengan tempat, dan obyek penyembahan kepada allah yang salah, yaitu, allah yang tidak mereka kenal (Ay. 19-22).

Dalam teks atau ayat pilihan kita hari ini, TUHAN YESUS ingin merestorasi pola dan obyek penyembahan kita yang salah itu. TUHAN YESUS memberikan pemahaman untuk mengubah pola pikir kita tentang suatu penyembahan kepada Allah. TUHAN mau supaya kita menjadi penyembah-pembahbah yang benar (true worshipers), penyembahan yang bebas dari kepura-puraan, bebas dari pengagungan diri tetapi pemyembahan yang sungguh-sungguh memuliakan TUHAN.

Ada dua alasan mengapa kita harus menjadi penyembah-penyembah yang benar:

A. Sebab Allah menghendaki penyembah-penyembah yang demikian (Ay. 23b).  Dalam terjemahan lain dari ILT dikatakan bahwa; “… Sebab Bapa pun sedang mencari orang-orang yang menyembah Dia seperti itu”. KJV: “…for the Father seeketh such to worship him”.

B. Allah adalah Roh, barangsiapa yang menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Ay. 24).

Dari alasan yang kedua ini, point B, kita akan menemukan apa yang yang dikehendaki Allah untuk menjadi penyembah-penyembah yang benar, yaitu:

1. Penyembah-penyembah yang benar adalah penyembah yang memiliki persatuan roh dengan Roh Allah.

Allah itu Roh, barangsiapa menyembah Dia harus menyembah-Nya dalam roh. Ketika mulut kita bernyanyi, roh kita juga bernyanyi, ketika kita berdoa, roh kita juga berdoa, ketika kita menyembah, roh kita juga turut menyembah kepada TUHAN. Dalam peyembahan, mata jasmani kita tidak dapat melihat TUHAN, tetapi roh kita bersatu dengan Roh TUHAN, menjadikan ibadah dan penyembahan kita menjadi hidup, seperti power yang menghidupkan semangat kita yang mati.

2. Penyembah-penyembah yang benar adalah penyembah yang memiliki pola penyembahan yang benar.

Cara kita menyembah Allah benar, motivasi kita menyembah Allah benar, tujuan kita menyembah Allah benar, sikap dan cara kita berpakaian juga harus benar. Benar artinya sesuai sebagaimana adanya dan kebenaran artinya keadaan yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya, selaras dan berkenan yang menggambarkan kelurusan hati dan kejujuran.

Karena Allah adalah kebenaran (Yoh. 14:6), maka kita juga harus menyembah Dia dengan cara-cara yang benar, cocok dan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.

Allah mengahendaki kita menjadi penyembah-penyembah yang benar, Allah mencari penyembah-penyembah yang benar. Allah berkenan kepada penyembah-penyembah yang benar. Dan penyembah-penyembah yang benar adalah penyembah-penyembah yang menyembah Dia dalam roh dan kebenaran. Bebas dari kepura-puraan, bebas dari kepentingan diri, bebas dari memuliakan diri dsb. Allah merestorasi penyembahan kita. Cara-cara kita yang salah, motivasi kita yang salah, tujuan kita yang salah dalam penyembahan akan menodai kesucian ibadah kita kepada TUHAN, dan Ia tidak berkenan dengan semuanya itu, justru akan mendatangkan celaka bagi diri kita sendiri. Mari kita menjadi penyembah-penyembah yang benar. Sembahlah Dia dalam roh dan kebenaran. TUHAN memberkati.

-------------------------------
Renungan via BBM:  2600cd25, WhatsApp: +6285238083111.
Email: solagracia2308@gmail.com
-------------------------------

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN103) "KEBENARAN YANG MEMIMPIN KEPADA HIDUP"

Pembacaan Alkitab: Amsal 11:18-20

"Orang fasik membuat laba yang sia- sia, tetapi siapa menabur kebenaran, mendapat pahala yang tetap. Siapa berpegang pada kebenaran yang sejati, menuju hidup, tetapi siapa mengejar kejahatan, menuju kematian." (Ay. 18-19).

Terjelaman Alkitab Indonesian Literal Translation (ILT) menerjemahkan Amsal 11:19 bahwa; "Demikianlah kebenaran sejati memimpin kepada hidup

Tindakan untuk mencari keuntungan diri sendiri dengan cara yang tidak benar itu hanya akan mencelakan diri kita sendiri. Mungkin akibat akan diterimanya tidak akan terjadi begitu saja serara langsung, namun sadar-ataupun tidak, selalu ada sebab akibat dari apa yang telah kita lakukan. Firman TUHAN katakan, kalau kita menabur kebenaran kita akan menuainya, tetapi mengejar keuntungan yang tidak benar akan berakhir dangan maut.

Allah mau supaya kita bertindak jujur dan benar, karena kebenaran itu akan memimpin kita kepada kehidupan, sedangkan ketidakujuran dipandang sebagai dosa yang akan berakhir pada maut atau kematian (Bdk. Rm. 6:23).

Salah satu contoh ketidakjujuran dan tindakan yang tidak benar adalah kisah tentang Ananias dan Safira yang dikiskankan dalam Kisah Para Rasul 5:1-11. Mereka berusaha untuk kompak bersikap tidak jujur, hatinya dikuasai oleh iblis, mendustai Roh Allah dari hasil penjualan tanah. Mereka ditampar oleh TUHAN dan mereka mati seketika itu juga.

Orang yang hidup benar tidak akan kehilangan upahnya (Ay. 18b) dan kebenaran itu akan menuntun dia menuju kehidupan (Ay. 19a) dan mereka dikenal oleh TUHAN (Ay. 20). Kematian sedang menanti dan mengangakan mulutnya bagi mereka yang mengejar kejahatan dan membuat laba yang sia-sia (ay. 18a, 19b). Tempuhlah jalan yang benar sebab jalan orang benar menuju kepada hidup. TUHAN memberkati.

-------------------------------
Renungan via BBM:  2600cd25, WhatsApp: +6285238083111.
Email: solagracia2308@gmail.com
-------------------------------

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN101) "KARENA KAMU TIDAK BERDOA"

Pembacaan Alkitab: Yakabus 4:2-3

"Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa- apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa- apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu."

Dalam hati manusia tersimpan begitu banyak keinginan, bahkan setiap saat timbul keinginan-keinginan yang baru. Berbagai cara dilakukan untuk mewujudkan keinginannya, mulai dari cara-cara yang baik dengan usaha dan perjuangan yang keras sampai kepada hal-hal terburuk sealipun. Menempuh jalan yang dapat merugikan orang lain termasuk juga merugikan diri sendiri. Yakobus berkata; "Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa- apa, karena kamu tidak berdoa." (Ay. 2).

Yakobus ingin menyampaikan satu hal yang terlupakan oleh mereka yang berambisi untuk mencapai tujuan dan keinginannya, yaitu BERDOA. Apapun yang mereka lakukan tanpa DOA, semuanya akan menjadi sia-sia dan menghantarkan langkah-langkahnya menuju kehancuran.

Mari kita perhatikan apa yang disampaikan oleh Yakobus,  melaporkan tentang keadaan manusia yang TIDAK BERDOA:

1. Ada keinginan yang tidak terpenuh. "Kamu mengingini sesuatu tetapi kamu tidak memperolehnya..." (Ay. 2a).

2. Ada tujuan yang tidak tercapai. Ini merupakan sebuah mata rantai yang tidak terpisahkan. Ketika keinginan tidak terpenuhi,  timbul segala keinginan untuk menghalalkan segala cara; membunuh, iri hati, bertengkar dan berkelahi, tetapi tujuannya tetap tidak tertcapai (Ay. 2b).

3. Gatot alias Gagal Total. Semuanya sia-sia, tidak memperoleh apa-apa dari semua usaha dan perjungannya. Perjalanan panjang yang melelahkan, menguras banyak tenaga dan pikiran namun hasilnya nol (Ay. 2c).

Mengapa? Karena "Kamu tidak berdoa" kata Yakobus. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu salah berdoa. Kamu berdoa hanya untuk kepuasan dan kesenangan diri, kamu berdoa minta sesuatu kepada TUHAN, namun hanya untuk memuaskan hawa nafsumu (Ay. 3). Iya yalah...! Mana mungkin TUHAN, mo kasih. Berdoalah dengan benar dan jujur di hadapan TUHAN, TUHAN pasti akan menjawab tetap pada waktunya sesuai dengan kebutuhan kita. TUHAN memberkati.
-------------------------------
Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN100) "MENCEGAH KONFLIK"

Pembacaan Alkitab: Yakobus 4:1-2

"Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa- apa, karena kamu tidak berdoa."

Konflik memicu terjadinya permusuhan dan pertengkaran. Konflik bisa saja menjadikan kita terasing, kehilangan kesempatan untuk membangun relasi dan kepercayaan terhadap orang lain. Konflik datang karena tidak adanya kerelaan diri untuk saling menghargai dan merendahkan diri, bahkan ambisi yang terlalu besar untuk meraih segala sesuatu untuk kepuasan dan kepentingan diri.

Langkah awal dan yang paling sederhana untuk mencegah terjadinya konflik adalah memulai dari diri sendiri tanpa melihat keberadaan orang lain dan menunggu mereka melakukan terlebih dahulu. TUHAN Yesus berkata; “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Mat. 7:12).

Firman TUHAN mengajar kita hari ini bahwa, konflik itu berasal dari diri sendiri. Untuk itu, untuk mengatasinya juga harus mulai dari diri sendiri, bahkan mencegahnya sebelum konflik itu terjadi.

1. Hidup dalam penguasaan diri secara total. (Ay. 1). Tanpa penguasaan diri tidak akan mungkin dapat menang melawan hawa nafsu yang menjadi akar terjadinya konflik yang terus menerus berjuang dalam tubuh kita.

2. Belajar untuk mencukupkan diri dengan apa yang ada (Ay. 2a). Mengukur kemampuan diri untuk memperoleh segala sesuatu, supaya tidak timbul pertengkaran, iri hati dan hal-hal yang tidak kita inginkan.

3. Hidup dalam keintiman dengan TUHAN yang dibangun melalui ketekunan berdoa (Ay. 2b). TUHAN akan mencukupkan segala keperluan kita (Fil. 4:19). Mintalah kamu akan diberi (Mat. 7:7).

Inilah yang diajarkan oleh Yakobus untuk menata kehidupan yang lebih baik, dan mencengah terjadinya konflik, konflik dalam diri sendiri maupun terhadap orang lain. Menahan diri, cukup dengan apa yang ada dan berdoa kepada TUHAN. TUHAN akan memberkati dengan segala kelimpahan kekayaan kasih karunia-Nya. Amin.

-------------------------------
Renungan via BBM, 2600cd25, WhatsApp: +6285238083111.
Email: solagracia2308@gmail.com
-------------------------------

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN099) "SEDIKIT BICARA BANYAK BEKERJA"

Pembacaan Alkitab: Amsal 14:23

"Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata- kata belaka mendatangkan kekurangan saja."

Semasa menginjak masa remaja,  saya memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, saya selalu bertanya kepada almarhum bapak saya tentang sesuatu hal yang tidak saya mengerti dan asing bagi saya. Bapak saya selalu sabar menjawab pertanyaan saya, namun karena terlalu banyak hal yang saya tanyakan bapak saya bilang, jangan terlalu banyak bicara, bantu bapak menyelesaikan pekerjaan ini, supaya cepat selesai nanti setelah selesai kita bicara lagi.

Banyak waktu yang terbuang, pekerjaan tertunda dan hasil yang tidak maksimal, ketika mulut kita lebih besar dari apa yang bisa kita kerjakan. Mungkin inilah yang dimaksudkan dalam Amsal . 14:23.  Kita harus memberi porsi yang lebih besar dan fokus kepada pekerajaan kita untuk memperoleh hasil yang maksimal daripada terlalu banyak bicara tanpa hasil dan sarat dengan kesalahan."Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi." (Amsal. 10:19).

Selalu ada sebab akibat. Benar kita kita menentukan sikap, hasilnya juga benar dan sesuai dengan yang diharapkan. Sebaliknya, salah menentukan sikap, hasilnya berani ditebak adalah kegagalan. Perhatikan fakta yang disingkapkan oleh Salomo:

1. Kerja keras mendatangkan hasil yang memuaskan atau memperoleh keuntungan. "Dalam tiap jerih payah ada keuntungan...".

2. Sebaliknya, terlalu banyak bicara, sarat dengan kesalahan. Besar di mulut namun sedikit bekerja, maka hasilnya adalah kekurangan. "... kata- kata belaka mendatangkan kekurangan saja."

Pelajaran yang sangat berharga bagi kita untuk mendapat perhatian, karena ini sesuai dengan kenyataan dan realita yang ada, yang sedang kita hadapi dan terus akan kita akan temukan dalam setiap sudut kehidupan kita. Banyak bicara sekidit bekerja, terdapat banyak kekurangan dan gagal mencapai tujuan yang diharapkan, akan menjadi sia-sia belaka.  Sedikit bicara, kerja keras dan fokus pada apa yang kita kerjakan terdapat banyak keuntungan. Selamat berkarya, selamat bekerja dan selamat beraktivitas, raihlah banyak keuntungan. TUHAN memberkati.

-------------------------------
Renungan via BBM, 2600cd25, WhatsApp: +6285238083111.
Email: solagracia2308@gmail.com
-------------------------------

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN098) "BAGI TUHAN TIDAK ADA YANG MUSTAHIL"

Pembacaan Alkitab: Mazmur 114:1-8).

"(TUHAN) yang mengubah gunung batu menjadi kolam air dan batu yang keras menjadi mata air" (Ay. 8).

Belajar dari sejarah perjalanan bangsa Israel keluar dari tanah mesir, mengingatkan dan menyegarkan kembali ingatan, wawasan dan pengetahuan kita tentang bagaimana TUHAN melakukan keajaiban demi keajaiban selama empat puluh tahun di padang gurun yang gersang dan kering.

Beberapa keajaiban yang diangkat oleh penulis Mazmur ini di antaranya adalah:

1. Laut  terbelah  dan bangsa Israel berjalan di dalamnya(bdk. Kel. 14:21-22). Laut melihatnya (melihat bangsa Israel), lalu melarikan diri (Ay. 3a).

2. Arus sungai Yordan yang berhenti mengalir, bahkan berbalik ke hulu (Ay. 3b; Bdk. Yos. 3:16).

3. Yang ketiga, penulis Mazmur ini mengatakan bahwa gunung-gunung dan bukit-bukit pun melompat-lompat seperti domba jantan (Ay. 4).

4. Gunung batu dibuatnya menjadi kolam air dan batu yang keras menjadi mata air (Ay. 8; bdk. Kel. 17:1-7).

Jika Allah sanggup melakukan keajaiban yang sedemikian besar (Ay. 7)  terhadap bangsa Israel, diluar kemampuan dan nalar manusia, bukankah Dia juga sanggup mengatasi masalah, persoalan dan pergumulan kita? Bagi Allah tidak ada masalah yang terlalu besar untuk diselesaikan dan terlalu kecil sehingga tidak  mendapat perhatian.

Sebuah pelajaran yang sangat penting bagi kita adalah, pemazmur bukan semata-mata menyengarkan ingatan kita tentang keajaiban TUHAN pada masa lampau, tetapi mengajak kita untuk mempercayai Dia di tengah-tengah kesulitan yang kita hadapi. Kesulitan, masalah, kekeringan, dsb bukan masalah yang terlalu sulit bagi TUHAN. Yang TUHAN minta kepada kita adalah percaya dan sunguh-sungguh, memberi diri kepada-Nya, maka Ia akan segera bertindak (Mzm. 37:5). Kita akan menerobos kemustahilan, sebab bagi TUHAN tidak ada yang mustahil. Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi TUHAN. Amin. TUHAN memberkati.

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

Terima Kasih atas kunjungan dan dukungan anda. TUHAN Yesus memberkati. Semua Artikel dan Renungan yang ada di blog ini, boleh disalin/ dicopy tanpa ijin. Berikan Komentar dengan sopan dan dukung terus untuk kemuliaan nama TUHAN Yesus Juruselamat kita. Salam Dalam Kasih Kristus.

Contact Form

Name

Email *

Message *