Scripture: Markus 2:13-17; Lukas 5:27-32
A. PENDAHULUAN
Adalah Matius yang disebut juga sebagai Lewi yang mungkin lebih tepat adalah Matius orang Lewi, seorang berdosa dan pemungut pajak mengalami perjumpaan dengan TUHAN YESUS. TUHAN YESUS mendapati Matius orang Lewi itu sedang sibuk dengan profesinya sebagai penagih pajak kepada masyarakat, lalu TUHAN memanggil dia “ikutlah Aku”, lalu ia bergegas meninggalkan segalanya untuk mengikut YESUS (Mrk. 2:14; Luk. 5:28).
Perjumpaan itu ditandai dengan kesiapan hati untuk merespon panggilan TUHAN dan ketaatan mengikuti kehendak-Nya, tanpa banyak pertanyaan dan keraguan.
Jikalau kita melihat dari sudut pandang manusia (dunia) bukankah lebih menguntungkan jika Matius orang Lewi itu diam saja dan melanjutkan profesinya sebagai pemungut pajak? Mengapa dia merespon begitu cepat dan tidak mempertimbangkan keputusannya untuk meninggalkan pekerjaannya? Tentu ini menjadi pertanyaan yang besar juga bagi kita dan sekaligus sebagai tantangan tersendiri untuk dapat mengambil keputusan yang sama untuk merespon panggilan TUHAN.
Banyak orang sibuk dengan pekerjaannya, yang sesungguhnya tidak akan menimbulkan kerugian besar kalau mereka menyisihkan waktunya untuk merespon panggilan TUHAN dan mengalami perjumpaan dengan-Nya. Tergoda dan terobsesi dengan keuntungan yang besar yang sudah menyemat dalam hati, sehingga menggagalkan langkahnya mengalami perjumpaan dengan TUHAN. Pada akhirnya “takut ngetel payu mekebyos” istilah dalam bahasa Bali, “takut kehilangan sedikit, akhirnya rugi besar”.
Berbeda dengan perjumpaan Matius orang Lewi itu dengan TUHAN YESUS, dia tinggalkan segalanya tanpa takut rugi, karena perjumpaan itu telah mengubahkan totalitas kehidupannya, mengalami pemulihan dan mengikut YESUS.
B. IDE POKOK/ CONTENT
Bagaimana pemulihan itu terjadi setelah perjumpaan Matius orang Lewi itu dengan TUHAN YESUS? Kita akan melihat pemulihan yang sangat signifikan terjadi, yaitu:
1. Perjumpaan Dengan Tuhan Yesus Memulihkan Cara Hidup Yang Lama Untuk Kehidupan Yang Baru (Mrk. 2:13-14; Bdk. Luk. 5:27-28).
Perjumpaan dengan TUHAN YESUS telah merobek semua tatanan kehidupan yang selama ini dibangun dengan perjuangan tanpa memandang salah ataupun benar, yang penting adalah menguntungkan diri sendiri. Perjumpaan itu menciptakan sebuah lembaran baru yang yang kosong dengan pilihan yang tentunya tidak mudah dan sangat menantang, yaitu memenuhi panggilan TUHAN YESUS “ikutlah Aku.”
Keputusan yang diambil adalah keputusan yang tidak popular dan pasti sama sekali tidak akan mendapat restu dan dukungan dari dunia (orang sekitarnya), meninggalkan zona yang nyaman dan mulai hidup dengan pilihan yang penuh dengan tantangan.
Pemulihan itu nampak ketika Matius Orang Lewi itu memilih meninggalkan cara hidup yang lama, yaitu cara hidup yang menguntungkan diri sendiri, melupakan cara hidup yang cendrung cinta diri dan hidup jauh dari pada pada mengasihi TUHAN (jauh dari hidup yang beribadah) dan sekarang beralih kepada kehidupan yang baru, yaitu mengikut dan melayani TUHAN (Luk. 5:28).
Sudah berapa lama kita menjadi pengikut TUHAN YESUS? Namun pola kehidupan yang lama masih menyemat dalam hati kita, dan masih cendrung memilih cinta diri dan mengabaikan panggilan TUHAN, takut kehilangan waktu kita walau sejenak untuk berjumpa dengan TUHAN karena urusan-urusan yang sebenarnya bisa kita ditinggalkan.
Tidak ada cerita dalam Alkitab murid-murid TUHAN YESUS menderita kekurangan karena keputusannya untuk melayani-TUHAN, meninggalkan segalanya termasuk pekerjaannya.
2. Perjumpaan Dengan Tuhan Yesus Memulihkan Karakter Hidup Yang Lama Untuk Kehidupan Yang Baru (Luk. 5:29).
Seorang Pemungut Cukai/ penagih Pajak dikenal sebagai orang yang tidak peduli dengan sesamanya, setiap kali ia memperoleh keuntungan demi keutungan dari seseorang dan menimbunnya sebagai harta pribadi.
Lukas 19:8, ada sebuah pengakuan dari seorang penagih pajak yang bernama Zakheus ketika mengalami perjumpaan dengan TUHAN YESUS; “Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”
Tamak dan tidak pernah merasa puas diri sebelum mengalami perjumaan dengan TUHAN YESUS. Menutup diri terhadap keberadaan orang lain yang hidup dalam kekurangan dan keterbatasan. Itulah karakter mereka, namun setelah perjumpaan dengan TUHAN, ada pemulihan karakter yang sangat signifikan. Hatinya yang tertutup, kini terbuka oleh karena Kristus.
Matius orang Lewi itu tidak tanggung-tanggung mengeluarkan pembendaharaannya untuk merayakan perjumpaannya dengan TUHAN, ia menjamu TUHAN YESUS berserta dengan kawan-kawan seperjungannya dalam meraup keuntungan dari hasil menagih pajak (orang-orang berdosa) sehingga menuai portes dari kalangan orang-orang Farisi dan ahli Taurat (Ay. 16), dan jawaban TUHAN YESUS membuat mereka bungkam (Ay. 17).
Itulah tanda orang yang mengalami perjumpaan dengan TUHAN. Ada pemulihan dalam hidupnya. Karakter yang merusak, rakus dan tamak ditinggalkan dan memulai hidup baru bersama TUHAN YESUS.
C. KESIMPULAN
Tanda dari orang yang mengalami perjumpaan dengan TUHAN YESUS secara pribadi adalah mengalami perubahan cara dan karakter hidup yang lama kepada kehidupan yang baru.
TUHAN YESUS memanggil kita orang-orang berdosa untuk mengikut Dia, kata-Nya “ikutlah Aku”. Meninggalkan semua hal yang hanya menguntungkan diri sendiri, dan memulai lembaran hidup baru bersama dengan TUHAN.
D. PENERAPAN
Hal ini mengajar kita sebagai pengikut TUHAN YESUS, supaya lebih taat kepada TUHAN, merespon kehendak-Nya dalam hidup kita melalui kepekaan mendengar suara-Nya (Firman TUHAN), dan ketaatan beribadah, mengalami perjumpaan dengan TUHAN YESUS secara pribadi.
Perjumpaan kita dengan TUHAN akan mengikis pola kehidupan dan karakter kita yang lama untuk memulai hidup baru bersama TUHAN. Pemulihan tidak akan terjadi kalau hanya niat saja tetapi tidak melaksanakannya. Jangan sampai gagal mengalami perjumpaan dengan TUHAN karena kecendrungan kepada cinta diri (melihat apa baik dan menarik menurut pandangan sendiri) dan tidak taat melakukan printah-perintah-Nya, sehingga TUHAN berfirman “di manakah engkau”? (Kej. 3:1-13). TUHAN YESUS Memberkati.
A. PENDAHULUAN
Adalah Matius yang disebut juga sebagai Lewi yang mungkin lebih tepat adalah Matius orang Lewi, seorang berdosa dan pemungut pajak mengalami perjumpaan dengan TUHAN YESUS. TUHAN YESUS mendapati Matius orang Lewi itu sedang sibuk dengan profesinya sebagai penagih pajak kepada masyarakat, lalu TUHAN memanggil dia “ikutlah Aku”, lalu ia bergegas meninggalkan segalanya untuk mengikut YESUS (Mrk. 2:14; Luk. 5:28).
Perjumpaan itu ditandai dengan kesiapan hati untuk merespon panggilan TUHAN dan ketaatan mengikuti kehendak-Nya, tanpa banyak pertanyaan dan keraguan.
Jikalau kita melihat dari sudut pandang manusia (dunia) bukankah lebih menguntungkan jika Matius orang Lewi itu diam saja dan melanjutkan profesinya sebagai pemungut pajak? Mengapa dia merespon begitu cepat dan tidak mempertimbangkan keputusannya untuk meninggalkan pekerjaannya? Tentu ini menjadi pertanyaan yang besar juga bagi kita dan sekaligus sebagai tantangan tersendiri untuk dapat mengambil keputusan yang sama untuk merespon panggilan TUHAN.
Banyak orang sibuk dengan pekerjaannya, yang sesungguhnya tidak akan menimbulkan kerugian besar kalau mereka menyisihkan waktunya untuk merespon panggilan TUHAN dan mengalami perjumpaan dengan-Nya. Tergoda dan terobsesi dengan keuntungan yang besar yang sudah menyemat dalam hati, sehingga menggagalkan langkahnya mengalami perjumpaan dengan TUHAN. Pada akhirnya “takut ngetel payu mekebyos” istilah dalam bahasa Bali, “takut kehilangan sedikit, akhirnya rugi besar”.
Berbeda dengan perjumpaan Matius orang Lewi itu dengan TUHAN YESUS, dia tinggalkan segalanya tanpa takut rugi, karena perjumpaan itu telah mengubahkan totalitas kehidupannya, mengalami pemulihan dan mengikut YESUS.
B. IDE POKOK/ CONTENT
Bagaimana pemulihan itu terjadi setelah perjumpaan Matius orang Lewi itu dengan TUHAN YESUS? Kita akan melihat pemulihan yang sangat signifikan terjadi, yaitu:
1. Perjumpaan Dengan Tuhan Yesus Memulihkan Cara Hidup Yang Lama Untuk Kehidupan Yang Baru (Mrk. 2:13-14; Bdk. Luk. 5:27-28).
Perjumpaan dengan TUHAN YESUS telah merobek semua tatanan kehidupan yang selama ini dibangun dengan perjuangan tanpa memandang salah ataupun benar, yang penting adalah menguntungkan diri sendiri. Perjumpaan itu menciptakan sebuah lembaran baru yang yang kosong dengan pilihan yang tentunya tidak mudah dan sangat menantang, yaitu memenuhi panggilan TUHAN YESUS “ikutlah Aku.”
Keputusan yang diambil adalah keputusan yang tidak popular dan pasti sama sekali tidak akan mendapat restu dan dukungan dari dunia (orang sekitarnya), meninggalkan zona yang nyaman dan mulai hidup dengan pilihan yang penuh dengan tantangan.
Pemulihan itu nampak ketika Matius Orang Lewi itu memilih meninggalkan cara hidup yang lama, yaitu cara hidup yang menguntungkan diri sendiri, melupakan cara hidup yang cendrung cinta diri dan hidup jauh dari pada pada mengasihi TUHAN (jauh dari hidup yang beribadah) dan sekarang beralih kepada kehidupan yang baru, yaitu mengikut dan melayani TUHAN (Luk. 5:28).
Sudah berapa lama kita menjadi pengikut TUHAN YESUS? Namun pola kehidupan yang lama masih menyemat dalam hati kita, dan masih cendrung memilih cinta diri dan mengabaikan panggilan TUHAN, takut kehilangan waktu kita walau sejenak untuk berjumpa dengan TUHAN karena urusan-urusan yang sebenarnya bisa kita ditinggalkan.
Tidak ada cerita dalam Alkitab murid-murid TUHAN YESUS menderita kekurangan karena keputusannya untuk melayani-TUHAN, meninggalkan segalanya termasuk pekerjaannya.
2. Perjumpaan Dengan Tuhan Yesus Memulihkan Karakter Hidup Yang Lama Untuk Kehidupan Yang Baru (Luk. 5:29).
Seorang Pemungut Cukai/ penagih Pajak dikenal sebagai orang yang tidak peduli dengan sesamanya, setiap kali ia memperoleh keuntungan demi keutungan dari seseorang dan menimbunnya sebagai harta pribadi.
Lukas 19:8, ada sebuah pengakuan dari seorang penagih pajak yang bernama Zakheus ketika mengalami perjumpaan dengan TUHAN YESUS; “Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”
Tamak dan tidak pernah merasa puas diri sebelum mengalami perjumaan dengan TUHAN YESUS. Menutup diri terhadap keberadaan orang lain yang hidup dalam kekurangan dan keterbatasan. Itulah karakter mereka, namun setelah perjumpaan dengan TUHAN, ada pemulihan karakter yang sangat signifikan. Hatinya yang tertutup, kini terbuka oleh karena Kristus.
Matius orang Lewi itu tidak tanggung-tanggung mengeluarkan pembendaharaannya untuk merayakan perjumpaannya dengan TUHAN, ia menjamu TUHAN YESUS berserta dengan kawan-kawan seperjungannya dalam meraup keuntungan dari hasil menagih pajak (orang-orang berdosa) sehingga menuai portes dari kalangan orang-orang Farisi dan ahli Taurat (Ay. 16), dan jawaban TUHAN YESUS membuat mereka bungkam (Ay. 17).
Itulah tanda orang yang mengalami perjumpaan dengan TUHAN. Ada pemulihan dalam hidupnya. Karakter yang merusak, rakus dan tamak ditinggalkan dan memulai hidup baru bersama TUHAN YESUS.
C. KESIMPULAN
Tanda dari orang yang mengalami perjumpaan dengan TUHAN YESUS secara pribadi adalah mengalami perubahan cara dan karakter hidup yang lama kepada kehidupan yang baru.
TUHAN YESUS memanggil kita orang-orang berdosa untuk mengikut Dia, kata-Nya “ikutlah Aku”. Meninggalkan semua hal yang hanya menguntungkan diri sendiri, dan memulai lembaran hidup baru bersama dengan TUHAN.
D. PENERAPAN
Hal ini mengajar kita sebagai pengikut TUHAN YESUS, supaya lebih taat kepada TUHAN, merespon kehendak-Nya dalam hidup kita melalui kepekaan mendengar suara-Nya (Firman TUHAN), dan ketaatan beribadah, mengalami perjumpaan dengan TUHAN YESUS secara pribadi.
Perjumpaan kita dengan TUHAN akan mengikis pola kehidupan dan karakter kita yang lama untuk memulai hidup baru bersama TUHAN. Pemulihan tidak akan terjadi kalau hanya niat saja tetapi tidak melaksanakannya. Jangan sampai gagal mengalami perjumpaan dengan TUHAN karena kecendrungan kepada cinta diri (melihat apa baik dan menarik menurut pandangan sendiri) dan tidak taat melakukan printah-perintah-Nya, sehingga TUHAN berfirman “di manakah engkau”? (Kej. 3:1-13). TUHAN YESUS Memberkati.
No comments:
Post a Comment