Scripture: Psalm 4:6
A. INTORDUCTION
“Persembahkanlah korban yang benar dan
percayalah kepada TUHAN.”
Pada zaman sekarang ini, masih ada orang Kristen
yang tidak mau memberi persembahan kepada Tuhan. Bukan karena mereka tidak
memiliki banyak uang untuk dipersembahkan tetapi karena beranggapan bahwa
memberi persembahan ke gereja adalah untuk memperkaya para pemimpin-pemimpin
gereja, majelis jemaat dan lain sebagainya. Tetapi ada juga yang tidak memberi
persembahan karena takut kekurangan dan belum cukup untuk dipersembahkan, dan
masih banyak alasan lainnya, mengapa orang Kristen tidak memberi persembahan.
Memberi persembahan bukanlah tuntutan gereja,
bukan juga tuntutan para pemimpin-pemimpin gereja. Sejak awal Alkitab sudah mencatat dengan jelas bawha, orang-orang yang
memberi persembahan kepada Tuhan, dan Tuhan berkenan untuk menerimanya. Orang
yang pertama kali memberi persembahan kepada Tuhan adalah Kain dan Habel, hanya
persembahan Kain tidak diindahkan oleh Tuhan dan persembahan Habel diindahkan
oleh Tuhan (Kej. 4:3-5).
Persembahan di dalam Alkitab dalam Perjanjian
Lama pada mulanya adalah dalam bentuk hasil ternak dan juga hasil pertanian,
dan Allah menghendaki setiap orang dapat memberi persembahan kepada Tuhan
sebagai korban Syukur atas berkat-berkat yang telah diterima.
Nuh mempersembahkan korban dari binatang kepada
Tuhan sebagai wujud rasa syukurnya kepada Tuhan yang memeliharanya dari air
bah, dan Tuhan berkenan kepadanya (Kej. 8:20-21). Persembahan dari hasil
pertanian (Kej. 4:3; Kel. 22: 29; Im. 2:14; Ul. 14:22). Tuhan memerintahkan
Musa supaya bangsa Israel mempersembahkan hasil penuaian mereka kepada Tuhan (Im.
23:10-11). Selain itu ada juga persembahan dalam bentuk perhiasan sebagai
persembahan khusus (Kel. 25:1-2; 35:22-24).
Dalam Perjanjian Baru, mulai ada perkembangan,
persembahan diberikan dalam bentuk uang (Mrk. 12:41-44; Luk. 21:1-4). Namun
masih ditemukan juga persembahan-persembahan model Perjanjian Lama, misalnya
orang-orang Majus, mereka mempersembahkan emas, kemenyan dan mur (Mat. 2:11).
Pada waktu Tuhan Yesus di sunat, masih mengacu kepada hukum Tuhan dalam
Perjanjian Lama (Luk. 2:24). Tuhan Yesus memerintahkan kepada orang kusta yang
baru disembuhkan untuk menghadap iman dan mempersembahkan korban seperti yang
diperintahkan oleh Musa (Mat. 8:4; Mrk. 1:44; bdk. Im. 14:2).
Hampir sebagian besar persembahan dalam
Perjanjian Baru tidak lagi dalam bentuk hasil ternak dan hasil pertanian.
Jemaat mula-mula menjual harta milik mereka, lalu hasilnya dipersembahkan kepada Tuhan (Kis. 2: 44-45;
4:34-37). Ananias dan Safira menjual sebidang tanah sebagian hasilnya
diserahkan kepada rasul-rasul dalam bentuk uang, walaupun persembahannya tidak
berkenan di hadapan Tuhan (Kis. 5:1-11).
Pada akhirnya Rasul Paulus memberikan pengertian
kepada kita, bagaimana kita memberi persembahan kepada Tuhan; “Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit
juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah
masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati
atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu
senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam
pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia
memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya.” Ia yang
menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan
menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah
kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang
membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami. Sebab pelayanan kasih yang
berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang
kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah. (2 Kor. 9:6-12).
B. IDEA/ CONTENT
Memberi
persembahan kepada Tuhan adalah merupakan kewajiban setiap orang Kristen.
Karena dari sejak semula Alkitab telah mencatat bahwa Tuhan menghendaki kita
memberi persembahan kepada Tuhan. Memberi persembahan berarti menaati kehendak
Tuhan. Apa yang Daud ajarkan tentang hal memberi persembahan kepada Tuhan
sebagai korban kepada Allah berdasarkan pada Mazmur 4:6;
1. MEMBERI
YANG TERBAIK KEPADA TUHAN DENGAN CARA YANG BENAR; “Persembahkanlah Korban Yang Benar”.
Ada beberapa Contoh dalam Alkitab Persembahan
yang tidak benar: Contoh dalam PL adalah persembahan Kain. Tuhan tidak berkenan
dengan persembahan Kain, karena persembahannya tidak dengan tulus dan ikhlas
kepada Tuhan (Kej. 4:2-7). Persemabahan binatang yang cacat kepada Tuhan (Mal.
1:13-14).
Contoh dalam PB adalah persembahan Ananias dan
Safira yang ditolak oleh Tuhan karena tidak dengan sepenuh hati (Kis. 5:1-11).
Persembahan yang berkenan di hadapan Tuhan adalah
persembahan yang benar, itulah yang disampaikan oleh Daud kepada kita, “Persembakanlah
korban yang benar…”. Kata benar diterjemahkan dari kata dalam Bhs.
Ibarani
(tsedeq)
yang juga dapat berarti layak, patut dan pastas. Inilah yang Tuhan kehendaki
kepada kita dalam hal memberi persembahan. Kita harus menghormati Allah dengan
pemberian yang terbaik kepada-Nya. Seperti seorang anak menghormati bapanya dan
seorang hamba menghormati tuannya (Mal. 1:6-8). Karena Allah adalah Raja yang
Besar (Mal. 1:14b).
Demikianlah kita memberi persembahan kepada Tuhan
yaitu persembahan yang layak, patut, pastas dan berkenan kepada-Nya. Yang
tentunya memberi dengan sikap yang benar juga, yaitu tulus, ikhlas dan jujur di
hadapan Tuhan. karena kata “tsedeq” juga dapat berarti jujur,
tulus dan ikhlas atau segala kebajikan.
Ketika kita memberikan yang tidak baik kepada
Tuhan, jangan pernah menuntut yang terbaik dari Tuhan. Sekecil apapun
persembahan kita, kalau kita memberi yang terbaik dan dengan cara yang baik,
maka Tuhan akan mengindahkan kita seperti persembahan seorang janda miskin
(Mrk. 12: 41-44).
Gereja sering menemukan persembahan yang tidak
layak bagi Tuhan, selembar rupiah yang kotor, lusuh, lecek dan penuh luka
robekan, masuk ke dalam pundi
persembahan. Kalau mungkin ia dapat berteriak, mungkin ia akan berteriak kepada
Tuhan dan menuntut keadilan mengapa ia diperlakukan demikian! Tapi mungkin ia dapat
berpikir juga, ia tidak akan mengatakan apa-apa, siapa yang telah berjasa memasukan
ia ke tempat yang baik itu, karena ia sudah menjadi mulia dan diterima
disisi-Nya.
2. MEMBERI
YANG TERBAIK DENGAN IMAN KEPADA TUHAN; “…dan Percayalah Kepada Tuhan”.
Tadi sudah diampaikan bahwa korban persembahan
yang benar kepada Tuhan adalah persembahan yang layak, patut dan pantas, itulah
pemberian yang terbaik kepada Tuhan.
Mengapa banyak orang Kristen takut untuk memberi?
Jawabnya jelas bahwa, karena mereka memberi tanpa dibarengi dengan iman atau
keyakinan kepada Tuhan. Takut kekurangan dan tidak cukup untuk kebutuhan sehari
hari. Tetapi ada juga yang takut memberi karena mengganggap hanya memberi untuk
gereja dan pemimpin-pemimpin gereja dan bukan memberi kepada Tuhan. Penting
bagi untuk memahami dengan benar bahwa, persembahan yang kita berikan adalah
untuk Tuhan dan dikekola oleh gereja untuk kemajuan pekerjaan Tuhan. Oleh
karena itu kita perlu iman kepada Tuhan ketika kita memberi, kita sedang
memberi untuk Tuhan.
Ketika kita memberi, kita harus percaya kepada
janji-janji Tuhan dalam Alkitab.
1. “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan
kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” (Fil. 4:19).
2. “Camkanlah
ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang
menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut
kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah
mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan
segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam
segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.” (2 Kor.
9:6-8).
3. “Orang-orang
yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang
dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.” (Mzm. 126:5-6).
Daud mengatakan; “Percayalah
kepada Tuhan.” Dialah Allah yang dapat melakukan lebih besar dari pada
yang kita pikirkan.
C. CONCLUSION
Memberi Persembahan adalah cara orang-orang
percaya kepada Tuhan dalam Alkitab dalam mewujukan ibadahnya kepada Tuhan.
dalam setiap doa dan ibadah yang dilakukan oleh umat Tuhan selalu ada korban
persembahan.
Tuhan berkenan kepada persembahan yang dilakukan
dengan benar, dan persembahan yang tidak benar adalah kekejian di hadapan
Tuhan. Itulah sebabnya Daud menyerukan “Persembahkanlah korban Persembahan yang
benar dan percayalah kepada Tuhan”.
Persembahan yang benar adalah persembahan yang
terbaik dan dilakukan dengan tulus dan ikhlas serta dengan keyakinan atau iman
kepada Tuhan yang empunya segala sesuatu yang ada (Mzm. 50:12).
D. APPLICATION
Sebagai orang yang Percaya kepada Tuhan, mari
kita persembahkan yang terbaik kepada Tuhan. Persembahan yang berkenan dan
menyukakan hati-Nya. Dan percayalah bahwa Allah yang empunya langit, bumi dan
segala isinya akan memenuhi segala keperluan kita.
Setiap persembahan yang kita berikan kepada
Tuhan, jadikan itu sebagai wujud ibadah dan rasa syukur kita kepada-Nya. Jangan
kecewakan Tuhan dengan persembahan-persembahan yang tidak layak padahal kita
punya yang terbaik yang dapat dipersembahkan kepada Tuhan;
“Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di
antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan
binatang yang cacat kepada Tuhan. Sebab Aku ini Raja yang besar, firman TUHAN
semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa.” (Mal. 1:14).
REFLECTION
No comments:
Post a Comment