A. INTRODUCTION
Tuhan Yesus
berkata; “Barangsiapa melakukan
kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan,
dialah ibu-Ku." (Ay. 35). Pesan yang hendak disampaikan oleh Tuhan Yesus
adalah melakukan kehendak Allah.
Dalam percakapan singkat Tuhan Yesus dengan para
pendengar-Nya menunjukkan sikap dan ketegasan-Nya kepada setiap orang, tanpa
melihat hubungan kekeluargaan dan kekerabatan secara jasmaniah (Ay. 31-33).
Sepintas nampaknya Tuhan Yesus menolak ibu dan saudara-saudara-Nya yang hendak
menjumpainya, tetapi bukan itu yang hendak ditonjolkan. Tuhan Yesus memiliki
prioritas dalam membangun hubungan pribadi dengan Tuhan melalui pengajaran-Nya.
Tuhan Yesus hendak menyatakan kepada setiap
orang bahwa yang lebih utama adalah melakukan kehendak Allah di atas
kepentingan pribadi dan keluarga. Tuhan Yesus tidak mau pengajaran-Nya
terganggu karena urusan keluarga, oleh karena itu, jawaban yang nampaknya
kurang nyaman untuk didengar harus mereka sikapi dengan arif dan bijaksana,
memahami apa maksud Tuhan Yesus di balik pernyataan-Nya yang membingungkan para
pendengarnya termasuk ibu dan saudara-saudara-Nya “… siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?”. (ay. 33).
Pesan yang hendak disampaikan oleh Tuhan Yesus
adalah memprioritaskan kehendak Allah, bukan bermaksud untuk menentang ibu dan
saudara-saudara-Nya. Melakukan kehendak Allah harus berada pada urutan yang
pertama dan utama. Ia telah mengajar bagaimana kita memprioritaskan kehendak
Allah; “Tetapi carilah dahulu Kerajaan
Allah dan Kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat.
6:33).
Ibu dan saudara-saudara-Nya harus bisa menerima
dan memahami apa maksud Tuhan Yesus itu. Sedikitnya ada dua hal penting yang
dapat kita tangkap dari sikap dan pernyataan Tuhan Yesus.
B. CONTENT
Berikut ini
adalah pesan yang hendak disampaikan oleh Tuhan Yesus sehubungan dengan
melakukan kehendak Allah:
1.
Mendengarkan firman-Nya (Ay.
32,34).
Tuhan Yesus
hendak menyampaikan bahwa firman Tuhan lebih berharga dari prioritas
kepentingan diri dan keluarga. Itulah sebabnya Tuhan Yesus tidak mau diganngu
dengan urusan keluarga pada saat Ia sedang mengajar banyak orang yang duduk
disekitar-Nya untuk mendengarkan-Nya.
Firman Tuhan
harus menjadi prioritas dan tidak boleh diganggu dengan perkara-perkara
duniawi, karena firman Tuhan akan menolong dan memimpin setiap orang untuk
melakukan segala sesuatu dengan rasa takut dan hormat kepada kehendak Tuhan.
Firman Tuhan adalah pentunjuk jalan kehidupan, itulah sebabnya Pemazmur
berkata; “firman-Mu itu pelita bagi
kakiku dan terang bagi jalanku” (Mzm. 119:105).
Inilah yang
hendak disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada ibu dan saudara-saudara-Nya. Mereka
juga harus memprioritaskan firman Tuhan.
2.
Orang Yang melakukan kehendak
Allah adalah saudara-saudara Tuhan (Ay. 35).
Pada
kesempatan yang sama, Tuhan Yesus juga menyampaikan pesan yang sangat indah
kepada semua orang yang taat melakukan kehendak Allah. Ibu dan
saudara-saudara-Nya hanya melihat hubungan kekeluargaan secara jasmaniah,
mereka belum memahami yang terutama dalam hubungan kekeluargaan adalah hubungan
secara rohani, yaitu memiliki tujuan yang sama dalam melakukan kehendak
Allah. Tuhan Yesus melihat dan menunjuk kepada
orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya, yaitu, mereka yang mendengarkan-Nya; “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku” (Ay.
34). “Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah
saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku." (Ay.
35).
Tuhan Yesus menghendaki kedekatan dengan
diri-Nya melalui ketaatan melakukan kehendak Allah yang tidak boleh diukur dari
hubungan darah atau kekeluargaan.
C. CONCLUSION
Pesan yang
disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada ibu dan saudara-saudara-Nya adalah mereka
harus menempatkan firman Tuhan yang utama di atas kepentingan keluarga.
Penyampaian firman Tuhan tidak boleh diganggu dengan perkara-perkara duniawi.
Itulah
kehendak Allah. Yang lebih indah lagi adalah bahwa Tuhan Yesus menjadikan
orang-orang yang melakukan kehendak Allah melalui ketaatan mendengar firman-Nya
sebagai saudara-saudara-Nya.
D. APPLICATION
Sebagai orang
percaya kepada Tuhan, kita harus memiliki kerinduan merenungkan firman-Nya,
sebagai bentuk penyerahan diri kita kepada Tuhan dalam ketaatan memahami
kehendak-Nya.
Kita dapat
membangun hubungan yang dekat dengan Tuhan melalui hidup takut dan hormat
kepada-Nya, mendengar firman-Nya dan melakukannya. Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment