(Scripture: Keluaran 13:17-22)
A. PENDAHULUAN
Memahami kehendak Tuhan bukanlah perkara yang mudah,
fakta yang sering kita temukan di lapangan banyak orang yang mengklaim bahwa
dirinya sedang melakukan kehendak Tuhan, namun tidak pernah menempatkan Tuhan
di depan mereka, melainkan kepentingan-kepentingan yang dapat menguntungkan
diri-sendiri. Semua tujuan dan motivasi yang dilakukan hanyalah sebuah timbunan
ambisi, rasa lapar dan haus akan kekuasaan, mengumpulkan banyak simpatisan yang
kemudian dapat dipelarat untuk dapat mendongkrak jati dirinya di dalam
menjalankan visi dan misinya, dan pada akhirnya diklaim sebagai bentuk kesuksesan
besar. Lalu pertanyaannya adalah “adakah TUHAN dipermuliakan? Saya mengikuti
kehendak Tuhan atau ambisi diri sendiri? Yang dapat menjawab pertanyaan ini
secara tepat dan benar adalah para “penontonya” sementara “pemainnya” selalu
menempatkan diri pada posisi yang benar dan tidak boleh dipersalahkan dengan
seribu satu alasan dan alibi untuk sebuah pembenaran diri.
Sikap seseorang yang selalu merasa benar, merasa
jalannya adalah jalan Tuhan, sesungguhnya tidak pernah menempatkan Tuhan di
barisan depan mereka, tetapi “mentuhankan” kepentingan pribadi dan mengikuti
semua kemauanya. Kehendak Tuhan yang sesungguhnya diabaikan yang penting
untung.
Bangsa Israel yang notabene adalah bangsa pilihan
Tuhan, namun mereka tidak pernah memahami maksud dan tujuan Tuhan bagi mereka.
Allah berkenan menuntun mereka keluar dari tanah Mesir, tempat perbudakan
selama 430 tahun di bawah pimpinan Musa. Ada kalanya mereka menentang Musa dan
meragukan kehadiran Allah di tengah-tengah mereka (Kel. 17: 1-7). Bangsa Israel
menempatkan dirinya sebagai orang yang super dan mengabaikan kehendak Tuhan
yang menuntun mereka menuju ke tanah perjanjian. Itulah sebabnya Tuhan membawa mereka berjalan
melalui jalan dengan jarak tempuh sampai 40 tahun di pada gurun (Ay. 17-18)
pada hal sebenarnya jarak itu dapat ditempuh hanya dalam satu minggu
perjalanan. Tujuan Tuhan adalah supaya mereka melupakan semua peristiwa di
Mesir, supaya mereka tidak kembali ke sana. TUHAN punya cara, bagaimana bangsa
itu berjalan mencapai tujuannya. Ia mau supaya umatnya memahami kehendaknya.
B. IDE POKOK/ SERMON CONTENT
Dalam ayat 21-22 adalah cara bagaimana kita dapat
memahami kehendak Allah bagi kehidupan kita sebagai umat-Nya;
1.
MENEMPATKAN
TUHAN BERJALAN DI DEPAN KITA (AY. 21)
Dalam ayat ini
mengatakan bahwa, “TUHAN berjalan di depan mereka”. Mengapa TUHAN berjalan di
depan mereka? Kenapa tidak dibelakang? Pertanyaan-pertanyaan ini sebagai bahan
perenungan kita untuk memahami kehendak TUHAN.
TUHAN
menempatkan diri di depan mereka, supaya bangsa Israel melihat dan mengikuti
jejak-jejak-Nya. TUHAN yang menentukan arah langkah mereka dan Ia mau supaya
mereka mengikuti-Nya. Ia membuka jalan yang baru untuk dilalui sampai
tujuan-Nya tercapai bagi umat-Nya. Kalau saja TUHAN berjalan di belakang
mereka, maka mereka akan memilih jalan-jalanya sendiri tanpa control dari
TUHAN, bahkan mungkin mereka akan tersesat dan tercerai berai di padang gurun dan
mereka tidak menemukan jalannya. Itulah sebabnya TUHAN berjalan di depan, mengarahkan
mereka supaya tidak tersesat.
Ini adalah suatu
pelajaran yang sangat penting bagi kita untuk kita pahami. Dalam segala sesuatu
kita harus dapat menempatkan diri dibelakang dan TUHAN di depan serta mengikuti
semua rencana-Nya. Menempatkan TUHAN dibelakang sama artinya bahwa, kita sedang memaksakan
TUHAN mengikuti kehendak dan kemauan kita. Buang semua ambisi untuk meraup
keuntungan diri sendiri dan belajar untuk berjalan mengikuti kehendak TUHAN. Biarkan
TUHAN berjalan di depan dan ikuti jejak-jejak-Nya. Hidup takut akan TUHAN akan
menolong kita menemukan dan mengikuti langkah (kehendak) TUHAN (Mzm. 25:12).
2.
MEMAHAMI
SANDI TUHAN (AY. 22).
Sandi TUHAN
adalah petunjuk yang mengarahkan kita berjalan pada jalan-Nya yang tepat dan
benar. Sandi TUHAN adalah tanda-tanda kehadiran-Nya, tanda kesetiaan-Nya,
pimpinan dan pemeliharaan-Nya. Dalam hal ini Sandi TUHAN adalah tiang awan pada
siang hari dan tiang api pada waktu malam hari.
Bangsa Israel
harus memahami sandi atau tanda-tanda TUHAN yang diberikan kepada mereka. Sandi
itu akan mengantarkan bangsa Israel kepada tujuan TUHAN, walaupun sulit untuk
dipahami secara logika. Bayangkan saja perjalanan dengan jarak tempuh yang
sangat singkat dari tanah Mesir menuju ke Tanah Perjanjian, TUHAN membuat
bangsa Israel berputar-putar selama 40 tahun di padang gurun belantara yang
kering dan tandus. TUHAN tidak menuntun mereka melaui jalan ke negeri orang Filistin,
walaupun jalan ini yang paling dekat (Ay. 17), tetapi Allah menuntun bangsa itu
berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke laut Teberau (Ay. 18).
Kalau bangsa
Israel tidak mengikuti sandi TUHAN sebagai bentuk kesetiaan-Nya dalam
memelihara dan menjaga umat-Nya, maka bangsa Israel akan kehilangan arah dan
tercerai berai, tidak akan menemukan jalannya untuk melangkah maju kepada
tujuan (kehendak) TUHAN.
Kita sering
gagal memahami sandi dan tanda-tanda yang TUHAN berikan kepada kita, sehingga
kita berjalan mengikuti kehendak dan kemauan diri sendiri, lalu berkata inilah
jalan (kehendak-Nya TUHAN! Semakin kita memanjakan diri dan “mentuhankan”
kemauan diri, tanpa kita sadari kita sudah berjalan dan melangkah semakin
menjauh dari kehendak TUHAN dan semakin menganggap kebenaran diri sebagai
tujuan Allah. TUHAN selalu menaruh tanda di depan kita supaya kita tidak
melangkah mundur tetapi tetap maju mengikuti rencana-Nya. Tujuan kita ada di
depan dan bukan di belakang. TUHAN mau supaya kita mengarahkan hati, pikiran
dan perasaan kita kepada-Nya dengan memahami sandi TUHAN.
C. KESIMPULAN
Inilah langkah yang TUHAN berikan kepada umat-Nya,
bangsa Israel, supaya mereka memahami maksud dan tujuan TUHAN terhadap
mereka. Allah berjalan di Depan supaya
kita mengikuti jejak-jejak-Nya dalam rencana-Nya yang Mahasempurna. Dan Ia
memberikan sandi di mana umat-Nya dapat mengarahkan diri pada tujuan TUHAN.
Sebagai bukti kesetiaan TUHAN, tanda itu tidak pernah beralih dari tempat-Nya,
supaya bangsa Israel tidak kehilangan arah dan tersesat oleh keinginan dan
hasratnya sendiri.
Inilah bentuk perhatian dan kasih sayang TUHAN. Jika kita
salah memahami kehendak-Nya, maka TUHAN menjadi kecil (dikecilkan) dalam hidup
kita dan hasrat atau ambisi kita yang
besar (dibesarkan). Hal itu akan menggiring kita melangkah semakin jauh dari
hadapan TUHAN.
D. APLIKASI
TUHAN mau supaya kita melangkah mengikuti-Nya. Jangan memaksakan
kehendak TUHAN supaya Ia mengikuti kehendak dan kemauan diri kita, tetapi
paksalah sebisa mungkin diri kita sendiri untuk mengikuti jejak-jejak TUHAN
dalam kerelaan dan ketulusan. Tempatkan (perioritaskan) TUHAN di depan dan
ikuti semua rencana-Nya yang Mahasempurna. Pahami sandi TUHAN atau tanda-tanda-Nya
yang memberi petunjuk kepada kita ke arah yang benar dan tepat sesuai dengan
kehendak TUHAN. Sandi TUHAN dalam kehidupan masa kini adalah petunjuk-petunjuk
TUHAN melalui firman-Nya di dalam Alkitab. Kepekaan kita memahami sandi TUHAN
tergantung pada ketaatan kita dalam membaca dan merenungkan firman-Nya. Amen. TUHAN memberkati…
By. Ketut Mardiasa
Senin, 04 Januari 2016
No comments:
Post a Comment