Pembacaan Alkitab: Kisah Rasul 2:40-42
"Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh- sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: " Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini." (Ay. 40).
Bersaksi merupakan salah satu dari tiga tugas dan panggilan gereja (orang percaya). Bersaksi berarti memberi kesaksian atau memberi keterangan sesuai dengan apa yang dilihat dan diketahui tentang sesuatu hal atau suatu peristiwa atau kejadian yang sesungguhnya. Dalam konteks Bhs. Yunani bersaksi berasal dari kata diamarturomai, dari kata Marturia yang berarti memberi kesaksian dengan jelas, tegas karena itu yang dapat dipercaya.
Rasul Petrus memberikan kesaksian dengan tegas, jelas dan penuh keberanian tentang suatu peristiwa yang pernah terjadi dimana ia dan rasul-rasul yang lain terlibat secara langsung. Dalam ayat 40 memperlihatkan kepada kepada kita bahwa ia memberi kesaksian yang sungguh-sungguh, sehingga melalui fatka dan kebenaran yang ia pernah alami, Petrus mengecam dan menasehati banyak orang untuk segara bertobat. Kesaksian itu hidup dan mengubahkan:
1. Kesaksian itu disampaikan berdasarkan fakta kebenaran, tegas, jelas dan sungguh-sungguh (ay. Ay. 40).
2. Kesaksian itu menegor dan menasehati, membuka mata hati manusia untuk menyadari kebenaran dan memberi diri untuk dibaptis, menerima Kristus sebagai TUHAN dan juruselamat (Ay. 40-41).
3. Kesaksian itu mengubahkan sikap dan pola hidup mereka yang mendengar. Mereka hidup dalam persekutuan dengan komunitas yang baru. (Ay. 42).
Inilah faktanya yang terjadi. Kesaksian kita akan menjadi hidup, dipercaya dan memberkati banyak orang yang mendengar, kalau kita bersaksi dengan jujur tentang kebenaran. Kita adalah saksi-saksi Kristus, kita harus berani menghadirkan Dia dalam sikap, tindakan, perbuatan dan perkataan kita.
Bersaksi bukan tentang hal materi dan hal2 dunia yang kita terima, mendapat berkat, luput dari malapetaka, dsb. Hal seperti ini juga dialami oleh orang-orang yang tidak mengenal TUHAN, tidak ada yang istimewa. Yang TUHAN kehendaki adalah menjadi saksi Kristus. Memberi kesaksian tentang kebenaran Kristus kepada banyak orang. Inilah yang disebut dengan kesaksian yang hidup. Rasul Petrus tidak bersaksi tentang dirinya tetepi tengtang kebenaran Kristus sesuai dengan kuasa yang diberikan Roh Kudus. Jadilah saksi yang hidup untuk memberi kesaksian yanh hidup bagi banyak orang. TUHAN memberkati.
"Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh- sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: " Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini." (Ay. 40).
Bersaksi merupakan salah satu dari tiga tugas dan panggilan gereja (orang percaya). Bersaksi berarti memberi kesaksian atau memberi keterangan sesuai dengan apa yang dilihat dan diketahui tentang sesuatu hal atau suatu peristiwa atau kejadian yang sesungguhnya. Dalam konteks Bhs. Yunani bersaksi berasal dari kata diamarturomai, dari kata Marturia yang berarti memberi kesaksian dengan jelas, tegas karena itu yang dapat dipercaya.
Rasul Petrus memberikan kesaksian dengan tegas, jelas dan penuh keberanian tentang suatu peristiwa yang pernah terjadi dimana ia dan rasul-rasul yang lain terlibat secara langsung. Dalam ayat 40 memperlihatkan kepada kepada kita bahwa ia memberi kesaksian yang sungguh-sungguh, sehingga melalui fatka dan kebenaran yang ia pernah alami, Petrus mengecam dan menasehati banyak orang untuk segara bertobat. Kesaksian itu hidup dan mengubahkan:
1. Kesaksian itu disampaikan berdasarkan fakta kebenaran, tegas, jelas dan sungguh-sungguh (ay. Ay. 40).
2. Kesaksian itu menegor dan menasehati, membuka mata hati manusia untuk menyadari kebenaran dan memberi diri untuk dibaptis, menerima Kristus sebagai TUHAN dan juruselamat (Ay. 40-41).
3. Kesaksian itu mengubahkan sikap dan pola hidup mereka yang mendengar. Mereka hidup dalam persekutuan dengan komunitas yang baru. (Ay. 42).
Inilah faktanya yang terjadi. Kesaksian kita akan menjadi hidup, dipercaya dan memberkati banyak orang yang mendengar, kalau kita bersaksi dengan jujur tentang kebenaran. Kita adalah saksi-saksi Kristus, kita harus berani menghadirkan Dia dalam sikap, tindakan, perbuatan dan perkataan kita.
Bersaksi bukan tentang hal materi dan hal2 dunia yang kita terima, mendapat berkat, luput dari malapetaka, dsb. Hal seperti ini juga dialami oleh orang-orang yang tidak mengenal TUHAN, tidak ada yang istimewa. Yang TUHAN kehendaki adalah menjadi saksi Kristus. Memberi kesaksian tentang kebenaran Kristus kepada banyak orang. Inilah yang disebut dengan kesaksian yang hidup. Rasul Petrus tidak bersaksi tentang dirinya tetepi tengtang kebenaran Kristus sesuai dengan kuasa yang diberikan Roh Kudus. Jadilah saksi yang hidup untuk memberi kesaksian yanh hidup bagi banyak orang. TUHAN memberkati.
Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA
KeTUT MARDIASA
No comments:
Post a Comment