(CDN122) "IBADAH DENGAN SETENGAH HATI"

Pembacaan Alkitab: Kisah Rasul 5:1-11

"Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah. Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul- rasul." (Ay. 1-2).

Sekilas nampaknya tidak ada yang salah dengan sikap Ananias dan Safira, Ia menjual tanah miliknya dan memberikan atau membawanya sebagian dari hasilnya kepada para rasul untuk dipersembahkan kepada TUHAN. Jumlah yang sangat besar jika dibandingkan dengan pemberian atau persembahan kita. Namun jika kita memperhatikan dengan seksama, kita akan menemukan sebuah kesalahan yang sangat besar yang kemudian berakibat fatal bagi mereka, yaitu kematian (Ay. 5, 10).

Apa yang dilakukan oleh Ananias dan Safira tidak didasari dengan ketulusan dan keiklasan untuk memberi kepada TUHAN sebagai wujud ibadah dan rasa hormat mereka kepada kekudusan Allah.  Mereka melakukannya atas dasar ikut-ikutan karena gengsi, melihat antusiame orang-orang percaya yang sudah memberi dengan keiklasan dan ketulusan hati mereka (bdk. Kis. 4:32-37). Ibadah mereka dilakukan setangah hati karena perasaan gensi dan malu jika tidak ikut memberi. Mereka hanya ingin tampil, tetapi hati mereka tidak tulus.

Karena ibadah yang mereka lakukan dengan setengah hati, itu akan mempengaruhi seluruh tatanan ibadah yang mereka lakukan. Inilah kenyataan yng terjadi:

1. Ibadah yang mereka lakukan tidak disertai dengan ketulusan dan keiklasan untuk memberi (Ay. 1-2). Hal ini nampak dari sikap mereka yang tidak jujur kepada TUHAN dalam memberi persembahan. Menodai ibadah yang kudus dengan mendustai Roh Kudus (Ay. 3).

2. Ibadah yang mereka lakukan tidak disertai dengan rasa takut dan hormat kepada TUHAN (Ay. 3-4, 9). Mereka merasa lebih takut kepada manusia dari pada hormat kepada TUHAN.

Kondisi hati yang demikian dimanfaatkan oleh iblis untuk meraih keuntungan, menolak pimpinan Roh Kudus untuk taat dan hormat kepada TUHAN (ay. 3). Akibatnya adalah; Allah menentang mereka dengan murka tanpa ampunan. TUHAN mencabut nyawa mereka seketika itu juga (Ay. 5-6, 10-11). Karena ibadahnya dilakukan dengan setengah hati, Ananias dan Safira kini telah berganti nama "Anda Naas dan Matilah".

Kisah ini mengajarkan kita bahwa, betapa pentingnya menjaga sikap kita dalam beribadah kepada TUHAN. Melayani dengan sepenuh hati dan rasa hormat kepada TUHAN. Janganlah kiranya ibadah kita berakhir "naas" yang kemudian berakibat pada kematian. Biarlah ini menjadi teguran keras bagi kita, supaya lebih sungguh-sungguh dalam ibadah dan pelayanan kita. Ibadah kita harus ditandai dengan ketulusan, hati yang bersih, taat dan rela berkorban kepada TUHAN. Ibadah kita harus didasari atas rasa takut dan hormat kepada TUHAN, bukan atas dasar gensi, malu dan ikut-ikutan, atau takut kepada manusia. Beribadahlah dengan rasa takut dan hormat kepada TUHAN (Mzm. 2:11-12). Amen!

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN121) "WIBAWA ORANG PERCAYA"

Pembacaan Alkitab: Kis. 5:12-16

"Orang- orang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri kepada mereka. Namun mereka sangat dihormati orang banyak." (Ay. 13).

Bagaimana kita menjadi orang yang dihormati oleh banyak orang? Apakah dengan menjaga wibawa? Firman hari ini akan memberikan jawabannya.

Dalam ayat 12-13, nampak dengan jelas kepada kita bahwa, orang-orang yang baru percaya kepada Kristus, disegani dan dihormati oleh orang banyak. Mengapa mereka dihormati? Karena mereka bukan hanya sekedar percaya tetapi mereka hidup dalam ketaatan kepada TUHAN. Hal ini melahirkan wibawa, sehingga mereka dihormati oleh banyak orang. Kepercayaan mereka kepada Kristus adalah iman yang hidup, hal ini nyata dalam sikap dan pola hidup mereka:

1. Mereka taat memenuhi panggilan TUHAN, setia beribadah dalam kumpulan jemaat. Dikatakan bahwa; "semua orang percaya selalu berkumpul..." (Ay. 12). Mereka mungkin mengorbankan waktu dan kesibukan mereka untuk hal yang lebih utama, yaitu beribadah.

2. Mereka bukan saja taat beribadah, tetapi mereka juga menjaga keutuhan dan kesatuan komunitas mereka sebagai orang-orang percaya. Mereka hidup dalam persekutuan yang erat (Ay. 12).

Wibawa mereka lahir dari sini. Lahir dari ibadah dan ketaatan mereka kepada TUHAN. Mereka bukan mencari hormat tetapi dihormati (ay. 13). Bukan hanya sampai di situ saja, tetapi pola hidup mereka ini menarik lebih banyak kepada Kristus (ay. 14), mereka dipenuhi dengan kuasa Allah (Ay. 15-16), seperti janji TUHAN Yesus tentang tanda-tanda yang menyertai orang percaya dalam Injil Markus 16:17-18.  Mari bangun iman kita dalam kesetiaan beribadah dan turut menjaga keutuhan kita sebagai orang-orang percaya. Inilah wibawa kekristenan, wibawa orang-orang percaya kepada Kristus. Amen...!!!

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN120) "HIDUP DALAM KASIH KARUNIA YANG BERLIMPAH-LIMPAH"

Pembacaan Alkitab: Kis. 4:32-37


 "Dan dengan kuasa yang besar rasul- rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah- limpah." (Ay. 33).

Orang-Orang yang telah menjadi percaya oleh pemberitaan Injil Kristus oleh para Rasul semakin hari semakin bertambah jumlahnya. Bukan hanya itu saja, tetapi juga tingkat kerohanian mereka bertumbuh dengan pesat. Mereka mengalami perubahan paradigma yang sangat signifikan yang kemudian diimplementasikan dalam sikap dan tindakan nyata untuk membina harmonisasi kehidupan dalam komunitas yang baru.

Hidup baru yang sedang mereka jalani adalah hidup berdasarkan kasih karunia Allah. Hidup dalam Kasih Karunia artinya hidup berdasarkan perbuatan dan tindakan kasih Allah, karena mereka sebelumnya adalah orang-orang yang menolak Kristus. Sekarang mereka diberi kesempatan untuk  hidup dalam kasih karunia yang berlimpah-limpah. Jauh lebih besar dari apa yang sepatutnya mereka terima. Hal ini telah mengubah paradigma mereka yang melahirkan sikap sebagai pengikut-pengikut Kristus, mis. Sbb;

1. Mereka memiliki kesamaan tujuan yang dibangun berdasarkan ketulusan dan kerelaan untuk saling menerima, yaitu Sehati, Sejiwa (Ay. 32).  Sehati artinya seia, sekata, sepakat dalam keputusan bersama. Sejiwa artinya lebih dalam lagi, menyentuh kepada kehidupan batin atau roh manusia yang mempengaruhi hati, pikiran dan perasaan manusia untuk bertindak.

2. Mereka hidup dalam dinamika kasih yang besar untuk menciptakan harmonisasi dalam kehidupan bersama (Ay. 34-37). Dalam ilmu fisika, dinamika berhubungan dengan benda yang bergerak dan tenaga yang menggerakan. Hidup mereka digerakkan oleh kekuatan/ dinamika kasih yang besar untuk turut merasakan penderitaan orang lain dengan berbagi kasih. Rela berkorban untuk keseimbangan hidup bersama.

Hal ini membuktikan tingkat kerohanian mereka sangat pesat. Tidak ada batasan di antara mereka, tidak ada perbedaan, semuanya mendapat porsi yang sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Mereka menerapkan hidup sesuai dengan kasih karunia Allah yang besar, mereka menerima lebih dari apa yang sepatutnya mereka terima. Mereka menerima keselamatan dalam Kristus. Kiranya ini menjadi pelajaran penting bagi kita yang percaya kepada Kristus sebagai TUHAN dan juruselamat kita. Amin!!!

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN119) "SIKAP DOA YANG BENAR"

Nas Alkitab: Matius 26: 38-39

"Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata- Nya: " Ya Bapa- Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada- Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."

Ayat di atas mengambarkan suatu pergumulan yang sangat berat dalam menghadapi tantangan besar yang akan segera terjadi di depan. Kenyataan ini semakin nyata dalam catatan Injil Lukas 22:44; "Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh- sungguh berdoa. Peluh- Nya menjadi seperti titik- titik darah yang bertetesan ke tanah." Dalam Matius 26:38 dikatakan bahwa; "lalu kata- Nya kepada mereka: " Hati- Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga- jagalah dengan Aku."

Ada hal yang sangat menarik untuk kita cermati bahwa, dalam kondisi yang demikian, TUHAN YESUS semakin intim dengan Bapa, tidak memaksakan kehendak diri-Nya melainkan turut kepada kehendak Bapa. Hal ini terungkap dalam doa-Nya; "... tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."  (Ay. 39). Dari doa TUHAN Yesus ini kita dapat belajar bahwa;

1. Dalam doa harus berani mengorbankan Keinginan dan Kehendak diri. TUHAN Yesus bisa saja menghindar mengikuti kemauan-Nya untuk menyelamatkan diri, tetapi Ia tidak melakukannya, Ia mengorbankan keinginan diri-Nya dan mengikuti kehendak Bapa.

2. Dalam doa, ada penyerahan diri secara total kepada TUHAN dan kehendak-Nya. Artinya membiarkan kehendak TUHAN saja yang terjadi, tidak memaksakan supaya TUHAN melakukan kehendak kita. TUHAN Yesus berkata "terjadilah seperti bkehendak-Mu".

Dalam kondisi yang buruk kita sering sekali tergoda untuk berdoa, memaksakan kehendak diri supaya TUHAN melakukannya untuk kita. Dalam doa seharusnya bukan tujuan kita, tetapi menggenapi tujuan TUHAN, seperti yang TUHAN Yesus lakukan.

Sejalan dengan hal ini, Daud berkata bahwa; "Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada- Nya, dan Ia akan bertindak." (Mzm. 37:5). Korbankanlah keinginan diri kita lalu percayalah dan ikutilah kehendak TUHAN, maka Ia akan bertindak. TUHAN memberkati.

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN118) "PEMBAHARUAN HIDUP"

Pembacaan Alkitab: Kisah Rasul 2:41-47

"Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama." (Ay. 44).

Sangat menarik sekali, Lembaga Alkitab Indonesia memberikan judul pada perikop ini; "Cara Hidup Jemaat Yang Pertama". Jika kita memperhatikan dengan seksama, cara hidup jemaat yang pertama ini lahir dari pembaharuan hidup mereka. Tadinya mereka tidak mengenal TUHAN, dan mungkin juga termasuk orang-orang yang menyindir rasul-rasul sedang mabuk anggur manis, ketika Roh Kudus turun atas mereka (Kis. 2:13). Tetapi Petrus dengan tegas mengatakan bahwa mereka tidak seperti apa yang mereka kira, lalu Petrus mulai memberitakan firman Allah dengan mengutip Yoel 2:28-29 dsb, menguatkan pemberitaannya untuk meyakinkan. banyak orang (Kis. 2:14-40).

Banyak orang memberi diri untuk dibaptis sebagai tanda pertobatan mereka, pertambahan jumlah mereka sangat luar biasa (Ay. 41). Mereka yang telah menjadi percaya mengalami pembaharuan hidup dan perubahan sikap. Cara pandang mereka, pikiran mereka, perasaan mereka bersatu dalam bingkai kebersamaan, menguburkan semua perbedaan di antara mereka.

Pembaharuan hidup dan sikap mereka nampak begitu jelas dalam beberapa hal. Mari kita lihat faktanya:

1. Mereka memperkuat keyakinan mereka melalui KETEKUNAN dalam pengajaran iman yang disampaikan oleh para Rasul (ay. 42a).

2. Mereka hidup dalam HARMONI, hidup dalam kesatuan rasa dan karsa. Mereka selalu berkumpul bersama (Ay. 42b, 43-44a).

3. Mereka hidup dalam KASIH. Tidak ada dari antara mereka yang luput dari perhatian dan hidup kekurangan, milik mereka adalah kepunyaan bersama (Ay. 44-45).

4. Mereka hidup dalam KETAATAN beribadah di Gereja. Mereka bertekun dan tidak melalaikan waktu untuk beribadah (Ay. 46a).

5. Mereka menjalani kehidupan bersama dengan TULUS HATI. Tidak ada kepentingan untuk mencari keuntungan diri sendiri (Ay. 46b-47a).

Semuanya ini lahir dari iman kepada Kristus. Mereka yang percaya oleh pemberitaan para Rasul dibuktikan dalam sikap dan tindakan mereka dalam persekutuan dan kehidupan bersama. Banyak di antara kita yang pengaku percaya dan menjadi Kristen, tidak pernah mengalami pembaharuan hidup, tidak pernah membuktikan imannya kepada Kristus, cukup KTP saja Kristen dan tercatat di kantor catatan sipil. Pernahkah kita berpikir bahwa di Sorga, bukan agama kita yang tercatat di kantor catatan kehidupan Sorga? Nama kita yang tercatat. Penting untuk diingat dan menjadi pelajaran bagi kita. Belajar dari jemaat mula-mula, percaya dan mengalami pembaharuan hidup.

Ular dan Ulat sama-sama binatang yang menakutkan bagi kebanyakan orang. Ular tetap ular setelah mengalami proses penggantian kulit, tadinya menakutkan, buas dan ganas, tetap saja ular dengan sifat-sifatnya. Tidak ada perubahan, sedangkan Ulat, sebagai hama dan perusak tanaman yang harus dibasmi, namun setelah mengalami kamuflase (perubahan) menjadi keponpong, lalu keluar dengan warna, bentuk, dan sifat-sifat yang baru. Ia menjadi kupu-kupu yang indah menawan dan menarik perhatian, disukai banyak orang. Ia bukan binatang yang menakutkan lagi, ia hanya makan dari sari-sari bunga dan membantu proses pengembangannya. Ada perubahan yang luar biasa berbeda dengan ular.

Kehidupan jemaat mula-mula, yaitu mereka yang menjadi percaya oleh pemberitaan firman TUHAN mengalami pembaharuan hidup, mereka meninggalkan kehidupan lama sifat-sifatnya. Mereka hidup baru dan mengenakan sifat-sifat yang baru, sehingga mereka disukai banyak orang, hidup mereka menjadi saksi dan TUHAN menambahkan bilangan mereka tiap-tiap hari. Mari kita belajar dari pola hidup jemaat mula-mula, dan menjadi seperti kupu-kupu yang indah dan disukai banyak orang. TUHAN memberkati.

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN117) "KESAKSIAN YANG HIDUP"

Pembacaan Alkitab: Kisah Rasul 2:40-42


"Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh- sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: " Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."  (Ay. 40).

Bersaksi merupakan salah satu dari tiga tugas dan panggilan gereja (orang percaya). Bersaksi berarti memberi kesaksian atau memberi keterangan sesuai dengan apa yang dilihat dan diketahui tentang sesuatu hal atau suatu peristiwa atau kejadian yang sesungguhnya. Dalam konteks Bhs. Yunani bersaksi berasal dari kata diamarturomai, dari kata Marturia yang berarti memberi kesaksian dengan jelas, tegas karena itu yang dapat dipercaya.

Rasul Petrus memberikan kesaksian dengan tegas, jelas dan penuh keberanian tentang suatu peristiwa yang pernah terjadi dimana ia dan rasul-rasul yang lain terlibat secara langsung. Dalam ayat 40 memperlihatkan kepada kepada kita bahwa ia memberi kesaksian yang sungguh-sungguh, sehingga melalui fatka dan kebenaran yang ia pernah alami, Petrus mengecam dan menasehati banyak orang untuk segara bertobat. Kesaksian itu hidup dan mengubahkan:

1. Kesaksian itu disampaikan berdasarkan fakta kebenaran, tegas, jelas dan sungguh-sungguh (ay. Ay. 40).

2. Kesaksian itu menegor dan menasehati, membuka mata hati manusia untuk menyadari kebenaran dan memberi diri untuk dibaptis, menerima Kristus sebagai TUHAN dan juruselamat (Ay. 40-41).

3. Kesaksian itu mengubahkan sikap dan pola hidup mereka yang mendengar. Mereka hidup dalam persekutuan dengan komunitas yang baru. (Ay. 42).

Inilah faktanya yang terjadi. Kesaksian kita akan menjadi hidup, dipercaya dan memberkati banyak orang yang mendengar, kalau kita bersaksi dengan jujur tentang kebenaran. Kita adalah saksi-saksi Kristus, kita harus berani menghadirkan Dia dalam sikap, tindakan, perbuatan dan perkataan kita.

Bersaksi bukan tentang hal materi dan hal2 dunia yang kita terima, mendapat berkat, luput dari malapetaka, dsb. Hal seperti ini juga dialami oleh orang-orang yang tidak mengenal TUHAN, tidak ada yang istimewa. Yang TUHAN kehendaki adalah menjadi saksi Kristus. Memberi kesaksian tentang kebenaran Kristus kepada banyak orang. Inilah yang disebut dengan kesaksian yang hidup. Rasul Petrus tidak bersaksi tentang dirinya tetepi tengtang kebenaran Kristus sesuai dengan kuasa yang diberikan Roh Kudus. Jadilah saksi yang hidup untuk memberi kesaksian yanh hidup bagi banyak orang. TUHAN memberkati.

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN116) "KUASA YANG MENGUBAHKAN"

Pembacaan Alkitab: Kisah Rasul 2:37-42

"Orang- orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira- kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul- rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa." (Ay. 41-42).

Allah telah menggenapi janji-Nya, Roh Kudus telah dicurahkan, mereka yang setia berkumpul menantikan penggenapan janji itu telah menerima baptisan Roh Kudus pada hari poentakosta di Yerusalem. Dan akibat dari semuanya itu, baik rasul-rasul maupun banyak orang yang hadir pada waktu itu bahkan yang mengejek dan mengolok-olok mereka sebagai orang mabuk oleh anggur manis (Kis. 1:13) menerima kuasa yang mengubahkan.

Mereka mengalami perubahan dalam hati dan hidup mereka, hal ini nampak dalam beberapa hal:

1. Ada Kuasa yang memberi keberanian. Berani tampil untuk menyampaikan suara kebenaran, menyerukan pertobatan (Ay. 38-40)  walaupun diolok dan diejek (Kis. 2:13-14). Petrus dikenal sebagai seorang penakut dan beberapa kali menyangkal Yesus, namun kali ini dia menerima kuasa yang memberi kebenanian (bdk. Kis. 4:13, 29).

2. Mereka mengalami perubahan hati (Ay.  37). Melihat keberanian Petrus yang berkhotbah dengan kuasa, ada perubahan hati bagi para pendengarnya. Mereka yang menolak, kini membuka hati untuk menerima Kristus (Ay. 41).

3. Mereka mengalami perubahan sikap (Ay. 42). mereka yang percaya sudah menjadi satu komunitas. Mereka bertekun dalam pengajaran dan dalam persekutuan.

Kuasa itu pula yang sudah diberikan kepada kita dan kepada keturunan kita kelak. Bahkan ketika kita mengaku percaya, kuasa itu, yaitu Roh Kudus sudah menjadi bagian kita dan menjadi jaminan bagi kita (Ef. 1:13-14). Hal ini menuntut kita untuk hidup dalam pimpinan Roh Kudus sebagai ciri dan bukti bahwa kita sudah menerima janji Allah, yaitu Kuasa Yang Mengubahkan. TUHAN memberkati.

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN115) "SAKSI SEJARAH"

Pembacaan Alkitab: Kis. 1:21-26

"Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama- sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan- Nya.". (Kis. 1:21-22).

Seorang nenek sudah berusia 90an tahun bercerita dengan saya tentang sejarah bagaimana mulainya Injil diberitakan atau masuk ke Bali dan NTB. Walaupun suaranya sudah terbata-bata dan pendengarannya sudah tidak baik lagi, namun tidak mengurangi semangatnya untuk mengurai sejarah sejak lahirnya kekristenan di Bali hingga sekarang ini. Sampai-sampai hampir saya tidak percaya beliau dapat menyampaikan hal itu secara seksama. Berangkat dari sejarah yang begitu luar biasa, sampai hari ini ia tidak pernah melalaikan panggilannya untuk beribadah kepada TUHAN setiap hari Minggu di Gereja kami.

Pembacaan firman TUHAN hari ini memperlihatkan dua tokoh yang selama ini tidak pernah disebut di dalam Kitab Suci, namun mereka tercatat sebagai saksi sejarah yang setia mengawal perjalanan TUHAN Yesus beserta murid-muri-Nya. Mereka adalah Yusuf yang disebut Barsabas yang disebut juga Yustus dan Matias (Ay. 23). Mereka adalah saksi setia perjalanan dan pekerjaan TUHAN Yesus mulai dari Baptisan Yohanes sampai kepada masa di mana mereka setia menantikan penggenapan janji Bapa, yaitu pencurahan Roh Kudus (Ay. 21-22).

Sesuai dengan kehendak TUHAN, Matias terpilih untuk menggantikan jabatan Kerasulan yang ditinggalkan oleh Yudas Iskariot yang menghianati-Nya (Ay. 24-26). Tentu karena ia adalah seorang yang setia walaupun ia bukan bagian dari kedua belas murid Yesus. Ini menjadi pelajaran penting bagi kita yang hidup di zaman sekarang. Hanya orang setia yang dapat mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai pelayan-pelayan TUHAN. Bersama Dia kita mengukir sejerah perjalanan iman.

Matias tidak meminta atau menawarkan diri untuk jabatan itu, tetapi rasul-rasul dengan penyerahan diri dalam doa dan permohonan, minta petunjuk TUHAN, TUHAN memilih Matias sesuai dengan Kriteria yang diusulkan, yaitu menjadi saksi sejarah perjalanan dan karya TUHAN Yesus.

Selanjutnya siapakah yang akan TUHAN pilih untuk menjadi saksi bagi Dia, dan mengemban tanggung jawab pelayanan? Hanya orang yang setia yang dapat menerima mandat itu. Siapakah dia? Jawabnya ada dalam hati kita masing-masing. TUHAN memberkati.

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN114) "KEPERCAYAAN KEPADA JANJI ALLAH"

Pembacaan Alkitab: Kisah Rasul 1:12-14

"Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama- sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara- saudara Yesus."  (Kis. 1:14).

Murid-murid dan beberapa orang percaya telah menerima janji dari TUHAN bahwa mereka akan menerima baptisan Roh (Kis. 1:5), yaitu kuasa yang memberikan keberanian untuk menjadi saksi bagi Kristus (Kis. 1:6-8). Mereka sedang menanti penggenapannya dan dalam penantian mereka tidak bersikaf pasif sekalipun mereka tahu bahwa janji itu adalah pasti. Kepercayaan mereka terhadap janji TUHAN memberikan kesadaran kepada mereka untuk mempersiapkan diri dengan baik. Apa yang mereka lakukan sambil menantikan penggenapan Janji TUHAN?

1. Mereka hidup dalam ketaatan (Ay. 12). Supaya mereka menerima janji itu, TUHAN telah memberi peringatan kepada mereka untuk tidak meninggalkan Yerusalem (Kis. 1:4). Mereka taat dan kembali ke Yerusalem setelah menyaksikan proses kenaikan TUHAN Yesus dari bukit Zaitun (Ay. 12).

2. Mereka hidup dalam kesatuan (Ay. 13-14). Ketika mereka sampai di Yerusalem, mereka menyatukan hati dan perasaan mereka dalam persekutuan. Mereka tidak memisahkan diri satu dengan yang lainnya, karena di situlah penggenapan janji itu akan terjadi (Ay. 13).

3. Mereka hidup dalam ketekunan (Ay. 14). Mereka berkumpul dan selalu berdoa bersama-sama dan mereka tidak berhenti melakukannya.

Ini adalah ekspresi keyakinan mereka terhadap janji TUHAN. Dan sekarang janji itu telah digenapi bagi kita sebagai orang-orang percaya. Kita sudah menerima janji itu, bahakan Roh kudus sudah berdiam dalam hidup kita (1 Kor. 6:19). Tidakah kita lebih dari pada itu. Kita yang sudah menerima janji itu, TUHAN mau supaya kita hidup dalam KETAATAN dalam melakukan firman-Nya, Tetap BERSATU dengan orang-orang percaya dan TEKUN dalam berdoa dan bersekutu. TUHAN memberkati.

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN113) "KASIH ALLAH SENPANJANG MASA"

Nas Alkitab: Mazmur 23:6

(Baca kembali Renungan Kode (CDN059) "TENTRAM SEPANJANG MASA")

"Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa."

Mazmur 23 secara khusus berbicara tentang providensi Allah yang bertindak sebagai Gembala yang Baik. Sebagai gembala yang baik, Ia tidak pernah membiarkan umat gembalaan-Nya hidup dalam ketidakpastian. Ia menyediakan segala sesuatu untuk kesejahteraan mereka, baik secara jasmani maupun secara rohani. Hal ini namapak dengan jelas melalui urain dari kesaksian Raja Daud dalam Mazmur ini, berdasarkan pengalamanya bersama dengan TUHAN. Daud membuat daftar yang sungguh luar biasa tentang pemeliharaan Allah mulai dari Ayat 1 s/d ayat 6.

Pemeliharaan Allah juga berlaku atas kehidupan kita sampai hari. Sebagai gembala yang baik, Ia tidak pernah lalai dan kehabisan waktu dan tenaga-Nya, bahkan dalam Mazmur 121: 2-8 memberitahukan kepada kita bahwa, Ia tidak pernah tertitur dan tidak pernah terlelap. Yang sangat penarik di sini sekaligus menjadi penghiburan kita adalah ungkapan Daud dalam Mazmur 23:6, yaitu; "Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa." Ayat ini menggambarkan kasih dan pemeliharaan Allah, bukan saja ketika kita hidup dalam dunia ini, tetapi juga menghantarkan kita kepada kehidupan yang akan datang, yaitu kehidupan setelah kematian. Selama kita hidup, Dia memelihara, menjaga, dan menghibur kita sampai kepada kita menutup mata dan kembali kepada Sang Khalik.

Daud berkata “Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku…”. Kebajikan adalah sesuatu yang mendatangkan kebaikkan, keselamatan, keberuntungan dan lain sebagainya. Sedangkan kemurahan berbicara tentang kasih karunia yang diberikan (Allah) kepada manusia (umat gembalaan-Nya). Sampai kapan? “… seumur hidupku”.

Kata seumur hidupku berbicara tentang keadaan selama kita berada dalam dunia ini. Itu artinya kebajikan dan kemurahan Allah akan menjadi bagian dalam hidup kita selama kita ada di dunia ini, tanpa batasan dan tidak akan berhenti sampai kita pulang kembali ke pangkuan Bapa. Bukankah ini yang dicari dan didambakan oleh setiap orang? Ya, benar! TUHAN yang menyediakan itu bagi kita.

Apakah sampai di situ saja? Tidak! Kebajikan dan kemurahan TUHAN menembus sampai kepada batas kekekalan. Daud mengatakan bukan saja ketika kita masih hidup di dunia ini, tetapi ia melanjutkan kalimatnya “dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa”. Frase “diam di rumah TUHAN sepanjang masa” bukan lagi berbicara tentang keadaan selama berada di dunia ini, tetapi ini berbicara lebih dalam lagi tentang kehidupan setelah kematian, yaitu hidup dalam rumah TUHAN selama-lamanya. Ini menggambarkan bahwa TUHAN sebagai gembala kita, menuntun, memelihara dan membimbing kita di dunia ini sampai masuk kepada dunia kekekalan, yaitu tinggal di rumah TUHAN sepanjang masa.

Kita yang hidup sampai hari ini, kita sedang hidup dan menikmati kasih dan pemeliharaan TUHAN dan mereka yang mendahului kita pulang ke rumah Bapa, mereka juga sedang menikmati kebahagiaan. TUHAN menyatakan kasih-Nya kepada kita sepanjang masa sampai menembus batas kekekalan. Kiranya penghiburan ini membuat kita semua menjadi insan-insan yang kuat dan berbahagia. TUHAN memberkati.

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN112) "KUASA YANG MEMBERIKAN KEBERANIAN"

Pembacaan Alkitab: Kisah Rasul 1:6-8

(6) "Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: " Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" (7) Jawab- Nya: " Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa- Nya. (8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi- Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Murid-murid menaruh harapan yang sangat besar kepada TUHAN Yesus untuk memulihkan kerajaan bagi Israel, namun nampaknya timbul sebuah kekuatiran dalam hati mereka, karena pengharapan mereka tidak akan terwujud sampai kepada di ujung perpisahan dengan TUHAN Yesus yang segera meninggalkan mereka terangkat ke Surga. mereka berkata: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" (Ay. 6).

TUHAN Yesus menghibur mereka bahwa semua itu sudah berada dalam kuasa dan perencanaan TUHAN, bukan berdasarkan keinginan manusia. TUHAN akan bertindak sesuai dengan waktu yang ditetapkan-Nya (Ay. 7). Namun Ia tidak membiarkan kegalauan mengusai hati mereka, kekuatiran dan ketakutan. Mereka harus tetap setia menanti apa yang dijanjikan bagi mereka (Kis. 1:4-5), mereka akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus ke atas mereka (ay. 8), yaitu kuasa yang memulihkan, kuasa memberikan keberanian untuk menjadi saksi bagi Kristus.

Kuasa yang Memulihkan adalah kuasa yang memberi kesanggupan, kemampuan dan kekuatan. Kuasa yang memberikan keberanian untuk bersaksi mulai dari Yerusalem di mana Ia memperlengkapi mereka, Yudea, Samaria sampai ke ujung bumi (Ay. 8). Kuasa itu juga yang sedang dan sudah TUHAN berikan kepada kita. Kuasa yang bukan saja memulihkan kerajaan bagi Israel tetapi kuasa yang memulihkan hubungan kita dengan TUHAN dan sesama yang dimulai dari keberanian untuk menjadi saksi bagi Kristus. Yesus katakan bahwa; "Kamu akan menjadi saksi-Ku...".

Kuasa itu bukan akan diberikan tetapi sudah dan sedang kita terima. Kesadaran ini akan membuat kita tidak bersikaf pasif, tetapi aktif bersaksi bagi kemuliaan TUHAN. Jadilah saksi bagi Kristus. TUHAN memberkati.

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA

(CDN111) "BAPTISAN ROH KUDUS"

Pembacaan Alkitab: Kisah Rasul 1:4-5

(4) "Pada suatu hari ketika Ia makan bersama- sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang-- demikian kata- Nya-- " telah kamu dengar dari pada- Ku.
(5) Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."

TUHAN Yesus dengan sangat tegas berpesan kepada para murid-murid-Nya supaya mereka tidak meninggalkan Yerusalem sebelum janji Bapa digenapi bagi mereka tentang Roh Penolong yang akan menghibur dan menyertai mereka selama-lamanya (Yoh. 14:16-17, 26; 15: 26; 16:13). Mereka akan menerima Roh Kudus ketika mereka setia menunggu sampai pada waktu yang telah ditetapkan-Nya, yaitu pada hari Pentakosta (Kis. 2:1-13). TUHAN Yesus katakan pada waktu itu mereka akan menerima baptisan Roh Kudus (Ay. 5). Apa itu baptisan Roh?

1. Baptisan Roh adalah penggenapan janji Bapa (Ay. 4; Yoh. 14:16-17, 26). Ketika Roh Kudus turun ke atas mereka sehingga mereka kepenuhan Roh (Kis. 2:1-13). Petrus menyebut juga sebagai penggenapan nubuat nabi Yoel (Kis. 2:16-17).

2. Baptisan Roh adalah Penyatuan orang-orang percaya ke dalam satu tubuh Kristus (1 Kor. 12:12-13). TUHAN melarang murid-murid meninggalkan Yerusalem, supaya mereka tidak tercrai berai, mereka akan dibaptis menjadi satu tubuh dan diberi minum dari satu Roh.

3. Baptisan Roh Kudus adalah Materai keselamatan (Ef. 1:13-14; 4:3). Ketika seseorang mengaku percaya maka Roh Kudus telah memeteraikan dia, sebagai jaminan yang menjadikan kita sebagai milik Allah.

Apakah peristiwa baptisan Roh seperti pada hari Pentakosta terjadi lagi pada masa sekarang? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus kembali melihat 1 Kor. 12:13. Kalimat yang dipakai menggunakan bentuk aorist (past principle tense) yaitu menunjuk kepada satu pristiwa yang sudah lewat, terjadi hanya satu kali dan tidak akan pernah terjadi lagi, penggenapan janji Bapa tidak mungkin berulang-ulang kali dan membatalkan yang sudah pernah terjadi. Orang percaya zaman sekarang secara status telah dibaptiskan ke dalam satu tubuh Kristus (telah menerima baptisan Roh) ketika mengaku percaya kepada TUHAN, dimeteraikan oleh Roh Kudus untuk menerima keselamatan (Ef. 1:13-14). Hal ini menuntut kita supaya kita hidup dalam pimpinan Roh Kudus dan menghasilkan buah-buha Roh (Gal. 5:22-24). TUHAN memberkati.

Bondservant Of Christ:
KeTUT MARDIASA
Terima Kasih atas kunjungan dan dukungan anda. TUHAN Yesus memberkati. Semua Artikel dan Renungan yang ada di blog ini, boleh disalin/ dicopy tanpa ijin. Berikan Komentar dengan sopan dan dukung terus untuk kemuliaan nama TUHAN Yesus Juruselamat kita. Salam Dalam Kasih Kristus.

Contact Form

Name

Email *

Message *