Bacaan Alkitab: 1 Yohanes 3:19-21
A. PENDAHULUAN/ INTRODUCTION
Ayat-ayat yang kita baca dalam teks
kita ini masih berhungan erat dengan ayat-ayat sebelumnya, di mana Yohanes
berbicara tentang kasih dengan perbuatan
dalam kebenaran sebagai refleksi kasih Kristus kepada orang-orang percaya (1
Yoh. 3:11-19). Orang-orang yang mengasihi sesamanya disebut sebagai orang-orang
yang hidup dalam kebenaran dan berasal dari kebenaran (Ay. 19).
Sebagai orang-orang yang berasal dari
kebenaran wajib hidup dalam kebenaran. Yang dimaksud dengan kebenaran adalah
Kristus yang telah menyerahkan nyawa-Nya (1 Yoh. 3:16). Dan setiap orang yang
berbuat kebenaran lahir dari pada-Nya (1 Yoh. 2:29).
Keyakinan bahwa kita adalah anak-anak
Allah (anak-anak kebenaran) akan mendorong kita melakukan segala sesuatu dalam
kebenaran di luar kehendak dan kemauan kita. Hidup kita akan dikuasai oleh
kebenaran. Hati, pikiran dan perasaan kita dikendalikan oleh kebanaran. Hidup
kita tidak dikuasai dan dikendalikan oleh kemauan perasaan, tetapi oleh
kebenaran.
Kebenaran dan perasaan sama-sama
memiliki kekuatan yang dapat mengendalikan dan mengarahkan ke mana kita harus
melangkah dan bagaimana kita harus menentukan pilihan. Kebenaran memiliki
kekuatan ilahi dan memimpin kita kepada kehendak Allah. Perasaan memiliki
kekuatan duniawi yang dapat mengendalikan hidup kita bertindak diluar kehendak
Allah serta mengikuti kemauan dan kehendak diri sendiri.
Kebenaran Allah dan perasaan manusia
sama-sama-memiliki kekuatan, namun perbedaannya sangatlah mencolok.
B. IDE POKOK/SERMON CONTENT
Mari kita lihat perberdaannya, supaya
kita dapat menetukan pilihan dan mengambil sikap, dapat mengelola pikiran kita
hidup dalam kebenaran atau dikendalikan oleh perasaan yang menyesatkan.
1.
KEBENARAN
MENUNTUN KITA KEPADA TUJUAN ALLAH, MENEDUHKAN DAN MEMBERI KETENANGAN DALAM
MENGHADAPI KEADAAN (Ay. 19B).
Kesadaran
bahwa kita berasal dari kebenaran akan menolong kita untuk hidup dalam
kebenaran. Ketika kita hidup dalam kebenaran, maka kita tidak perlu merasa
takut akan penghakiman, sebab hanya orang yang bersalah yang akan dihakimi.
Kebenaran
akan memberi ketenangan kepada kita, sebab kebenaran tidak menuduh dan membawa
kita jauh dari jalan-Nya. Ketika kita takut mengahadapi keadaan, berarti
keyakinan bahwa kita hidup dalam kebenaran sangat lemah bahkan mungkin kita
tidak hidup dalam kebenaran.
Status
kita sebagai orang yang benar akan menolong kita dapat mengelalo pikiran dan
perasaan untuk untuk bergatung kepada kehendak Allah dan menuntun kita memiliki
keberanian untuk menghadap hadirat-Nya. Yohanes mengatakan “Demikianlah kita
ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh
menenangkan hati kita di hadapan Allah”. (ay. 19). Tenang berarti ada
keberanian dan perasaan damai sejahtera yang lahir dari kebenaran (Yes. 32:17).
Ketika
kita hidup dalam kebenaran, maka kebenaran itu akan mengubahkan. Kita tidak
akan merasa takut menghadpi keadaan yang disebabkan oleh banyak hal dari dalam
ataupun dari luar. Kebenaran akan menjaga perasaan kita dari segala tuduhan dan
perasaan takut, sebab kebenaran lebih besar dari pada perasaan (hati kita) (Ay.
20).
Tujuan
Allah adalah, supaya kita yang hidup dalam kebenaran, memiliki persekutuan dengan Dia, mempunyai keberanian untuk percaya
dan mendekat kepada Allah (Ay. 21b).
2.
PERASAAN
MENDORONG KITA MELAWAN KEBENARAN, MENUDUH KITA MELAKUKAN YANG TIDAK BENAR (Ay.
21a).
Perasaan
itu timbul dari dalam hati. Suasana hati kita mempengaruhi perasaan kita yang
kemudian meluap kepermukaan menjadi nyata dalam tindakan dan perbuatan kita.
Perasaan yang tidak hidup dalam kebenaran akan mendorong kita untuk melawan
kebenaran. Perasaan mengendalikan kita seakan-akan apa yang timbul dari dalam
hati kita merupakan suatu kebenaran yang harus dipertahankan.
Perasaan
memimpin seseorang hidup merasa benar (bukan benar) sehingga timbul sikap egoisme
yang tinggi yang dapat membawa kita semakin jauh dari kebenaran yang
sesungguhnya.
Jika
kita berjalan di atas perasaan benar, sesungguhnya kita sedang berjalan dalam
kesesatan, perasaan akan menunduh kita melakukan hal-hal yang tidak pantas dan
menentang Allah (Ay. 21a). tidak ada ketenangan dan damai sejahtera, karena
semuanya itu dirampas dan disembunyikan di dalam ketidakbenaran.
Allah
mau supaya kita tidak berjalan mengikuti perasaan, tetapi kesadaran diri bahwa
kita berasal dari kebenaran yang harus hidup dalam kebenaran. Perasaan kita
bisa menipu, tetapi kebenaran akan memimpin kepada jalan yang benar yang
dikehendaki oleh Allah.
C. KESIMPULAN/ CONCLUSION
Allah menghendaki kita melalui
firman-Nya supaya sebagai orang-orang yang berasal dari kebenaran hidup dalam
kebenaran. Mengelola pikiran, perasaan, hati, dan hidup kita seutuhnya berada
dalam control dan pimpinan TUHAN.
Kebenaran mempimpin kita kepada
tujuan Allah, yang memberikan ketenangan dan kebenaranian yang lahir dari
kebenaran untuk menghadap hadirat Allah. Sementara itu perasaan menuduh dan
memimpin kita menjauh dari Allah. Menempatkan kita merasa benar yang
sesungguhnya jauh dari kebenaran yang sesungguhnya.
D. APLIKASI/ APPLICATION
Mari kita sadari bahwa kita berasal dari
kebenaran, jangan mentuhankan perasaan, mengikuti dan memanjakannya. Tanggalkan
perasaan yang menyesatkan dan membawa kita semakin jauh dari kebenaran. Mari
kita merefleksikan karakter dan sifaf Allah dalam hidup kita, hidup dalam
kebenaran sebagai orang-orang yang berasal dari kebenaran. TUHAN Yesus memberkati.
(KTM)
No comments:
Post a Comment