JERITAN ORANG TERHILANG



A.   INTODUCTION
(Scripture: Kisah Rasul 16: 4-12)

 Amanat terbesar Tuhan Yesus kepada semua orang yang percaya kepada-Nya adalah pergi untuk memberitakan Injil, kabar keselamatan kepada segala suku dan bangsa. Pesan-Nya sangat jelas tersurat dalam Matius 28: 18-20;

Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Setalah kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga, para murid dan semua orang percaya diminta supaya tidak meninggalkan Yesrusalem, karena sebelum mereka pergi untuk memberitakan Injil, mereka harus diperlengkapi dengan kuasa, yaitu Roh Kudus yang akan menyertai mereka (Kis. 1:4; Luk. 24:49).

Pencurahan Roh Kudus pada Hari Pentakosta sekaligus untuk memperlengkapi murid-murid-Nya dan semua orang percaya dengan kuasa dan keberanian untuk menjadi saksi bagi Tuhan (Yoh. 15:26-27; Kis. 1:8). Tuhan Yesus sangat mengerti keterbatasan murid-murid-Nya sebagai manusia, dan belum sanggup untuk mengemban tanggung jawab yang besar untuk memberitakan Injil. Mereka harus diteguhkan terlebih dahulu dengan kuasa dan wibawa Roh Kudus. Setelah mereka menerima Kuasa, mereka harus pergi untuk menjadi saksi mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8; Mat. 28:18-20).

Karya Roh Kudus dalam menyertai orang-orang percaya untuk memberitakan Injil nyata ketika Rasul Paulus dan silas mengadakan perjalanan keliling dari kota ke kota usai sidang di Yerusalem untuk meneguhkan jemaat-jemaat dalam iman (Ay, 4-5). Roh Kudus memimpin Paulus dan Silas menempuh jalur-jalur yang harus mereka lalui dan memprioritaskan mana yang harus didahulukan dalam memberitakan Injil (Ay. 6-7). Ada proyek mega besar yang harus didahulukan, yaitu untuk menjawab jeritan orang-orang yang terhilang, yaitu mereka yang rindu dan haus akan kebenaran Injil di daerah Makedonia.

Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: "Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!" (Ay. 8-9).

Itulah tujuan mengapa Roh Kudus melarang mereka untuk memberitakan Injil ke Asia, bukan karena orang-orang Asia tidak perlu Injil, tetapi karena urgensi, yaitu kebutuhan yang sangat mendesak akan berita Injil untuk orang-orang di daerah Makedonia.

“Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.” (Ay. 10).

Jika jeritan mereka terabaikan, mereka akan tenggelam ke dalam kebinasaan. Akhirnya Paulus memutuskan untuk pergi ke Makedonia, mengikuti tuntunan Roh Kudus, ia berlayar dari Troas ke Samotrake dan keesokan harinya tiba di Neapolis (Ay. 11).

Makedonia bukan merupakan daerah yang kecil, tetapi adalah daerah yang sangat besar di bandingkan Asia. Makedonia adalah Negara di bagian utara Akhaya (Yunani) Pada zaman Perjanjian Baru menjadi provinsi Romawi (2 Kor. 9:2). Sekarang Makedonia meliputi sebagian daerah Yunani, Bulgaria, Yugoslavia dan Albania. Ke sanalah Roh Kudus menuntun Paulus untuk memberitakan Injil, untuk menjawab jeritan mereka minta tolong.

Peta Perjalanan Paulus Ke Makedonia


B.   CONTENTS

Berdasarkan pada apa yang dialami oleh Rasul Paulus berdasarkan tuntunan dan pimpinan Roh Kudus, maka kita dapat melihat bahwa;


1.    Berita Injil Merupakan Keharusan Bagi Kita Untuk Menjangkau Orang-Orang Yang Terhilang

Merupakan keharusan, karena itu adalah perintah Tuhan Yesus secara langsung (Mat. 28:19-20), sebagaimana misi-Nya datang ke dalam dunia untuk mencari dan menyelamatkan orang-orang yang terhilang (Mat. 18:11; Luk. 19:10).

Kata terhilang dapat diartikan tersesat. Tersesat artinya tidak menemukan jalannya untuk kembali, tepat seperti Firman Tuhan kepada Nabi Yesaya;

“Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya.” (Yesaya 1:3).

Allah mengutus Nabi Yesaya untuk membawa kembali bangsa Yehuda dan Yerusalem yang tidak menemukan jalannya untuk kembali kepada Tuhan, mereka telah menjadi amnesia dan akan semakin tersesat jika tidak diselamatkan.

Roh Kudus menuntun Rasul Paulus untuk pergi ke daerah Makedonia, karena di sana ada orang-orang yang terhilang dan tersesat. Oleh karena itu merupakan suatu keharusan bagi Rasul Paulus untuk pergi dan menyelamatkan mereka dari kesesatan dan membawa kembali kepada Tuhan melaui berita Injil. Dalam suatu penglihatan, Rasul Paulus melihat ada seorang Makedonia yang berseru meminta pertolongan;

“Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: "Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!” (Ay. 9).

Penglihatan itu membuat Rasul Paulus semakin yakin bahwa, memberitakan Injil adalah sebuah tanggung jawab dan merupakan suatu keharusan untuk menjangkau orang-orang yang terhilang (Ay. 10). Keharusan itu memaksanya untuk pergi mengikuti pimpinan Roh (Ay. 11).

Perintah Tuhan untuk pergi dalam Matius 28:19, dapat diartikan sambil berjalan. Artinya sambil berjalan sambil memberitakan Injil. Tuhan tidak memberikan batasan sampai di mana kita harus pergi, sambil berjalan dan memberitakan Injil. Mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ke Ujung Bumi;

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kis. 1:8).
Roh Kudus menuntun Rasul Paulus untuk bertolak lebih jauh lagi, ke daerah Eropa, yaitu Makedonia. Di sana ada jiwa-jiwa yang terhilang yang membutuhkan bimbingan untuk menemukan jalan keselamatan.

Tidak ada seorangpun dapat menghalangi seseorang untuk memberitakan Injil, karena itu adalah amanat dari Tuhan Yesus. Itu adalah keharusan dari Tuhan. Ia telah melengkapi setiap orang dengan kuasa, yaitu Roh yang memberi keberanian berkata-kata dalam hikmat (Mrk. 13:11). Tuhan Yesus berfirman;

Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat. 28:20).

Jangan Diam, Tuhan sudah memperlengkapi kita dengan kuasa Roh Kudus, Kuasa yang memberi keberanian untuk bersaksi bagi banyak orang. Jangan takut, Tuhan berjanji menyertai kita sampai kepada akhir zaman.


2.          Berita Injil Merupakan Kebutuhan Bagi Orang Yang terhilang Untuk Menajawab Jeritan Mereka

Berita Injil adalah kebutuhan  bagi orang-orang yang terhilang. Orang-orang di Makedonia memiliki kebutuhan akan berita Injil, Tuhan memperlihatkan keadaan mereka kepada Rasul Paulus melalui penglihatan bahwa mereka membutuhkan pertolongan.

Kebutuhan orang-orang Makedonia akan berita Injil mendorong Rasul Paulus untuk pergi menjangkau mereka. Beberapa kali Rasul Paulus hendak meneruskan perjalanan, ke daerah-daerah lain, tetapi karena kebutuhan orang-orang Makedonia Roh Kudus menahannya (Ay. 6-7).

Kebutuhan mereka akan berita Injil menjadi urgensi yang harus segera terpenuhi. Urgensi adalah keharusan yang mendesak dan tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, memberitakan Injil tidak perlu menunggu program atau menyusun program terlebih dahulu baru pergi.

Orang-orang Makedonia menjerit memohon pertolongan sebagai gambaran bahwa mereka sedang membutuhkan  berita Injil. Tanpa menunggu terlalu lama, Rasul Paulus menyebrang dari Troas melalui Samotrake menuju Makedonia dan keesokan harinya tibalah ia dan Silas di Neapolis dan tinggal beberapa waktu lamanya di Filipi (Ay. 11-12).

Memberitakan Injil dapat di lakukan kapan saja dan di mana saja karena banyak orang secara sadar ataupun tidak mereka memiliki kebutuhan akan berita Injil. Pergilah dan beritakanlah Injil, kapan saja dan di mana saja sambil berjalan untuk menjawab kebutuhan orang-orang yang terhilang.

Tuhan memakai kita untuk menjadi alat di tangan-Nya untuk menjangkau orang lain. Ada banyak orang-orang seperti orang-orang di Makedonia di sekitar kita yang menjerit dan membutuhkan pertolongan. Apakah berita keselamatan yang kita sudah terima dari Tuhan akan kita diamkan saja, sementara Tuhan menyeuruh kita untuk memberitakannya sambil berjalan sampai segala tempat dan waktu?


C.   CONCLUSION

Jeritan orang-orang Makedonia menuntut tanggung jawab orang-orang percaya kepada Tuhan untuk pergi dan menjawab kebutuhan mereka akan berita Injil. Mereka menjerit membutuhkan pertolongan kita. Mereka adalah orang-orang yang terhilang yang perlu di bawa kembali kepada jalan kebenaran.
Setiap orang percaya sudah diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus untuk memberitakan Injil, karena memberitakan Injil merupakan suatu keharusan bagi kita untuk menjangkau orang-orang yang terhilang. Berita Injil merupakan suatu kebutuhan bagi orang yang terhilang untuk menjawab jeritan mereka minta tolong.


D.   APPLICATION

Apakah tanggung jawab kita kepada Tuhan dan orang-orang yang terhilang?  Tanggung jawab kita kepada Tuhan adalah taat melakukan perintah-Nya, yaitu memberitakan Injil.

Tanggung jawab kita kepada orang-orang yang terhilang adalah menjawab kebutuhan mereka untuk membawa kembali kepada jalan kebenaran melalui berita Injil.

Itulah yang harus kita lakukan di hadapan Tuhan, karena memberitakan Injil adalah keharusan bagi kita dan telah menjadi kebutuhan bagi orang-orang yang terhilang.



“Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!”
(Kis. 16:9)

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih atas kunjungan dan dukungan anda. TUHAN Yesus memberkati. Semua Artikel dan Renungan yang ada di blog ini, boleh disalin/ dicopy tanpa ijin. Berikan Komentar dengan sopan dan dukung terus untuk kemuliaan nama TUHAN Yesus Juruselamat kita. Salam Dalam Kasih Kristus.

Contact Form

Name

Email *

Message *