Pembacaan Alkitab: Lukas 24: 53 (50-53)
Konteks pembacaan Firman Tuhan hari
sama sekali tidak berbicara tentang janji dan penggenapannya. Injil Lukas
mencatat sebuah peristiwa tentang suasana kehidupan muird-murid Tuhan Yesus
pasca kenaikkan-Nya ke Sorga, secara khusus di dalam ayat yang ke 53 “mereka
senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.”
Lalu dari mana kita melihat adanya
indikasi janji Tuhan yang akan digenapi?
Sebelumnya Tuhan Yesus sudah pernah menyampaikan kepada murid-murid-Nya bahwa
mereka akan menerima Roh Kudus yang akan menyertai mereka (Yoh. 14: 15-17),
oleh karena itu mereka harus tinggal di Yerusalem sampai janji itu digenapi
(Kis. 1: 4-5). Dalam konteks pembacaan
firman Tuhan hari ini kita hanya akan melihat bagaimana sikap murid-murid Tuhan
dan mengapa mereka melakukannya.
Lukas 24:53 merupakan wujud ketaatan
mereka kepada perintah Tuhan untuk diam di Yerusalem dan ketaatan itu membawa
mereka menerima apa yang dijanjikan Tuhan bagi mereka.
Apa yang mereka lakukan selama mereka
diam sambil menantikan penggenapan janji Bapa?
1.
Membangun Keintiman Secara Pribadi Dengan Tuhan
“Mereka senantiasa berada di dalam Bait
Allah” ngapain mereka berada di Bait Allah? “memuliakan Allah.” Selama mereka diam di Yerusalem mereka memilih
tempat yang terbaik bagi mereka untuk membangun keintiman dengan Tuhan melalui
sikap dan tindakan mereka yang memuliakan Allah.
Kalimat
“memuliakan Allah” diterjemahkah dari Bahasa Yunani “aineo kai eulogeo theos”
yang berarti memuji dan memuliakan Tuhan. Selain mereka taat kepada perintah
Tuhan, mereka juga yakin kepada janji Tuhan akan digenapi. Mereka juga secara
konsisten untuk berada di Bait Allah, mereka terus menciptakan keintiman secara
pribadi dengan Tuhan, membangun fondasi iman supaya mereka tetap kuat sampai
tiba waktunya janji Bapa itu digenapi.
Itulah
sikap yang perlu kita teladani dalam menjalani kehidupan sebagai anak-anak Tuhan
pada masa kini. Setidaknya kita masih sadar dan punya waktu untuk bersekutu
dengan Tuhan di balik kesibukan-kesibukan aktivitas kita sehari-hari. Sering
sekali kita menuntut Tuhan untuk memberkati usaha, pekerjaan dan bisnis kita,
tetapi jarang sekali kita menuntut diri untuk bersekutu dan membangun keintiman
dengan Tuhan, memuliakan nama-Nya.
2.
Membangun Keutuhan Komunitas Dengan Sesamanya
Selain
membangun keintiman dengan Tuhan, sikap mereka yang berikutnya dalam menantikan
penggenapan janji Bapa adalah membangun keutuhan komunitas dengan sesama.
Mereka secara konsisten memelihara apa yang sudah ada selama ini. Bagi mereka komunitas
merupakan hal yang sangat penting pada masa-masa itu setelah ditinggalkan Tuhan
Yesus naik ke sorga. Mereka butuh komunitas untuk saling menguatkan dan
menghibur satu dengan yang lainnya.
Injil
Lukas menggunakan kata “mereka” untuk menunjuk komunitas mereka. Kata “mereka”
adalah kata ganti orang ketiga jamak. Artinya Lukas menunjuk kepada komunitas
yang tentu terdiri lebih dari satu orang. Dalam hal ini pasti semua murid-murid
Tuhan yang berangkat ke tempat di mana Tuhan memberkati (Ay. 51; Mat. 28:16),
dan pulang kembali ke Yerusalem dengan sukacita (Ay. 52). Dalam Kisah Rasul 1:12-14, ada juga beberapa perempuan yang disebutkan di situ termasuk Maria ibu Yesus.
Sebagai
umat Tuhan, penting bagi kita untuk belajar dari sikap mereka ini. Membangun
keutuhan komunitas adalah hal yang sangat penting, di mana Tuhan akan
memberkati kita dengan janji-janji-Nya, dan Tuhan sangat senang dengan
komunitas yang utuh dan rukun (bdk. Mzm. 133:1-3).
Dalam menantikan penggenapan janji Bapa, kita perlu diam
dalam ketaatan sambil memuliakan Tuhan bersama-sama dengan komunitas yang sudah
kita bangun dan kita bina selama ini, sebagaimana yang dilakukan oleh
murid-murid Tuhan Yesus ketika mereka menantikan janji Bapa. Mereka membangun
keintiman dengan Tuhan melalui pujian dan pengagungan kepada Tuhan dan tetap
menjaga keutuhan dalam hidup bersama. Tuhan Yesus memberkati.#MDS
No comments:
Post a Comment