Pembacaan Alkitab: Mazmur 28:1-9
A. PENDAHULUAN
Bernyanyi dan
bersyukur adalah ciri khas orang-orang yang percaya kepada TUHAN. Dua hal ini hampir
selalu menyatu dalam nyanyian dan pujian kepada TUHAN, baik dalam ibadah di
gereja maupun dalam kehidupan sehari-hari. Nyanyian syukur biasanya dalam
bentuk himbauan, maupun dalam bentuk ekspresi diri. Dalam bentuk himbauan
misalnya; “bersyukurlah kepada TUHAN, s’bab
Ia baik…” dan dalam bentuk ekpsresi diri, misalnya; “kubersyukur pada-Mu TUHAN, atas kasih-MU…”. Dan contoh-contoh lain
lagi dapat kita temukan dalam nyanyian-nyanyian rohani.
Bernyanyi dan
bersyukur kepada TUHAN dapat dilakukan dalam segala situasi dan keadaan, baik,
senang maupun dalam keadaan susah, karena dengan bernyanyi dan bersyukur kepada
TUHAN segala sesuatu yang terjadi dapat dihadapi dengan lebih tenang dan bebas
dari rasa takut dan kuatir, Misalnya ketika Paulus dan Silas berada dalam
penjara, untuk mengusir kepenatan mereka bernyanyi kepada TUHAN (Kis. 16:25).
Dalam Mazmur 28, Daud
mau bernyanyi dan bersyukur kepada TUHAN, oleh karena TUHAN berkenan mendengar
dan menjawab doa dan permohonannya. Dalam ayat 1-5 kita dapat melihat bagaimana
pergumulan Daud yang disampaikan dalam doa dan permohonan kepada TUHAN. Nampaknya
Daud sedang berhadapan dengan musuh-musuhnya yang hendak mengepungnya, yaitu
orang-orang yang tidak takut akan TUHAN (Ay. 5).
Dalam ayat 6, Daud
memuji TUHAN atas jawaban doanya. Dan dalam ayat 7 ada kesadaran diri bahwa
Daud tidak memiliki kekuatan dan kemampuan apa-apa untuk keluar dari pergumulannya,
sehingga ia membuat sebuah pengakuan akan kebesaran TUHAN yang mendorong ia
bernyanyi dan bersyukur kepada-Nya.
B. IDE POKOK
Apa pengakuan Daud yang mendorong ia
bernyanyi dan bersyukur kepada TUHAN? Berikut ini adalah pengakuan Daud kepada
TUHAN:
1.
TUHAN
ADALAH SUMBER KEKUATAN DAN PERISAI (AY. 7a).
Daud
berkata; “TUHAN adalah kekuatan dan
perisaiku…”. Ini adalah pengakuannya secara pribadi, bahwa TUHAN adalah
sumber kekuatan dan perlindungan dirinya. Ia mampu melewati masa-masa krisis
dan kritis menghadapi kebebalan manusia yang tidak takut akan TUHAN bukan
karena apa yang ada padanya, melainkan seluruh kekuatannya hanya bersumber dari
TUHAN saja.
Pengakuan
ini adalah sebagai bentuk kerendahan hati Daud, bahwa dirinya bukan apa-apa
tanpa kekuatan TUHAN. Ia tidak menempatkan dirinya sebagai orang yang sombong,
melainkan hanya karena kebergantungan kepada TUHAN saja.
Pengakuan
Daud ini menempatkan dirinya dalam penyerahan diri secara total kepada TUHAN. Dia
berkata; “…kepada-Nya hatiku percaya”.
Artinya dia tidak bergantung kepada apa yang ada padanya tetapi hanya kepada
TUHAN saja yang telah memberikan kekuatan dan perlindungan menghadapi masa-masa
sulit dan yang telah mendengar doa-doa dan permohonannya.
Kita
tidak mungkin dapat melewati masa-masa sulit dengan kekuatan kita sendiri. Kita
membutuhkan TUHAN yang adalah sumber kekuatan kita, oleh karena itu mari
letakkan kepercayaan kita kepada-Nya serta bernyanyi dan bersyukur atas
kebesaran kasih-Nya.
2.
TUHAN
ADALAH SUMBER PERTOLONGAN (AY. 7B)
Daud
berkata; “… aku tertolong, sebab itu
beria-ria hatiku”. Kebahagiaan yang dialami oleh Daud bukan hanya karena ia
berhasil melewati setiap tantangan dan hambatan, melainkan karena pertolongan
TUHAN.
Kalimat
“aku tertolong…” menggambarkan potret
diri yang tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahan dengan kekuatan
diri sendiri. Aku tertolong, artinya aku telah terselamatkan dari bahaya. Siapa
yang ada di balik pertolongan itu? Siapa yang telah menyelamatkannya? Jikalau bukan
tangan TUHAN, siapa yang dapat melakukannya? Daud berkata dalam ayat 8 bahwa; “TUHAN adalah kekuatan umat-Nya, dan benteng
keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya”.
Dalam
pengakuan Daud ini, kita dapat melihat dan merasakan sendiri bahwa, tidak ada
pertolongan lain, selain dari pada pertolongan yang datang dari TUHAN sendiri
yang berkuasa menyelamatkan kita dari bahaya maut. Daud terus berharap kepada
TUHAN yang telah memberikan kekuatan dan pertolongan untuk meneruskan kasih-Nya
kepada umat-Nya untuk selama-lamanya (Ay. 9).
Pertlongan
TUHAN inilah yang menyebabkan Daud hatinya beria-ria. TUHAN berkenan memberi
perhatian khusus kepadanya, sehingga ia tidak bisa untuk menahan diri untuk
bernyanyi dan bersyukur kepada TUHAN. Dia berkata; ”… dan dengan nyanyianku, aku bersyukur kepada-Nya”. (Ay. 7c).
Dalam
masa-masa sulit, hanya TUHANlah satu-satunya sumber pertolongan yang berkuasa
menyelamatkan kita dari bahaya apapun. Dia adalah Allah yang peduli kepada
pengaduan kita, seperti Ia peduli terhadap pengaduan Daud yang disampaikan
melalui doa dan permohonannya. Mari kita meletakan kepercayaan kita kepada-Nya
serta bernyanyi dan bersyukur atas kebesaran kasih-Nya.
C. KESIMPULAN
Hanya dengan bernyanyi dan bersyukur
saja yang Daud lakukan sebagai respon atas kebesaran kasih TUHAN yang telah berkenan
untuk memberi kekuatan di dalam menghadapi masa-masa sulit dan yang telah memberi
pertolongan, menyelamatkan dari bahaya. Daud menyadari bahwa dirinya tidak
memiliki kekuatan apa-apa untuk lolos dari bahaya, semuanya hanya oleh kekuatan
dan pertolongan TUHAN saja dan tidak ada yang lain.
D. PENERAPAN
Mari kita menempatkan kepercayaan kita
kepada TUHAN, seperti Daud berkata; “kepada-Nya
hatiku percaya”. TUHAN akan bertindak memberi kepada kita kekuatan dan
pertolongan dalam mengahadapi masa-masa sulit. Daud telah berkata “selamatkanlah umat-Mu dan berkatilah
milik-Mu sendiri, gembalakanlah mereka dan dukunglah mereka untuk
selama-lamanya” (Ay. 9). Ini adalah permohonan Daud kepada TUHAN untuk kita
juga yang hidup pada zaman ini. Daud telah mengalami kasih TUHAN, ia mau juga
kita mengalaminya. Mari kita bernyanyi dan selalu bersyukur atas kebesaran
kasih TUHAN kepada kita. TUHAN Yesus memberkati (KTM).
No comments:
Post a Comment