(CDN011) “DATANGLAH YA RAJA DAMAI”
(Yesaya 9:5-6)
(Yesaya 9:5-6)
(5) “Sebab
seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan
untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya
disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal,
Raja Damai. (6) Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan
berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia
mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari
sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan
melakukan hal ini.”
Thema Natal Tahun ini, mengambarkan kondisi dan kebutuhan manusia yang sangat besar terhadap kedamaian atau rasa damai. Kalau kita menengok kembali pristiwa-pristiwa yang terjadi pada masa lampau hingga kini, betapa mahalnya sebuah kedamaian. Kedamaian sudah tidak mendapatkan tempat lagi karena runtuhnya nilai-nilai moral dan rakusnya manusia-manusia yang haus akan kekuasaan. Hukum sudah kehilangan kekuatannya, keadilan hanya milik segelintir manusia yang pandai bermain sandiwara di atas penderitaan khalayak orang banyak. Kebenaran disogok dan dipalsukan hanya untuk kepuasan, kemewahan dan keagungan diri dengan berkedok sebagai pelayan masyarakat. Hak-hak orang yang sudah tidak berdaya dirampas tetapi kewajiban selalu dituntut.
Bukan hanya itu saja, Manusia tidak lagi merasa nyaman berada di tempat tinggalnya sendiri. Perampokan, peperangan, pembunuhan dan lain sebagianya selalu mengintimidasi. Lebih-lebih bencana alam yang tidak terduga, datang secara misterius dan meluluhlantakan segala yang ada tanpa kompromi.
Gereja juga sedang mengalami krisis. Umat TUHAN ditekan, dikecam, bahkan dilarang untuk menunaikan ibadahnya kepada TUHAN, diusir dan bahkan dibunuh. Gereja ditutup, orang-orang duduk dengan nyaman di Singgasananya, menutup mata dan telinga (buta dan tuli) dan membiarkan semuanya terjadi tanpa aksi. Oh kedamaian….!!! Di manakah engkau?
Betapa besar kebutuhan manusia terhadap kedamaian itu. Mungkinkah situasi seperti ini yang melatarbelangi munculnya ide sehingga disetujuinya thema natal nasional tahun ini? Sebagai umat TUHAN, dalam segala kondisi apaupun, Allah telah berjanji untuk menyertai dan memelihara kita sampai kepada kesudahan zaman. Segala sesuatu yang terjadi bukan berarti bahwa Allah tidak peduli, tetapi itu adalah sebuah proses dari perjalanan hidup manusia khususnya umat TUHAN. Kita tidak akan pernah menemukan kedamaian, kalau kita mencari di dunia ini. Perhatian lagu berikut ini:
Lagu:
Ke Gunung Tinggi Kunaik-Kunaik
Mencari Damai
Ke Lembah Curam Kuturun-Kuturun
Mencari Damai
Tapi Akhirnya Damai Tidak Kudapati Jua
Kecuali Hanya Di Dalam Yesus TUHAN
Dunia tidak akan mampu memberi jawaban atas kebutuhan besar manusia terhadap kedamaian. Kedamaian itu hanya kita dapatkan di dalam YESUS KRISTUS, Raja Damai yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya Dalam Yesaya 9:5. Dan Damai itu tidak akan berkesudahan, karena Ia memerintah dengan keadilan dan kebenaran (ay. 6). Kedamaian tidak di dapatkan di atas gunung dan di dalam lembah tetapi hanya di di dalam YESUS TUHAN, the Prince Of Peace.
Lagu:
Kala kucari damai Hanya kudapat dalam Yesus
Kala kucari ketenangan Hanya kutemui di dalam Yesus
Tak satupun dapat menghiburku
Tak seorangpun dapat menolongku
Hanya Yesus jawaban hidupku
Bersama Dia hatiku damai
Walau dalam lembah kekelaman
Bersama Dia hatiku tenang
Walau hidup penuh tantangan
Kita akan terus berharap “DATANGLAH YA RAJA DAMAI” ketika kita mencari damai di dalam dunia ini. Dan kita tidak akan terus berharap “DATANGLAH YA RAJA DAMAI” kalau kita percaya bahwa kita adalah milik Kristus dan Kristus adalah Raja Damai. Biarkanlah damai itu memerintah dalam hati kita (Kol. 3:15).
YESUS Adalah Raja DAMAI, Jawaban dan Pemenuhan atas kebutuhan manusia akan KEDAMAIAN. Dunia tidak dapat memberikan itu, tetapi TUHAN mensuplay bahkan Sudah menyalurkannya kepada kita melalui Natal, Kelahiran YESUS Kristus Sang Raja Damai ke dunia. Biarlah Damai itu tetap menjadi bagian kita untuk selama-lamanya. Memiliki Kristus, memiliki Damai. Selamat Natal, TUHAN memberkati...
Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA
Thema Natal Tahun ini, mengambarkan kondisi dan kebutuhan manusia yang sangat besar terhadap kedamaian atau rasa damai. Kalau kita menengok kembali pristiwa-pristiwa yang terjadi pada masa lampau hingga kini, betapa mahalnya sebuah kedamaian. Kedamaian sudah tidak mendapatkan tempat lagi karena runtuhnya nilai-nilai moral dan rakusnya manusia-manusia yang haus akan kekuasaan. Hukum sudah kehilangan kekuatannya, keadilan hanya milik segelintir manusia yang pandai bermain sandiwara di atas penderitaan khalayak orang banyak. Kebenaran disogok dan dipalsukan hanya untuk kepuasan, kemewahan dan keagungan diri dengan berkedok sebagai pelayan masyarakat. Hak-hak orang yang sudah tidak berdaya dirampas tetapi kewajiban selalu dituntut.
Bukan hanya itu saja, Manusia tidak lagi merasa nyaman berada di tempat tinggalnya sendiri. Perampokan, peperangan, pembunuhan dan lain sebagianya selalu mengintimidasi. Lebih-lebih bencana alam yang tidak terduga, datang secara misterius dan meluluhlantakan segala yang ada tanpa kompromi.
Gereja juga sedang mengalami krisis. Umat TUHAN ditekan, dikecam, bahkan dilarang untuk menunaikan ibadahnya kepada TUHAN, diusir dan bahkan dibunuh. Gereja ditutup, orang-orang duduk dengan nyaman di Singgasananya, menutup mata dan telinga (buta dan tuli) dan membiarkan semuanya terjadi tanpa aksi. Oh kedamaian….!!! Di manakah engkau?
Betapa besar kebutuhan manusia terhadap kedamaian itu. Mungkinkah situasi seperti ini yang melatarbelangi munculnya ide sehingga disetujuinya thema natal nasional tahun ini? Sebagai umat TUHAN, dalam segala kondisi apaupun, Allah telah berjanji untuk menyertai dan memelihara kita sampai kepada kesudahan zaman. Segala sesuatu yang terjadi bukan berarti bahwa Allah tidak peduli, tetapi itu adalah sebuah proses dari perjalanan hidup manusia khususnya umat TUHAN. Kita tidak akan pernah menemukan kedamaian, kalau kita mencari di dunia ini. Perhatian lagu berikut ini:
Lagu:
Ke Gunung Tinggi Kunaik-Kunaik
Mencari Damai
Ke Lembah Curam Kuturun-Kuturun
Mencari Damai
Tapi Akhirnya Damai Tidak Kudapati Jua
Kecuali Hanya Di Dalam Yesus TUHAN
Dunia tidak akan mampu memberi jawaban atas kebutuhan besar manusia terhadap kedamaian. Kedamaian itu hanya kita dapatkan di dalam YESUS KRISTUS, Raja Damai yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya Dalam Yesaya 9:5. Dan Damai itu tidak akan berkesudahan, karena Ia memerintah dengan keadilan dan kebenaran (ay. 6). Kedamaian tidak di dapatkan di atas gunung dan di dalam lembah tetapi hanya di di dalam YESUS TUHAN, the Prince Of Peace.
Lagu:
Kala kucari damai Hanya kudapat dalam Yesus
Kala kucari ketenangan Hanya kutemui di dalam Yesus
Tak satupun dapat menghiburku
Tak seorangpun dapat menolongku
Hanya Yesus jawaban hidupku
Bersama Dia hatiku damai
Walau dalam lembah kekelaman
Bersama Dia hatiku tenang
Walau hidup penuh tantangan
Kita akan terus berharap “DATANGLAH YA RAJA DAMAI” ketika kita mencari damai di dalam dunia ini. Dan kita tidak akan terus berharap “DATANGLAH YA RAJA DAMAI” kalau kita percaya bahwa kita adalah milik Kristus dan Kristus adalah Raja Damai. Biarkanlah damai itu memerintah dalam hati kita (Kol. 3:15).
YESUS Adalah Raja DAMAI, Jawaban dan Pemenuhan atas kebutuhan manusia akan KEDAMAIAN. Dunia tidak dapat memberikan itu, tetapi TUHAN mensuplay bahkan Sudah menyalurkannya kepada kita melalui Natal, Kelahiran YESUS Kristus Sang Raja Damai ke dunia. Biarlah Damai itu tetap menjadi bagian kita untuk selama-lamanya. Memiliki Kristus, memiliki Damai. Selamat Natal, TUHAN memberkati...
Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA
No comments:
Post a Comment