PERJUMPAAN YANG GAGAL

Scripture: Kejadian 3:1-10

A. PENDAHULUAN
Dalam konteks pembacaan Alkitab pada hari ini, kita dapat melihat sebuah peristiwa yang pernah terjadi di awal sejarah perjalanan hidup manusia di bumi. Manusia diciptakan begitu sempurna dan memiliki persekutuan dangan TUHAN yang memungkinkan manusia mengalami perjumpaan dengan TUHAN secara pribadi.

Perjumpaan dengan TUHAN menggambarkan sebuah hubungan yang dekat atau keadaan yang sangat harmonis. Perjumpaan itu bukan hanya sekedar dirancang untuk bertatap muka melainkan lebih dari pada itu adalah untuk persekutuan.

Pada waktu TUHAN hendak berjumpa dengan manusia di Taman Eden di mana sesungguhnya akan terjadi persekutuan dengan TUHAN, yaitu pada hari sejuk (Ay. 8), TUHAN tidak mendapat manusia di tempat itu, lalu TUHAN berseru memanggil mereka "Di manakah engkau? (Ay. 9).
Terjadinya gagal perjumpaan antara manusia dengan TUHAN, berakibat pada gagal persekutuan. Memang kalau diukur secara jarak dan waktu terjadi perjumpaan, namun perjumpaan itu sudah tidak lagi ditandai dengan persekutuan yang menggambarkan kedekatan manusia dengan TUHAN. Sudah terjadi rongga pemisah, yang menghancurkan keharmonisan dan menguburkan harapan manusia untuk menikmati damai sejahtera dan apa yang baik dari TUHAN. Itulah yang dapat disebut gagal perjumpaan dengan TUHAN.

B. CONTENT/ IDE POKOK
Dalam konteks pembacaan Kitab Suci ini, kita akan melihat beberapa penyebab gagalnya perjumpaan manusia dengan TUHAN atau gagalnya persekutuan manusia dengan TUHAN.

1. DIMULAI DARI KEINGINAN DIRI YANG TIDAK TERBENDUNG (AY. 1-6A).

Dari dialog antara manusia dengan iblis, nampak bahwa setan sedang berusaha untuk menghasut manusia untuk mengikuti kehendaknya yang bertentangan dengan kehendak TUHAN. Iblis memanfaatkan kelemahan manusia, dengan mengubah cara pandang dan pola berpikir manusia, sehingga manusia memiliki pandangan atau pemahaman yang berbeda tentang dirinya sebagai makhluk ciptaan TUHAN, yaitu menjadi sama seperti Allah (Ay. 5).

Pemahaman yang salah tentang diri dan kehendak Allah membuat manusia tidak bisa hidup dalam penguasaan diri sehingga timbul keinginan yang tidak terbendung untuk menjadi manusia yang sama seperti Allah. Manusia hanya berpikir kebaikan untuk dirinya sendiri dan mengabaikan kehendak Allah.
Manusia mulai jatuh cinta dengan dirinya sendiri dan akibatnya lupa dangan peraturan yang TUHAN sudah tetapkan. Manusia melihat dari sudut pandang dunia, semua menarik dan baik bagi dirinya, apalagi melihat bahwa tidak ada tanda-tanda kematian jika ia melanggar larangan TUHAN (Kej. 2:9).
Alhasil, manusia semakin jauh dari hadapan TUHAN. Manusia merusak pertemuan/persekutuan rutinnya dengan Allah pada waktu hari sejuk. Manusia tidak dapat mengalami perjumpaan dengan TUHAN secara Pribadi.

Banyak keinginan manusia yang menyebabkan mereka kehilangan persekutuan dengan TUHAN, mengedepankan kesenangan diri dan mengabaikan kebutuhan diri akan kehadiran TUHAN dalam hidupnya. Mungkin saja, badannya nampak beribadah tapi hatinya jauh dari hadapan TUHAN.
Apakah keinginan saudara menggagalkan perjumpaanmu dengan TUHAN? Jika ya, maka saudara akan kehilangan berkat.

2. DIMULAI DARI KETIDAKTAAN TERHADAP KEHENDAH TUHAN (AY. 6B).

Dari Keinginan diri yang sudah berkembang dan berkuasa atas hidup manusia, akhirnya ia kehilangan kesadaran diri. Terpana oleh gemerlapnya kesenangan diri, terbuai dalam alunan merdu bujuk rayu sang penguasa kejahatan dalam rayuan gombalnya yang manis di bibir, sedap didengar dan nyaman dirasakan namun membinasakan.

Manusia jatuh ke dalam perangkap mencintai diri pada akhirnya mengabaikan perintah Sang Pengusuasa Kehidupan yang penuh kasih, romantis dan yang setia datang menjumpainya dalam kesetiaan untuk bersekutu pada waktu hari sejuk.

Tanpa rasa ragu, tanpa pertimbangan, manusia itu perlahan menggali lobang dalam ketidaksadarannya menguburkan harapan dan mengantarkanya ke pada masa depan yang suram, yaitu kehilangan segala yang baik dari TUHAN (Kej. 3:22-24). Itulah awal dari kesusahan manusia akibat dari ketidaktaatannya melakukan perintah TUHAN. Manusia semakin jauh dan semakin tidak mungkin dapat berjumpa dengan TUHAN, kecuali jika TUHAN menhendakinya.

C. PENUTUP
Ketika manusia gagal berjumpa dengan TUHAN, TUHAN berfirman "di manakah engkau?". Kegagalan itu bukan karena kesibukan TUHAN, ada kunjungan kerja yang tidak bisa ditinggalkan, atau mungkin banyak tamu istimewa, tetapi oleh karena manusia menghindar dari hadapan TUHAN. Ketika derap langkah TUHAN terdengar sebagai pertanda kehadiran-Nya, manusia mulai ketakutan dan pergi menjauh dari TUHAN. (Ay. 8).

1. KESIMPULAN
Kegagalan manusia berjumpa dengan TUHAN dalam persekutuan semua berawal dari tindakan manusia yang tidak seturut dengan kehendak Allah. Keinginan manusia terlalu besar untuk mencintai diri, mengedepankan kesenangan diri dan mengabaikan perintah TUHAN untuk bersekutu. Keinginan memanjakan diri dan keluarga dengan menghibur diri dengan apa yang dipandang baik dan menarik tetapi lupa dengan TUHAN. Semua keinginan diri menenggelamkan hasrat untuk berjumpa dengan TUHAN dan mengabaikan perintah-perintah-Nya.

2. PENERAPAN
Sebagai umat TUHAN yang sadar akan kebutuhan kita dengan TUHAN, mari manata hidup kita dengan baik, mengatur waktu-waktu kita untuk bersekutu dengan TUHAN, dan jangan sampai kita kehilangan persekutuan dengan TUHAN. Mari bertekun untuk memenuhi panggilan TUHAN untuk bersekutu dengan-Nya, sebab Ia selalu siap untuk menjumpai kita setiap waktu, waktu yang sedap dan sejuk untuk kita bersama dengan TUHAN. TUHAN YESUS Memberkati.

Amourously Of Christ:
KeTUT MARDIASA (Ardie)

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih atas kunjungan dan dukungan anda. TUHAN Yesus memberkati. Semua Artikel dan Renungan yang ada di blog ini, boleh disalin/ dicopy tanpa ijin. Berikan Komentar dengan sopan dan dukung terus untuk kemuliaan nama TUHAN Yesus Juruselamat kita. Salam Dalam Kasih Kristus.

Contact Form

Name

Email *

Message *