(Scripture: Keluaran 14:13-14)
A. PENDAHULUAN/ INTRODUCTION
Masa lalu adalah masa yang pernah dilewati bahkan
dialami sendiri oleh seseorang. Artinya, semua orang memiliki masa lalu, namun
masa lalu itu tidak akan bisa dibawa ke masa kini, atau ke masa yang akan
datang. Masa lalu adalah waktu yang berlalu dan bergerak semakin jauh,
sementara kita melangkah maju menunuju ke masa depan. Masa lalu tidak dapat
dipertemukan dengan masa kini apalagi masa yang akan datang, ia hanya dapat
dilupakan saja.
Banyak orang yang masih terbelenggu oleh masa lalu,
karena mereka tidak berusaha untuk melupakanya. Apapun keadaan kita di masa
lalu, entah itu pengalaman yang baik ataupun pengalaman yang buruk tidak akan
memiliki faedah apapun kecuali belajar untuk memperbaiki kesalahan. Banyak
orang berusaha untuk kembali ke masa lalu, apalagi kalau ada pengalaman indah
yang sulit untuk dilupakan dibandingkan dengan keadaan sekarang yang serba
susah, serba sulit dan tidak nyaman, seperti banyak orang yang mengenang
pemerintahan Aml. Presiden Soeharta dengan membuat sebuat Stiker yang
bertuliskan “Enak jamanku Toh Le”.
Inilah yang saya maksudkan dengan terbelnggu oleh masa
lalu. Kita lebih memikirkan sesuatu yang tidak mungkin kembali ketimbang
bagaimana kita memperbaiki kesalahan dan terus melangkah maju menelusuri
lorong-lorong waktu untuk menggapai masa depan.
Letak kegagalan bangsa Israel masuk ke tanah
Perjanjian adalah karena mereka terbelenggu oleh masa lalu, sehingga tidak mampu
untuk memahami rancangan Allah yang sungguh indah dan mahasempurna bagi mereka,
yaitu tanah Perjanjian di mana mereka akan hidup dan menetap sebagai umat Allah.
Yang saya maksudkan dengan masa lalu di sini adalah Mesir. Ketika Allah
menuntun bangsa Isreal keluar dari tanah Mesir dari tempat perbudakan, dalam
perjalanan mereka menghadapi banyak hal yang menyebabkan pikiran mereka
berorientasi ke masa lalu (Mesir), dan berteriak menentang dan menyalahkan Musa
sebagai pemimpin mereka (Kel. 14:12; bdk. Bil. 11:4-6).
Rasa takut yang besar dalam menghadapi tantangan, laut
Teberau di depan dan musuh mengejar di belakang, tidak menemukan jalan ke mana
mereka harus lari, membuat mereka berpikir betapa enak dan indahnya masa lalu
dibandingkan dengan kesulitan yang mereka hadapi. Mereka gagal berpikir betapa indahnya masa
depan yang dijanjikan Tuhan sehingga mereka terus berjuang dan mempercayai
Tuhan. Sekalipun mereka melangkah maju, tetapi pikiran, perasaan dan hati
mereka melangkah mundur ke masa lalu (Mesir).
B. IDE POKOK/ SERMON CONTENT
Masa
lalu adalah raksasa besar yang akan terus menggagalkan kita melangkah menuju ke
masa depan. Kita membutuhkan kekuatan yang besar untuk mengalahkannya, dan
kekuatan itu hanya dapat diperoleh melalui hal-hal berikut ini:
1. PERCAYA KEPADA TUHAN (AY. 13)
Dalam
kebingungan dan ketakutan yang dihadapi oleh bangsa Israel, mereka
mempersalahkan Musa atas keputusan Allah untuk membawa mereka keluar dari masa
lalu (Mesir) untuk memasuki babak kehidupan yang baru. Bisa dibayangkan
bagaimana Musa menghadapi bangsa Israel pada waktu itu. Banyak tuduhan pasti yang
lemparkan kepadanya, begini, begitu, gara-gara engkau, karena engkau dan lain
sebagainya. Bisa dibayangkan betapa sesaknya hati Musa mengahadapi bangsa yang
sok pintar, tetapi tidak mengerti dan memahami maksud dan tujuan Allah bagi
kehidupan mereka. Pada intinya mereka tidak mau berubah untuk memulai kehidupan
yang baru.
Jikalau kita
memperhatikan sikap Musa mengahadapi omelan dan ocehan bangsa Israel yang
ditujukan kepadanya, patut diacungi seribu jempol. Musa menyadari ketidakmapuan
mereka dalam memahami maksud Tuhan, sehingga ia tidak membalas ucapan bodoh
mereka dengan adu mulut tetapi dengan rendah hati, arif dan bijaksana, Musa
mengarahkan pandangan bangsa Israel kepada Tuhan, dengan berkata “janganlah
takut, berdirilah tetap, dst….” (Ay. 14).
Masa lalu
(Mesir) sedang menghantui dan mengejar bangsa Israel, tetapi Musa mengajak
bangsa itu untuk percaya kepada TUHAN, bahwa Ia akan menyelamatkan mereka dari
kepungan Firaun dan pasukannya dengan sebuah kepercayaan yang sangat besar
bahwa Tuhan akan membinasakan orang Mesir itu untuk selama-lamanya, “… sebab
orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk
selama-lamanya”.
Benar seperti
apa yang dikatakan Musa. Pada akhirnya Tuhan membuka jalan bagi Bangsa Israel
dengan membelah laut Teberau, dan bangsa itu berjalan di tanah yang kering di
tengah laut, dan orang-orang Mesir, Firaun dan pasukannya menyusulnya. Akhirnya
bangsa Israel selamat dan orang-orang Mesir binasa di tengah laut (Kel. 14:
26-31). Oleh percaya kepada TUHAN yang menyelamatkan, untuk sementara bangsa
Israel dapat bernafas lega dan berkata selamat tinggal Mesir, selamat tinggal
masa lalu.
Kita tidak
sedang berjalan mundur, tetapi kita sedang berjalan maju dan terus maju,
pengalaman masa lalu tidak akan membawa kita kepada kehidupan yang lebih baik.
Masa lalu tidak lebih indah karena tantangan berat yang kita hadapi sekarang
ini. Tantangan yang sedang kita hadapi sekarang ini adalah persiapan untuk masa
depan yang jauh lebih indah dari pengalaman masa lalu. Biarkan masa lalu terus
berlalu dan tenggelam ke dalam lautan zaman yang tidak akan pernah kembali
lagi. Mari arahkan hati, pikiran dan perasaan kita kepada TUHAN yang memberikan
masa depan yang pasti, hadapi setiap tantangan dengan iman yang teguh
kepada-Nya.
2. BERSERAH KEPADA TUHAN (AY. 14)
Setan masa lalu
mengejar dan merusak mimpi indah bangsa Israel melangkah maju menuju tanah
Perjanjian. Apa yang dikatakan Musa untuk menenangkan mereka dari kepanikan dan
ketakutan karena dihantui oleh bayang-bayang masa lalu (Mesir)? Musa berkata
“kamu diam saja, TUHAN akan berperang untuk kamu”. Perkataan ini sungguh sangat
menghibur dan memberi kekuatan dalam menghadapi bayang-bayang masa lalu yang menakutkan.
Frase “kamu akan
diam saja” bukan berarti kita diajak untuk bermasa bodo dan bersikap pasif atau
tidak melakukan apa-apa, melainkan berarti kita menyerahkan totalitas kehidupan
kita kepada TUHAN, dan mempercayakan atau mengijinkan TUHAN berperang melawan
masa lalu. Inilah yang dimaksud berserah kepada TUHAN. Dalam diam kita dapat
melakukan lebih banyak hal, yaitu berdoa, berharap, memuji TUHAN, dsb. Dan
tangan TUHAN mengerjakan apa yang tidak mampu kita kerjakan, melakukan apa yang
tidak mampu untuk kita lakukan (Bdk. Mzm. 138:8).
Masa lalu itu
sangat mengganggu dan memaksa kita untuk berpikir mundur, seakan-akan tujuan
dan keberhasilan kita di masa depan ditentukan oleh keadaan kita di masa lalu.
Kita bisa belajar tentang masa lalu yang disebut sejarah, tetapi cara berpikir
kita sekarang tidak boleh dipengaruhi oleh masa lalu, justru harus menjadi jauh
lebih baik.
Pengaruh masa
lalu bangsa Israel begitu kuat, sehingga ketika mereka dipimpin melangkah maju,
mereka masih membayangkan masa lalu mereka di Mesir. Tantangan yang mereka
hadapi dalam perjalanan membuat mereka tidak siap untuk berubah. Karena begitu
beratnya tantangan itu, Musa mengajarkan mereka untuk berserah diri kepada
Tuhan, “kamu diam saja”.
Kita tidak
mungkin kembali ke masa lalu untuk memperbaiki keadaan sekarang ini. Kita hanya
perlu penyerahan diri secara total, mengambil waktu untuk berdiam diri di
hadapan Tuhan, untuk mematahkan kuasa masa lalu yang mengerjar dan merusak
mimpi-mimpi indah kita, untuk kehidupan yang lebih baik di masa yang akan
datang. Tidak ada kekuatan yang lebih besar lagi, selain kekuatan TUHAN dalam
menghadapi setiap tantangan. Kita akan gagal ketika kita berjuang dengan
kekuatan kita sendiri, oleh karena itu, mari berserah kepada Tuhan dan biarkan
Dia berperkara dalam hidup kita. And say, “good bye masa lalu”.
C. KESIMPULAN/ CONCLUSION
Masa lalu akan sangat berbahaya jika pikiran, perasaan
dan hati kita berorientasi kepadanya. Masa lalu menggagalkan bahkan menghacurkan
tujuan kita. Betapa sia-sia perjuangan bangsa Israel berjalan di padang gurun
selama empat puluh tahun, namun mereka gagal memasuki negeri yang berlimpah
susu dan madunya, hanya Yosua bin Nun dan Kalep bin Yefune karena mereka hidup
takut akan Tuhan (bdk. Bil. 14:30; 32: 11-13).
Kegagalan bangsa Israel adalah karena ketidakpercayaan
mereka kepada TUHAN. Mereka tidak mau tunduk (berserah) kepada pimpinan TUHAN.
Hati mereka lebih condong kepada masa lalu yang tidak pernah menjanjikan
kebebasan dan kehidupan yang lebih baik kepada mereka. Mereka berjalan
mengikuti tanda-tanda TUHAN (tiang awan dan tiang api), tetapi mereka tidak
memiliki rasa takut kepada TUHAN, mereka gagal mengalahkan masa lalu sehingga
mereka pun binasa sebelum masuk ke negeri yang dijanjikan TUHAN.
D. PENERAPAN/APPLICATION
Mari kita memandang kepada TUHAN. Langkah dan perjungan
kita memang berat dan mamaksa kita membanding-bandingkan masa lalu dengan masa
sekarang. Masa lalu tidak akan berarti apa-apa tanpa masa sekarang dan masa
depan. Artinya masa sekaranglah yang lebih penting dari masa lalu. Masa lalu
adalah kenangan yang tidak mungkin terulang atau kembali lagi, tetapi justru
akan menggagalkan langkah kita, seperti bangsa Israel. Jangan sampai kita mati
sebelum sampai kepada tujuan kita, yaitu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab
yang Tuhan berikan kepada kita di dunia ini.
Kita tidak sedang berjalan mundur atau ke masa lalu,
tetapi kita sedang melangkah maju dan terus maju. Mari pegang tangan TUHAN dengan
iman dan kepercayaan kepada-Nya, serahkan totalitas kehidupan kita serta
ijinkan TUHAN yang bertindak dalam setia perkara (Bdk. Mzm. 37:5). Amen…!!!
TUHAN Memberkati..
By. Ketut Mardiasa
No comments:
Post a Comment