Bacaan
Alkitab: Keluaran 12:40-42
A.
PENDAHULUAN
Setelah
beberapa minggu kita melewati sebuah proses pembentukan keimanan, kesabaran dan
ketaatan melalui sebuah pristiwa yang sedang kita alami saat ini, bahkan bukan
hanya kita saja, tetapi juga sebagian besar penduduk bumi dari berbagai belahan
dunia dihantui oleh rasa takut akibat dampak dari meluasnya penyebaran COVID-19
Corona Virus. Banyak perusahan yang memilih untuk tutup sementara waktu,
hotel-hotel dan restoran merugi, karyawan dan pengawai-pegawainya dirumahkan,
para pedagang mengeluh oleh sepinya pembeli, walaupun usaha-usaha pencegahan
sudah dilakukan namun sampai saat ini kita belum memperoleh informasi, sampai
kapan wabah ini akan berakhir?
Di
balik pristiwa ini, banyak orang memandangnya sebagai hukuman Tuhan, kegagalan
pemerintah, dan lain sebagainya. Hanya segelintir orang yang berpikir positif
dan memandangnya sebagai sebuah proses pembentukan untuk kehidupan yang lebih
baik.
Sekarang
mari kita kembali mundur untuk melihat sebuah pristiwa pembentukan yang pernah dialami
oleh bangsa Israel di Mesir. Alkitab mencatat di dalam Keluaran 12: 40 bahwa, “Lamanya orang Israel diam di Mesir adalah empat ratus tiga
puluh tahun.” Di mesir mereka harus
diperbudak dan tidak mendapat upah selama 400 tahun (Kej. 15:13). Mereka
bekerja bukan untuk dirinya sendiri, bukan pula bagi bangsanya tetapi demi
Mesir dan kejayaan Firaun. 400 bukanlah waktu yang singkat, di sana mereka
berkembang menjadi banyak, dari yang hanya 70 orang saja kemudian jumlah mereka
melebihi penduduk pribumi (Kel. 1:7, 9). Inilah yang kemudian membuat mereka
dipaksa untuk bekerja bagi Mesir dan pada akhirnya TUHAN mau membebaskan mereka
dari belenggu perbudakan tersebut dan dipimpin-Nya menuju kepada kehidupan yang
lebih baik. Mereka harus melewati sebuah pembentukan, pembentukan itu kemudian
membawa pemulihan.
B.
PEMBENTUKAN DAN PEMULIHAN
Bagaimana Proses Pembentukan dan Pemulihan itu?
1. Pembentukan: TUHAN
Menginjikan Umat-Nya Melewati Kerasnya Kehidupan.
Ini bukan pembiaran atau TUHAN tidak peduli, bukan. Ini adalah
sebuah proses pembentukan karakter, bagaimana keimanan, ketaatan dan ketulusan umat-Nya
dimurnikan, supaya dalam keadaan yang tidak dapat memberi kepastian, tetap
percaya dan berharap akan pertolongan Tuhan serta mengakui kedaulatan-Nya dalam
setiap proses yang kita lewati.
Demikianlah TUHAN membentuk bangsa Israel di balik kerasnya kehidupan di Mesir, dan
pada akhirnya tiba waktunya di mana
TUHAN menyatakan kehendak dan kepedulian-Nya kepada mereka. Hal ini nyata dalam
ayat 41, “Sesudah lewat empat ratus tiga
puluh tahun, tepat pada hari itu juga, keluarlah segala pasukan TUHAN dari
tanah Mesir.”
Walaupun prosesnya begitu panjang, namun sepanjang itu juga TUHAN
memelihara mereka, terbukti ketika mereka masuk ke Mesir hanya terdiri dari 70
orang saja, di Mesir mereka berkembang hingga jumlahnya melebihi orang-orang
Mesir. Pada waktu mereka keluar dari Mesir ada 600.000 laki-laki, tidak
termasuk perempuan dan anak-anak (Kel. 12: 37), kalau diestimasikan kira-kira
ada 2 Juta-an orang. Apakah TUHAN diam dan tidak peduli? TUHAN sangat peduli
dengan mereka.
2. Pemulihan: TUHAN
Bertindak Memulihkan
“Malam itulah malam berjaga-jaga bagi TUHAN,
untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Dan itulah juga malam
berjaga-jaga bagi semua orang Israel, turun-temurun, untuk kemuliaan TUHAN.”
TUHAN yang membentuk mereka, pada akhirnya menurut kerelaan dan
kehendak-Nya yang dinyatakan dalam kepedulian-Nya bahwa tidak selama-lamanya Ia
membiarkan umat-Nya menjalani kerasnya kehidupan di Mesir, Ia juga mau
memulihkan kembali keadaan bangsa Israel untuk kehidupan yang lebih baik. Malam
terakhir sebelum mereka keluar dari Mesir, adalah malam persiapan untuk
memasuki babak kehidupan baru, melangkah maju menuju harapan baru.
Ke mana mereka akan dibawa? Keluaran 3:8 mencatat bahwa, “Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan
mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke
suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan
madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang
Hewi dan orang Yebus.”
C.
KESIMPULAN
Proses
yang TUHAN ijinkan terjadi dalam kehidupan kita sebagai umat TUHAN bukanlah
sebagai bentuk penghukuman melainkan sebagai tanda kasih-Nya melalui proses
pembentukan untuk kehidupan yang lebih baik. TUHAN menyatakan kehendak-Nya
tidak bergantung pada keadaan dan tindakan manusia melainkan berdasarkan kepada
kehendak dan kedaulatan-Nya sendiri. Ketika
Ia mengijinkan proses terjadi, pada waktu-Nya yang tepat Ia juga akan
memulihkan kita.
D.
PENERAPAN
Di
tengah-tengah situasi kiris di mana hampir di seluruh dunia merasakan efek
penyebaran Corona Virus yang sedang mewabah dan melumpuhkan sendi-sendi
perekonomian bangsa-bangsa yang berimbas pada seluruh warga masyarakat, mari
kita memandang ini sebagai proses pembentukan TUHAN terhadap hidup kekristenan
kita, supaya kita lebih mendekatkan diri kepada-Nya saja dan bertekun mencari
kehendak-Nya melalui firman-Nya. Kita sedang dituntun oleh TUHAN ke arah yang
lebih baik. Walaupun tidak seorang pun yang tahu kapan Corona Virus ini akan berakhir,
mari kita tetap percaya bahwa ada waktunya TUHAN yang akan segera memulihkan
kita. TUHAN Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment