BENIH YANG HILANG

Sripture: Mark 4:1-20

A.   INTRODUCTION

Dalam perumpamaan tentang seorang penabur, hati manusia dianalogikan dengan ladang yang ditaburi benih yang baik. Benih yang baik itu adalah firman Tuhan yang disampaikan, firman yang menentukan kualitas keimanan seseorang sehingga dapat menghasilkan buah seperti benih yang jatuh di tanah yang baik, benih itu tumbuh subur dan menghasilkan buah yang banyak, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat (Ay. 8).

Dalam perumpamaan ini Tuhan Yesus memberikan beberapa gambaran tentang keberadaan hati manusia yang ditaburi benih firman Tuhan:

1.    Seperti ladang di pinggir jalan yang rentan dengan bahaya pencurian (Ay. 4, 15).
2.    Digambarkan seperti ladang yang berbatu-batu yang rentan dengan pertumbuhan   yang kerdil dan kematian (Ay. 5-6, 16-17).
3.   Seperti ladang yang penuh dengan semak duri yang rentan dengan tekanan dan ketakutan (Ay. 7, 18-19). dan;
4. Ladang yang subur, yang menumbuhkan dan menghasilkan buah-buah berpuluh-puluh kali lipat bahkan hingga seratus kali lipat (Ay. 8, 20).

Berhubungan dengan tema kita hari ini, tentang “Benih Yang Hilang”, maka secara khusus kita akan melihat gambaran hati manusia yang menerima firman Tuhan seperti ladang di pinggir jalan.

B.   CONTENT/ IDEA
Ladang di pinggir jalan adalah ladang yang minim pengawasan dan rentan dengan pencurian. Hal inilah yang menyebabkan, mengapa benih-benih yang baik itu bisa hilang. Berikut adalah gambaran tentang benih yang hilang itu;

1.    Benih Yang Hilang Adalah Firman Yang Tidak Mendapat Respon Yang Baik Dalam Hati Manusia.

Orang yang mendengar firman Tuhan, namun tidak merespon dengan baik bahkan mengabaikannya ibarat benih yang jatuh di pinggir jalan, belum sempat benih itu tumbuh, burung-burung datang untuk memakannya. 

Tipe hati manusia yang pertama, digambarkan seperti ladang di pinggir jalan. Benih firman Tuhan yang disampaikan tidak dapat mengubah hidupnya, firman Tuhan tidak mendapat tempat di hatinya. Hal ini dijadikan kesempatan oleh iblis untuk mencari keuntungan, menutup hati orang yang mendengar firman Tuhan, sehingga ia kehilangan berkat.

Benih firman Tuhan menjadi benih yang hilang, bukan karena kesalahan yang menaburkan, tetapi ladang itu sendiri, yaitu hati manusia yang tidak dijaga dengan penuh kewaspadaan, sehingga rentan dangan pencurian. Sama seperti seorang keeper tanpa gawang, kalau ia tidak dapat menangkap bola dengan baik, maka bola itu akan melewati batas bahkan keluar lapangan. Oleh karena itu perlu bagi kita untuk menjaga hati kita tetap bersih supaya kita dapat menangkap pesan firman Tuhan dengan baik (Ams. 4:23).

Hati manusia harus dibersikan dengan ketulusan dan kerelaan untuk menerima firman Tuhan itu, sehingga benih unggul, yaitu firman Tuhan jatuh pada tanah yang subur /hati bersih, sehingga benih itu tidak hilang melainkan tumbuh dan berbuah banyak. Semua yang menghalangi benih itu untuk tumbuh harus dibersihkan. 

Jangan menolak firman Tuhan yang ditaburkan di hati kita itu untuk tumbuh. Jika firman Tuhan itu tumbuh apalagi sampai menghasilkan buah yang banyak, itu adalah tanda dari kualitas dan mutu keimanan yang baik yang selalu menjaga kemurnian hatinya tetap bersih.

2.    Benih Yang Hilang Adalah Firman Yang Dicuri Oleh Iblis Dari Hati Manusia.

Burung-burung yang datang untuk memakan benih yang jatuh dipinggir jalan itu adalah iblis (Ay. 4, 15).  Iblis memanfaatkan kerasnya hati manusia yang tidak merespon firman Tuhan dengan baik. Iblis merampas dan mencurinya. Belum saja sempat tumbuh, benih-benih yang baik itu sudah hilang. 

Iblis menangkap setiap kesempatan dengan cepat dan tepat, tanpa menunda apalagi menunggu. Benih-benih yang jatuh di pinggir jalan tidak dibiarkan sampai tumbuh, seperti burung-burung yang lapar yang sulit menemukan makanannya di padang gurun (Ay.4). 

Iblis selalu memanfaatkan waktu-waktu kelalaian manusia. Iblis tidak pernah mau menghendaki benih-benih firman Tuhan itu tumbuh dalam hati manusia sehingga menghasilkan hati yang keras dan sulit untuk dibentuk menjadi sempurna melalui ukiran-ukiran firman Tuhan. 

Jika hati manusia berlambat-lambat untuk menangkap pesan Tuhan melaui firman-Nya, maka iblis akan lebih dahulu menangkapnya. Firman Tuhan tidak memberi faedah karena firman itu sudah dicuri oleh iblis, dan kecenderungan yang akan terjadi adalah menyalahkan yang menabur benih itu atau yang menyampaikan firman Tuhan itu. Hati manusia yang demikian sudah sangat sulit untuk dibentuk, kecuali Roh Kudus berkenan melakukan melalui dorongan dalam hati sehingga siap untuk mencerna setiap firman yang di dengar, baik tentang hak yang harus diterima dan kewajiban yang harus diberikan.

Gambaran hati manusia yang sulit dibentuk oleh firman Tuhan adalah karena binih firman Tuhan itu sudah dicuri oleh iblis, sehingga tidak dapat mengubah kerasnya hati manusia. Memberontak terhadap firman Tuhan. itulah benih yang hilang.

C.   CONCLUSION
Benih yang hilang adalah firman yang tidak mendapat respon dalam hati manusia. Menolak untuk dibentuk oleh firman Tuhan. menolak firman Tuhan itu tumbuh dalam hati dan menghasilkan buah yang banyak.

Benih yang hilang adalah firman Tuhan yang dirampas dan dicuri oleh iblis dari hati manusia karena tidak dijaga dengan segala kewaspaan melalui ketaatan, kerelaan dan ketulusan untuk menerima setiap benih firman yang disampaikan.

D.   APPLICATION
Supaya benih-benih firman Tuhan tidak dicuri oleh iblis, mari kita merespon setiap firman Tuhan yang disampaikan. Jangan pernah berpikir bahwa firman Tuhan yang disampaikan sengaja dipersiapkan untuk menelanjangi diri, menenyerang individu atau kelompok tertentu, melainkan menerimanya sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan untuk hasil yang lebih baik, yaitu kualitas keimanan yang bermutu, menghasilkan buah-buah yang banyak (Ay. 8).

Tuhan sudah memanggil penabur-penabur untuk bekerja di ladang-Nya, menghormati dia berarti menghormati Tuhan dan firman-Nya. 

Kita membersihkan hati kita, supaya siap untuk ditaburi benih yang baik setiap hari. Semakin banyak benih yang tumbuh dengan baik, semakin banyak buah yang akan dihasilkannya. Jika hati kita tidak dibersihkan maka benih firman Tuhan tidak dapat tumbuh dengan baik, bahkan akan menjadi benih yang hilang, karena ada iblis yang selalu melihat kesempatan dalam melakukan aksinya. Iblis adalah pencuri yang ulung. Hati-hatilah! Tuhan Memberkati.

MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH

Scripture: Markus 3: 31-35

A.    INTRODUCTION
Tuhan Yesus berkata; Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku." (Ay. 35). Pesan yang hendak disampaikan oleh Tuhan Yesus adalah melakukan kehendak Allah.

Dalam percakapan singkat Tuhan Yesus dengan para pendengar-Nya menunjukkan sikap dan ketegasan-Nya kepada setiap orang, tanpa melihat hubungan kekeluargaan dan kekerabatan secara jasmaniah (Ay. 31-33). Sepintas nampaknya Tuhan Yesus menolak ibu dan saudara-saudara-Nya yang hendak menjumpainya, tetapi bukan itu yang hendak ditonjolkan. Tuhan Yesus memiliki prioritas dalam membangun hubungan pribadi dengan Tuhan melalui pengajaran-Nya. 

Tuhan Yesus hendak menyatakan kepada setiap orang bahwa yang lebih utama adalah melakukan kehendak Allah di atas kepentingan pribadi dan keluarga. Tuhan Yesus tidak mau pengajaran-Nya terganggu karena urusan keluarga, oleh karena itu, jawaban yang nampaknya kurang nyaman untuk didengar harus mereka sikapi dengan arif dan bijaksana, memahami apa maksud Tuhan Yesus di balik pernyataan-Nya yang membingungkan para pendengarnya termasuk ibu dan saudara-saudara-Nya “… siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?”. (ay. 33).

Pesan yang hendak disampaikan oleh Tuhan Yesus adalah memprioritaskan kehendak Allah, bukan bermaksud untuk menentang ibu dan saudara-saudara-Nya. Melakukan kehendak Allah harus berada pada urutan yang pertama dan utama. Ia telah mengajar bagaimana kita memprioritaskan kehendak Allah; “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan Kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat. 6:33).

Ibu dan saudara-saudara-Nya harus bisa menerima dan memahami apa maksud Tuhan Yesus itu. Sedikitnya ada dua hal penting yang dapat kita tangkap dari sikap dan pernyataan Tuhan Yesus.

B.    CONTENT
Berikut ini adalah pesan yang hendak disampaikan oleh Tuhan Yesus sehubungan dengan melakukan kehendak Allah:

1.    Mendengarkan firman-Nya (Ay. 32,34).
Tuhan Yesus hendak menyampaikan bahwa firman Tuhan lebih berharga dari prioritas kepentingan diri dan keluarga. Itulah sebabnya Tuhan Yesus tidak mau diganngu dengan urusan keluarga pada saat Ia sedang mengajar banyak orang yang duduk disekitar-Nya untuk mendengarkan-Nya. 

Firman Tuhan harus menjadi prioritas dan tidak boleh diganggu dengan perkara-perkara duniawi, karena firman Tuhan akan menolong dan memimpin setiap orang untuk melakukan segala sesuatu dengan rasa takut dan hormat kepada kehendak Tuhan. Firman Tuhan adalah pentunjuk jalan kehidupan, itulah sebabnya Pemazmur berkata; “firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mzm. 119:105).

Inilah yang hendak disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada ibu dan saudara-saudara-Nya. Mereka juga harus memprioritaskan firman Tuhan.

2.    Orang Yang melakukan kehendak Allah adalah saudara-saudara Tuhan (Ay. 35).
Pada kesempatan yang sama, Tuhan Yesus juga menyampaikan pesan yang sangat indah kepada semua orang yang taat melakukan kehendak Allah. Ibu dan saudara-saudara-Nya hanya melihat hubungan kekeluargaan secara jasmaniah, mereka belum memahami yang terutama dalam hubungan kekeluargaan adalah hubungan secara rohani, yaitu memiliki tujuan yang sama dalam melakukan kehendak Allah.  Tuhan Yesus melihat dan menunjuk kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya, yaitu, mereka yang mendengarkan-Nya; “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku” (Ay. 34). “Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku." (Ay. 35).

Tuhan Yesus menghendaki kedekatan dengan diri-Nya melalui ketaatan melakukan kehendak Allah yang tidak boleh diukur dari hubungan darah atau kekeluargaan.

C.    CONCLUSION
Pesan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada ibu dan saudara-saudara-Nya adalah mereka harus menempatkan firman Tuhan yang utama di atas kepentingan keluarga. Penyampaian firman Tuhan tidak boleh diganggu dengan perkara-perkara duniawi. 

Itulah kehendak Allah. Yang lebih indah lagi adalah bahwa Tuhan Yesus menjadikan orang-orang yang melakukan kehendak Allah melalui ketaatan mendengar firman-Nya sebagai saudara-saudara-Nya.

D.   APPLICATION
Sebagai orang percaya kepada Tuhan, kita harus memiliki kerinduan merenungkan firman-Nya, sebagai bentuk penyerahan diri kita kepada Tuhan dalam ketaatan memahami kehendak-Nya. 

Kita dapat membangun hubungan yang dekat dengan Tuhan melalui hidup takut dan hormat kepada-Nya, mendengar firman-Nya dan melakukannya. Tuhan Yesus memberkati.

JEMAAT YANG TAAT MEMBERI PERSEMBAHAN PART 2



Scripture: Mazmur 4:6

A.   INTRODUCTION
Korban yang benar kepada Tuhan sebagai persembahan adalah persembahan yang terbaik yang diberikan dengan rasa takut dan hormat kepada Tuhan. Beberapa contoh korban yang tidak benar di hadapan Tuhan adalah korban yang dipersembahkan tidak didasari dengan kerelaan, ketulusan dan keikhlasan (Kej. 4:5; Kis. 5:1-11), Korban yang cacat (Mal. 1:13-14)
Memberi persembahan kepada Tuhan, bukan berarti Ia miskin sehingga Ia mengharapkan seuatu dari manusia, melainkan sebagai bentuk penghormatan manusia kepada Tuhan atas berkat-berkat yang Tuhan telah berikan, yaitu untuk dikelola bagi pekerjaan Tuhan atau pelayanan, dan Tuhan berjanji kan memberkati orang-orang yang telah memberi dengan cara dan motivasi yang benar (Fil. 4:19; 2 Kor. 9:6-8; Mzm. 126:5-6; dan Luk. 6:38).
Pelajaran berharga dari Daud, bagaimana sikap kita dalam memberi kepada Tuhan, yaitu, mempersembahkan korban yang benar yang disertai dengan iman dan keyakinan kepada Tuhan (Mzm. 4:6).
Ada begitu banyak jenis-jenis korban persembahan di dalam Alkitab dan semuanya harus dipersembahkan dengan cara dan sikap yang benar kepada Tuhan. Beberapa contoh Korban Persembahan yang tidak umum kita kenal pada zaman gereja saat ini, misalnya; korban bakaran (Im 1:1-17; 6:8-13), korban sajian (Im 2:1-16; 6:14-23), korban keselamatan (Im 3:1-17; 7:11-21), korban penghapus dosa (Im 4:1-5:13; 6:24- 30) dan korban penebus salah (Im 5:14-6:7; 7:1- 10).
Persembahan-persembahan yang tidak umum itu sepenuhnya hanya untuk membangun hubungan diri dengan Tuhan demi pemulihan keadaan dari segala cemar dan dosa, tetapi dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus sudah menggenapinya, sehingga kita tidak perlu lagi mempersembahkan korban yang demikian itu (1 Ptr. 3:18; Ib. 7:26-27; bdk. Im. 9:7). Kita tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat, melainkan kasih karunia Tuhan di dalam Kristus Yesus. Kristus sudah menyelesaikannya bagi kita, sehingga kita beroleh keberanian untuk menghampiri kekudusan Allah (Ib. 10:19-25).
Persembahan yang masih umum kita kenal sampai hari ini, sangat erat hubungannya pelayanan. Semua persembahan yang diberikan untuk menopang setiap kegiatan pelayanan baik ke dalam maupun keluar. Karena Persembahan untuk menopang kemajuan pelayanan, maka setiap orang yang percaya kepada Tuhan harus memberi untuk Tuhan dan tentunya bukan karena paksaan tetapi kerelaan yang lahir dari kesadaran untuk memberi bagi kemuliaan nama Tuhan (2 Kor. 9:7).

B.  IDEA/CONTENT
Memberi kepada Tuhan sebagai bentuk ketertundukan atau ketaatan kita kepada-Nya. Oleh karena itu mari kita persembahkan korban yang benar dengan iman dan kepercayaan kepada Tuhan. Berikut adalah korban persembahan yang kita berikan dengan setia kepada Tuhan untuk menopang pelayanan:

1.    Persembahan Khusus (Kel. 25:1-9)
Pada waktu Tuhan menuntun bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, maka sampailah mereka di Gunung Sinai. Di sana Tuhan memberikan sejumlah peraturan. Dari sekian banyak peraturan yang Tuhan berikan, salah satunya adalah diadakannya persembahan khusus.
Setidaknya ada dua persembahan khusus yang dilakukan pada saat itu, yang pertama adalah untuk pembangunan Kemah Suci (Kel. 25:1-9), dan yang lainnya ketika dilakukan pendamaian orang Israel sesuai aturan ibadah Kemah Suci (Kel. 30:11-16).
Secara Khusus pada topik ini, persembahan khusus yang dimaksud adalah persembahan yang diberikan khusus untuk pembangunan bait suci. Tuhan berfirman kepada Musa, supaya seluruh bangsa Israel memberikan persembahan khusus kepada Tuhan (Kel. 25:1-2). Bangsa Israel harus membuat tempat kudus bagi Tuhan, supaya Tuhan diam di tengah-tengah mereka (Kel. 25:8-9).
Bentuk-bentuk persembahan khusus yang mereka berikan bermacam-macam, yaitu; emas, perak, tembaga dan lain sebagainya seperti yang didaftarkan dalam Keluaran 25: 3-7.
Materi-materi semacam itu tidak lagi menjadi kewajiban yang harus dipersembahkan. Prinsip yang perlu kita ingat adalah, sebagai umat-Nya, kita memiliki kewajiban memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bagi pelaksanaan ibadah kita kepada Tuhan.
Dalam mengimplementasi pada masa kini, kita dapat belajar tentang tujuan persembahan khusus ini; terutama dalam hubungannya dengan “persembahan khusus” yang kita lakukan yaitu, untuk pembangunan atau perbaikan gedung gereja, dsbnya. Kita dapat memberi namun tidak dalam bentuk-bentuk yang disebutkan tadi. Kita dapat memberi dalam bentuk yang dapat digunakan untuk segera merealisasikan tujuan yang dimaksud.

2.    Persembahan Buah Sulung (Ul. 26:1-11)
Persembahan Sulung adalah hasil pertama dari setiap penghasilan. Tujuannya adalah;
Pertama, agar umat Tuhan selalu ingat bahwa tanah subur yang mereka tinggali adalah pemberian Tuhan (Ul. 26:2,3).
Kedua, agar umat Tuhan menghormati Tuhan dengan datang dan beribadah kepada-Nya. Perkataan "kemudian pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana" (Ul. 26:2b, 10) mengungkapkan penghormatan kepada TUHAN. Mereka harus menyediakan waktu untuk membawa persembahan dan beribadah kepada TUHAN.
Ketiga, agar umat Tuhan mengingat perbuatan Tuhan di masa lampau. Saat membawa persembahan hasil pertama, mereka harus mengingat kembali perbuatan TUHAN di masa lalu (Ul. 26:5-10). Dengan demikian, mereka selalu mengingat latar belakang mereka dan bagaimana Tuhan mengasihi mereka. Jadi, persembahan itu merupakan ungkapan rasa syukur atas kebaikan TUHAN.
Persembahan Sulung bukan berarti kita memberikan seluruh hasil pertama kita kepada Tuhan, tetapi kita menetapkan pemberian yang terbaik bagi Tuhan dari seluruh hasil yang kita peroleh (Kel. 23:19).

3.    Persembahan Syukur (Im. 7: 11-12; Mzm. 50:14-15).
Persembahan buah sulung juga disebut sebagai korban syukur atas hasil pertama yang diperoleh. Namun korban Syukur bukan saja karena berkat-berkat jasmani yang kita peroleh dari Tuhan, tetapi juga karena kebaikan dan kasih sayang Tuhan kepada umat-Nya (1 Taw. 16:34; Mzm. 106:1; 107:1; 118:1, 29; 136:1, 3; Yes. 12:4; Yer. 33:11 dsb).
Setiap orang yang mengadakan perayaan syukur harus disertai dengan korban, misalnya, perayaan Syukur atas kebaikan Tuhan, pimpinan dan penyertaan-Nya atau keselamatan dari Tuhan, bukan saja ucapan bibir tetapi harus disertai dengan tindakan, yaitu memberi kepada Tuhan (Im. 7:11-12).
Di dalam Mazmur 50:14 yang dimaksudkan bukan ucapannya tetapi tindakannya. Dalam terjemahan ILT mengatakan bahwa; “Kurbankalah persembahan syukur kepada Elohim, dan bayarlah nazarnya kepada yang Mahatinggi”. Sebagai jawaban Tuhan atas korban syukur itu, Tuhan akan memperhatinya; Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku”. (Mzm. 50:15).

4.    Persembahan Diakonia (Gal. 6:2)
Salah satu dari tiga tugas gereja adalah diakonia (yang lainnya adalah marturia dan koinonia).
Secara harafiah, kata diakonia berarti memberi pertolongan atau pelayanan. Dalam bahasa Ibrani pertolongan, penolong, ezer  (Kej. 2:18, 20; Mzm. 121:1). Tetapi dapat disebut syeret yang artinya melayani. Dan dalam terjemahan bahasa Yunani, kata diakonia disebutkan diakonia (pelayanan), diakonein (melayani), dan diakonos (pelayan).
Pelayanan Diakonia dipandang sebagai ibadah yang murni oleh Yakobus; Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” (Yak. 1:27).
Sesuai dengan arti memberi pertolongan khususnya orang-orang lemah, maka gereja perlu mengambil bagian di dalamnya, selain diperuntukkan untuk memberi pertolongan tetapi juga untuk membangun kebersamaan. Paulus juga berkara: “Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus” (Gal. 6:2).

5.    Persembahan PI/ Misi (Fil. 4:10-19).
Pekerjaan Misi atau penginjilan adalah amanat terbesar dari Tuhan (Mat. 28:18-20), oleh karena itu pekerjaan Misi atau penginjilan membutuhkan bantuan doa dan dana untuk menjangkau jiwa-jiwa bagi Tuhan. Itulah sebabnya mengapa ada persembahan untuk Misi/PI, walaupun Alkitab tidak memberi keterangan secara langsung untuk memberi persembahan untuk misi.
Jemaat di Filipi memberikan teladan bagi gereja masa kini untuk memberi persembahan Misi/Pi. Jemaat Filipi memberi kepada Rasul Paulus yang bekerja sebagai hamba Allah di ladang penginjilan. Rasul Paulus telah menerima segala yang diperlukan dari jemaat di Filipi (Fil. 4:15-18).
Ketika kita tidak memiliki kemampuan untuk pergi seperti jemaat di Filipi, mereka mengirimkan bantuan untuk pelayanan Misi. Kita dapat melakukan seperti apa yang jemaat Filipi lakukan. Maka Rasul Paulus berkata; Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” (Fil. 4:19).

6.    Persembahan Persepuluhan (Mal. 3:6-12).
Bangsa Israel diwajibkan untuk memberikan sepersepuluh dari ternak dan hasil tanah mereka, dan juga sepersepuluh dari penghasilan mereka, sebagai pengakuan bahwa Allah telah memberkati mereka (Im 27:30-32; Bil 18:21,26; Ul 14:22-29).
Memberi persembahan persepuluhan adalah sebuah keharusan, namun banyak orang yang mengabaikannya, telah menyimpang dari ketetapan-ketetapan Tuhan dan mencoba untuk menipu Tuhan dengan pemberian-pemberian yang tidak pantas bagi Tuhan, sehingga mereka tidak memperoleh apa-apa dari Tuhan/ terkutuk (Mal. 3: 6-9).
Supaya Bangsa Israel atau orang-orang percaya kembali diberkati oleh Tuhan, maka mereka harus kembali kepada Tuhan dengan mengikuti ketetapan-ketetapan-Nya dengan memberi persepuluhan dengan benar kepada Tuhan; “(10) Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. (11) Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam. (12) Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.” (Mal. 3:10-12).
Persembahan persepuluhan digunakan untuk biaya operasional Pelayanan di Rumah Allah dan juga untuk hidup para iman. Sekalipun kita sudah memberi persembahan yang lainya, namun persembahan persepuluhan tidak boleh diabaikan. Banyak orang menipu Tuhan, karena tidak mau memberi persepuluhan yang jumlahnya besar, lalu menipu Tuhan dengan memberi persembahan syukur untuk memperkecil nilai yang akan diberikan kepada Tuhan.
Ingatlah Janji Tuhan kepada orang yang memberi persepuluhan dengan benar dalam Mal. 3:10-12 tadi. Karena inilah yang terpenting dalam kualitas keimanan kita kepada-Nya, mau jujur atau menipu Tuhan dengan persembahan yang tidak benar.
Tuhan tidak akan membiarkan orang-orang yang taat memberi persembahan persepuluhan. Alkitab telah mengajarkan bagaimana kita memberi yang benar dan yang disertai dengan iman kepada Tuhan dan janji-janji-Nya (Mzm. 4:6). Berilah persembahan Persepuluhanmu kepada Tuhan dan jangan menahan apa yang menjadi milik Tuhan.


C. CONCLUSION
Memberi korban kepada Tuhan, bukanlah memberi sumbangan seakan-akan Tuhan tidak mampu, memberi korban persembahan kepada Tuhan, karena Ia menghendakinya. Setiap orang Israel diwajibkan untuk memberi, namun bukan dengan paksaan.
Orang yang memberi adalah orang yang memiliki kesadaran bahwa apa yang ia miliki adalah berasal dari Tuhan, dank arena kasih setia-Nya kita memberi sebagai rasa takut dan hormat kita kepada-Nya. Yang penting menjadi perhatian kita adalah memberi dengan cara dan sikap yang benar dan sesuai dengan peruntukan yang tepat, Persembahan Khusus, Buah Sulung, Persembahan Syukur, Persembahan untuk Misi/ PI, persembahan Diakonia dan Persembahan Persepuluhan.

D. APPLICATION
Sebagai umat Tuhan, kita harus sadar bahwa memberi adalah kewajiban kita, sebagai wujud rasa syukur kita atas berkat-berkat yang sudah kita terima dari Tuhan.
Mari Kita memberi korban yang benar kepada Tuhan dan percaya akan janji-janji firman-Nya di dalam Alkitab. Tuhan Memberkati.  
Terima Kasih atas kunjungan dan dukungan anda. TUHAN Yesus memberkati. Semua Artikel dan Renungan yang ada di blog ini, boleh disalin/ dicopy tanpa ijin. Berikan Komentar dengan sopan dan dukung terus untuk kemuliaan nama TUHAN Yesus Juruselamat kita. Salam Dalam Kasih Kristus.

Contact Form

Name

Email *

Message *